[B] Summer

2.8K 207 114
                                    

Eh ada apa ini? Bonus chapter lagi xixixixi

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Holla!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lama nggak ketemu caper boleh kali ah😁
.
.
.
.
.
.


Awal musim panas Seungcheol dimulai dengan bangun yang terlalu lewat untuk dibilang pagi, namun juga terlalu dini untuk disebut siang. Di bawah sorot cahaya mentereng matahari yang menembus jendela kamarnya Seungcheol menggeliat, meregangkan tubuh sekaligus berniat memeluk Jihoon yang tidak pernah bangun lebih awal darinya.

Namun detik itu juga opini Seungcheol terhina dan terbantahkan mentah-mentah. Seungcheol meraba-raba kasur hanya untuk mengacak-acak seprainya. Jihoon tidak ada di sana untuk dipeluk.

Dalam keadaan biasa mungkin Seungcheol akan mulai panik, beruntung mimpi indah membuat suasana hatinya sehangat mentari pagi ini.

Masih dengan setengah sadar Seungcheol bangkit, memakai kaosnya tadi malam, kaki meraba-raba lantai sampai menemukan sepasang sandal rumahannya, lantas berjalan keluar kamar.

Pemandangan Jihoon yang sedang berbaring tengkurap, bertopang dagu di depan kipas angin di tengah-tengah ruang tv langsung menyapanya.

"Sudah makan?" Seungcheol bertanya sambil lalu ke dapur, mengambil jus jeruk kemasan dari dalam kulkas dan menuangkannya ke dalam gelas, kemudian meneguknya dan mendesah lega.

Jihoon mengangguk tanpa menoleh. Terlalu sibuk memandangi kipas yang meneleng kesana kemari, seolah benda itu lebih menarik daripada acara yang ditayangkan tv di hadapannya.

Sambil membawa segelas jus jeruk Seungcheol berjalan mendekat.

"Selamat pagi," ujarnya kemudian mengecup puncak kepala Jihoon.

"Pagi."

Seungcheol menjatuhkan diri ke atas kursi malas yang menganggur di belakang Jihoon. "Tahu tidak aku mimpi apa?"

Jihoon mengedikan bahu, tanpa dia ketahui Seungcheol tersenyum lebar bak maniak.

"Aku bermimpi kita berlayar di tengah samudra, dengan kapal yang begitu besar dan coba tebak menjadi apa kau di mimpiku kali ini?"

"Jihoon si kadal raksasa?"

Seungcheol tak kuasa menahan tawa. "Tidak, kitten." Dia mencondongkan tubuh hingga kepalanya sejajar dengan Jihoon. Kemudian tanpa menghilangkan cengiran di wajahnya dia berkata, "Aku bermimpi kau menjadi manusia ikan."

Mata Jihoon yang sebelumnya setengah tertutup karena hembusan angin dari kipas sekarang terbelalak penuh antusias lengkap dengan sebuah senyuman di wajah. "Aquaman?"

"Tidak," jawab Seungcheol yang otomatis langsung memudarkan binar antusias pada mata Jihoon. Namun sebelum Jihoon memalingkan muka dengan enggan Seungcheol buru-buru berkata, "sebenarnya, kau menjadi manusia duyung di dalam mimpiku."

Tambah tak karuan ekspresi yang ditunjukkan Jihoon. Hybrid itu rasa-rasanya ingin mencakar-cakar Seungcheol.

Terhina sudah harga diri dan hakekatnya sebagai pemangsa hewan laut. Sifat domestiknya sebagai kucing meraung-raung protes. "Yang benar saja!"

"Hei, kenapa? Semua orang ingin menjadi menusia duyung. Mereka bisa hidup di laut, kau tahu."

Jihoon kembali melayangkan pandangan seolah Seungcheol orang terbodoh yang pernah dia kenal. "Coba bayangkan kau menjadi manusia setengah tumbuhan."

"Kenapa harus manusia setengah tumbuhan?"

"Karena kau memakan mereka setiap hari." Dia biarkan Seungcheol diam dan berpikir. Cukup lama hingga Jihoon kembali berkata. "Sebenarnya berapa banyak Jihoon yang kau temui di dalam mimpimu?"

Company |•Jicheol•|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang