Do what he does

2.9K 386 14
                                    

Setelah pertemuan mereka dengan teman baru Jihoon, yang begitu sok kenal, menyebalkan dan sok dekat, si hybrid hamster bernama Soonyoung. Jihoon jadi lebih pendiam, lebih banyak tidak memprotes Seungcheol karena Seungcheol juga hanya diam sejak kejadian itu, dia tidak lagi mencuri pandang pada Jihoon dalam mobil, bahkan tidak menggandeng tangan Jihoon saat masuk ke gedung apartemen.

Bukan apa-apa, dia hanya takut tidak bisa mengontrol dirinya sendiri jika melihat Jihoon dan mengingat hamster itu secara bersamaan.

Jadi Seungcheol terus mendiamkannya sampai otaknya benar-benar melupakan Soonyoung.

Sampai Jihoon membawa nama itu lagi saat matanya hampir terpejam.

"Aku tidak suka dia."

Walaupun Jihoon tidak mengatakannya tapi Seungcheol tahu kemana arah pembicaraan ini.

Bodohnya Seungcheol tidak cukup tega untuk mendiamkan Jihoon juga kali ini. Apalagi dengan tangan Jihoon yang melingkar di pinggangnya. "Siapa?"

"Soonyoung."

Tahan nafas, Cheol. Hembuskan pelan-pelan pada hitungan 1, 2, 3, cukup. Pejamkan mata sebentar lalu kau akan lupa segalanya tentang hamster itu dan apa yang dia lakukan pada Jihoon.

"Kenapa?" Tanyanya yang segera dia sesali, karena gara-gara itu Jihoon menatapnya dan seketika bayangan hamster itu kembali terbesit di pikiran Seungcheol.

"Karena dia hamster." Ujarnya. "Semua kucing tidak suka tikus." Tambahnya kemudian.

"Tapi dia bukan tikus, ji. Dia hamster."

Kenapa juga Seungcheol membelanya? Bukankah lebih baik kalau Jihoon membencinya?

"Mereka tikus dengan lebih banyak bulu dan makanan di pipi mereka." Ujarnya yang membuat Seungcheol gemas.

Dia dekap tubuh Jihoon lebih erat. "Lalu apa yang akan kau lakukan? Memakannya?"

"Itu kanibal namanya." Jawabnya polos. Padahal Seungcheol kan hanya menghardik. Lagipula bukan jawaban sederhana seperti 'ya' atau 'tidak' yang dia mau.

"Lalu?"

"Tidak suka saja." Katanya sambil mengerucutkan bibir dengan lucu, yang lagi-lagi membuat Seungcheol gemas, jadi dia cubit hidung Jihoon, membuatnya mengeong seperti kucing.

"Aku kucing dan dia hamster. Itu alasan yang cukup masuk akal untuk membuatku tidak menyukainya." Ujarnya. "Dan lagi,"

Lalu dengan wajah yang memerah---entah karena kesal hidungnya dicubit atau karena kesal pada hamster yang tidak ada disini, dia menatap Seungcheol.

"Dia mencium ku."

Seketika darah terpompa begitu cepat ke kepala Seungcheol.

Tidak tahu kah Jihoon kalau tidak seharusnya dia mengatakan itu? Itu adalah satu kalimat yang tidak ingin dia ingat. Karena Seungcheol merasa bisa meremukkan apa saja di hadapannya setiap mengingat itu.

"Dan memanggilku Jihoonie."

Astaga. Seungcheol bahkan hampir lupa bagian yang itu. Dan sekarang kepalanya benar-benar ingin meledak.

Seungcheol mengalihkan pandangannya. Sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan Jihoon. Walaupun usapan ekor Jihoon pada lengannya cukup menganggu.

"Cheol.." rengeknya.

Seungcheol masih mencoba mengabaikannya. Dia tidak marah pada Jihoon. Tidak sama sekali. Hanya saja, entahlah, sepertinya tidak baik kalau dia berbicara dengan Jihoon sekarang.

"Lakukan sesuatu, Cheol." Seungcheol menoleh karena tangan Jihoon membawa kepalanya untuk melakukan itu. Dan Seungcheol tahu kenapa keputusan nya untuk tidak menatap Jihoon sangat benar untuk dilakukan.

Bagaimana bisa Seungcheol tahan tidak menciumnya saat Jihoon begitu manis di dekatnya. Bibirnya mengerucut lucu dan sinar matanya berpendar seperti menahan tangis.

"Apa yang harus kulakukan, Ji?" Tanyanya selembut mungkin, tidak ingin membuat sebulir air pun jatuh dari pelupuk matanya.

Seungcheol terkejut saat jari-jari kecil Jihoon membawa tangannya untuk berada di pipinya. Seungcheol mengusap kan ibu jarinya dengan lembut disana, membuat Jihoon memejamkan mata dan bersandar pada sentuhan nya.

Saat netra itu kembali menghujamnya dan bibir kecil itu terbuka untuk mengatakan sesuatu, lagi-lagi hal itu membuat mental Seungcheol serasa diobrak-abrik.

"Lakukan apa yang dia lakukan."

"Apa itu?"

"Jangan membuatku mengatakannya, Cheol." Ujarnya hampir merengek.

Seungcheol tidak bodoh kok, dia hanya memastikan.  Tapi kemudian dia mendekat untuk mengecup lembut puncak kepala Jihoon, seperti ciuman yang selalu dia berikan sebelum hybrid itu tidur.

"Bukan yang itu," katanya setelah Seungcheol mengecupnya. Dia menepuk-nepuk tangan Seungcheol yang masih setia menangkup pipinya. "Yang ini."

Seungcheol hanya menatapnya, mencoba melihat ke matanya lebih dalam, mencari alasan kenapa Jihoon menginginkan semua ini.

Bagaimana kalau dia juga tidak menyukai kecupan nya seperti Soonyoung?

Tapi dia tidak akan menggigit bibir bawahnya dengan tidak sabar seperti itu jika tidak menginginkannya.

Jihoon sudah akan berpaling, kesal karena Seungcheol hanya diam menatap nya. Tapi Seungcheol menahannya, menahan kepalanya agar tidak berpaling kemanapun karena dia ingin mencium pipinya.

Sekali, dua kali, tiga kali, lalu ciuman itu berubah menjadi kecupan bertubi-tubi di seluruh wajah Jihoon. Kecuali bibirnya yang terus saja terkikik geli.

"Sudah..." Katanya disela-sela tawa.

Tapi Seungcheol terus mengecupnya. Seperti memberi stempel kepemilikan wilayah pada muka Jihoon yang memerah.

Lalu saat Seungcheol menarik tubuhnya, dia terengah-engah sendiri. Tidak sadar kalau terlalu bersemangat mengecup Jihoon. Wajahnya memanas karena malu. Malu karena tidak bisa menahan dirinya untuk mengecup Jihoon.

Jihoon tersenyum di bawahnya, senyum menggemaskan yang memperlihatkan kedua dimplenya. Tangannya yang hangat menangkup pipi Seungcheol.

"Sudah, cukup..." ujarnya setengah berbisik.

Lalu yang Seungcheol dengar setelah itu tak lain dan tak bukan adalah detak jantungnya sendiri yang berpacu begitu cepat karena Jihoon mengangkat kepalanya dengan susah payah untuk mengecup pipi Seungcheol.

"Selamat malam, Cheol."

Soonyoung mungkin bisa menjadi yang pertama merasakan lembutnya pipi Jihoon dengan bibirnya. Tapi hamster itu tidak akan pernah bisa merasakan lembutnya bibir Jihoon di kulit nya.

Tidak. Dan tidak akan Seungcheol biarkan.

Kali ini dia pastikan hanya dia yang bisa merasakannya.

"Malam, Ji."

###

A/N :

•duh maap pendek. Cuma mau nerusin yg kemarin. Kasihan babeh gk dpt jatah :v . Nanti klo babeh lari ke aku gimana? Untung aku gk suka laki org.

Company |•Jicheol•|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang