Chapter 1: Bertemu Kembali

5.6K 319 7
                                    

Sebelumnya saya mau ngucapin selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat muslim, smoga puasanya lancar ya!
.
Happy reading.
.
.
"Copet!!!"
.
Terdengar sebuah teriakan melengking dari seorang wanita yang tengah kecopetan. Ia tadi sebenarnya berniat untuk pulang ke rumahnya setelah penat bekerja di salah satu rumah sakit terkenal di Konoha, Konoha Hospital.
.
Ia sudah menunggu lama sebuah bis yang akan mengantarnya pulang, baru saja bis tiba di depannya, sebuah tangan jahil tiba-tiba meraih paksa tas pink-nya dan membawanya lari.
.
Sontak ia berteriak kencang, membuat banyak pasang mata kini beralih menatapnya.
.
"Tolong! Copet!" sambil menunjuk kemana arah lari si pencopet.
.
Beberapa orang yang mungkin masih memiliki rasa tolong-menolong berlari mengejar copet itu.
.
Si wanita itu terlihat sangat gelisah.
.
Mengapa?
.
Jelas saja. Ia baru gajian saat ini dan uang gajiannya itu sekarang malah dicopet. Padahal ia sudah berjanji, kalo semisal dia gajian bulan ini. Dia bakal menyerahkan setengah gajinya itu untuk disumbangkan ke panti asuhan.
.
Ia terus berdoa agar copet itu bisa ditangkap dan uang gajiannya kembali ke tangannya.
.
Si pencopet itu terus berlari, menghindar dari beberapa masa yang mengejarnya. Larinya yang gesit membuat jaraknya agak jauh dari orang-orang yang mengejar.
.
Kesempatan itu tak disia-siakan si pencopet. Ia semakin mempercepat larinya dan membuatnya semakin jauh dari kejaran masa.
.
Ini adalah hal yang lumrah baginya. Ia sudah terbiasa dengan aksi kejar-kejaran seperti ini dan ia selalu berhasil lolos.
.
Dia yang sibuk berlari tanpa memperhatikan sekitar pun bertubrukan dengan seeorang bertubuh tegap di depannya.
.
Iapun segera bangkit dan kembali berlari kala melihat orang yang tadi mengejarnya semakin dekat.
.
"Dia copet! Tangkap dia!" seru salah satu orang yang mengejar copet itu kepada orang yang tadi ditabrak oleh pencopet.
.
Orang bertubuh tegap berbalut setelan jas kantor pun segera mengejar pencopet itu.
.
Mereka terus saling mengejar hingga pada akhirnya pencopet itu pun berhasil ditangkap.
.
Sebelumnya ada perlawanan dari si pencopet. Pencopet ingin memukul si pria yang berhasil menangkapnya, pun segera ditangkis oleh sang pria. Mereka sempat berkelahi dan pemenang dari perkelahian itu adalah sang pria. Banyak orang yang melihat adegan berkelahi mereka.
.
Kerumunan orang-orang tadi yang sebelumnya tak kuasa mengejar pencopet pun menghampiri tempat dimana tadi ada sebuah perkelahian.
.
"Lebih baik bawa dia ke polisi" ucap sang pria, yang bernama Uchiha Sasuke. Putra dari Uchiha Fugaku, pemilik perusahaan Uchiha, salah satu perusahaan terbesar di Jepang.
.
Pria berparas tampan nan tegas itu mengambil tas pink yang tergeletak di aspal jalanan.
.
"Ini milik siapa?"
.
Tiba-tiba seorang perempuan menerobos diantara kerumunan orang sambil berteriak, "itu milikku" diraih segera tasnya.
.
Ia memeriksa barang-barang yang ada di dalam tasnya dan barangnya lengkap semua tak ada yang kurang.
.
Ia bernafas lega.
.
Sedangkan nasib pencopet itu, mungkin dia harus mendekam sementara dalam dinginnya sel penjara. Semua orangpun segera bubar dari tempat yang tadi menjadi tontonan, kembali ke aktivitas mereka semua masing-masing.
.
"Terimakasih ya!" ucap seorang wanita yang memakai hijab berwarna hijau itu pada Sasuke.
.
Sasuke sepertinya tak asing lagi dengan wanita dihadapannya ini. Ia seperti pernah mengenalnya. Tapi dimana?
.
Oh!!
.
Dia baru ingat. Mata itu mirip sekali dengan orang yang disukainya dulu. Teman SMA-nya yang selalu ceria, baik dan menularkan tawa kepada semua orang. Tapi, apa benar ini dia?
.
Sasuke masih meragukannya. Karena orang yang disukainya dulu selalu menampakkan rambut berwarna pinknya kemana-mana. Apa memang ini dia orangnya?
.
Dari pada rasa penasaran terus menghantuinya, ia pun segera memastikan.
.
"Kau Sakura?"
.
Wanita yang berumur 26 tahun itu menoleh pada Sasuke.
.
"Kau tau namaku? Apa kita pernah kenal?"
.
"Jadi benar ini kau?!" Sasuke tak percaya.
.
"Hmm??" masih bingung.
.
"Aku Sasuke, Uchiha Sasuke. Teman SMA-mu. Kau lupa?" ucap Sasuke.
.
Tampaknya gadis bernama Sakura ini tengah mengingat-ngingat.
.
"Oh! Sasuke!" serunya.
.
"Kau sudah kembali? Maaf ya aku lupa. Habisnya wajahmu tambah dewasa sih, " ucap Sakura sedikit tak enak pada Sasuke. Ia juga takut kalo nanti dianggap sombong karena lupa teman. Ia kan tak bermaksud begitu. Dia benar-benar lupa. Sungguh.
.
"Tak apa" maklum Sasuke.
.
"Udah lama ya kita gak ketemu. Ngobrol dulu, yuk!" jeda sejenak, Sakura sedang mencari-cari sebuah tempat untuk dia dan Sasuke berbicara. "Ah! Bagaimana sambil ngobrol kita ngopi dulu?"
.
"Baik"
.
Mereka pun menghampiri sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari tempat mereka tadi berpijak. Disinilah mereka. Disebuah kafe yang menyediakan beberapa minuman seperti kopi dan jus serta menjual berbagai macam kue dengan rasa yang berbeda-beda
.
Mereka telah memesan makanan sebelum memulai perbincangannya.
.
"Jadi, kapan kau kembali ke Konoha?" tanya Sakura yang memulai pembicaraannya.
.
"Hmm.. Baru 2 bulan yang lalu" jawab Sasuke santai.
.
"Bagaimana di inggris?"
.
"Yahh.. Gitu" jawab ambigu Sasuke.
.
"Gitu gimana?!" Sakura merasa tak puas dengan jawaban yang diberikan Sasuke padanya.
.
"Yahh.. Seperti hari-hari biasa di Jepang. Bangun tidur, mandi, makan,  kuliah dan kadang aku juga mengurus perusahaan ayahku yang ada disana" jawab Sasuke.
.
"Kau kerja?"
.
"Hn"
.
Tiba-tiba sebuah seringai muncul diwajah Sakura, yang tidak Sasuke sadari.
.
"Bagaimana perempuannya?"
.
Sasuke mengernyitkan alis saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Sakura.
.
"Cantik?"
.
Sepertinya Sasuke mulai menyadari arah pembicaraan Sakura ini.
.
"Lumayan"
.
"Ada yang kau sukai?"
.
Tuh, kan. Entah kenapa Sasuke merasa kesal sendiri. Kenapa coba Sakura menanyakan hal itu? Apa dia tak tau kalau perempuan yang disukainya ada di depan matanya saat ini?
.
"Tidak" jawabnya singkat.
.
"Masa?"
.
"Hn"
.
"Gak percaya" ragu Sakura.
.
"Terserah"
.
Sakura mengerucutkan bibirnya, mendengar nada bicara Sasuke yang ketus itu.
.
"Kau masih menyebalkan rupanya. Wajahnya saja yang dewasa tapi sifatnya tetap" gumam Sakura.
.
Tiba-tiba pelayan kafe datang membawa pesanan mereka.
.
"Terima kasih" ucap Sakura sambil tersenyum kepada pelayan.
.
Pelayan itupun membalas senyuman Sakura,  kemudian beranjak pergi menuju meja lain untuk mencatat pesanan pembeli yang baru datang.
.
"Kau tau-"
.
"Tidak" ucap Sasuke memotong ucapan Sakura. Sakura makin kesal saja dibuatnya.
.
"Aku belum ngomong!" protes Sakura kesal.
.
"Aku ini seorang dokter loh" ucap Sakura bangga.
.
"Aku bekerja di Konoha Hospital" lanjutnya.
.
"Kupikir kamu ingin menjadi desaigner"
.
"Itukan Ino. Aku pengen jadi dokter. Karena aku pengen jadi orang yang berjasa buat orang lain. Aku suka menolong orang yang kesusahan,"
.
"Kau sendiri sekarang bekerja di perusahaan ayahmu?" tanya Sakura pada Sasuke sambil melihat pakaian Sasuke yang seperti orang kantoran.
.
"Hn"
.
Hening. Tak ada lagi perbincangan diantara mereka. Mereka sibuk dengan kue dan minuman yang mereka pesan.
.
Hingga akhirnya Sasuke yang memecahkan keheningan itu.
.
"Sakura" panggilnya.
.
"Hm?" Sakura menatap Sasuke dengan sebelah alisnya mengangkat ke atas.
.
"Kenapa kau memakai kain penutup kepala?"
.
Entah salah atau ada yang lucu, Sakura tiba-tiba tertawa. Sasuke mengangkat sebelah alisnya bingung.
.
"Kenapa tertawa?"
.
"Kau lucu. Ini itu namanya hijab. Bisa juga disebut jilbab atau kerudung bukan kain penutup kepala, " jawab Sakura sambil sesekali tertawa.
.
"Hn" Sasuke sedikit kesal dengan Sakura yang menertawakannya, ia juga sedikit malu sebenarnya. Sasuke yang dulu SMA-nya seorang juara kelas dan pengetahuannya luas kini ditertawakan hanya karena tak tahu nama sebuah benda.
.
"Aku memakai hijab karena ini memang sudah peraturan di agamaku. Seorang perempuan muslimah diharuskan menutup auratnya dari ujung kepala sampai ujung kaki kecuali tangan dan muka" jelas Sakura.
.
Sasuke sedikit tak mengerti apa yang diucapkan Sakura. Aurat. Apa itu? Ia ingin bertanya tapi egonya menolak. Ia takut nanti dia akan di tertawakan Sakura lagi.
.
Sakura yang menyadari raut muka kebingungan Sasuke pun berkata, "Aurat itu adalah bagian tubuh manusia yang harus ditutupi. Selain aturan, menutup aurat itu juga ada manfaatnya, terhindar dari tindak kejahatan seperti pemerkosaan. Jika perempuan dari ujung kepala sampai kaki, laki-laki dari atas pusar sampai bawah lutut" terang Sakura panjang lebar.
.
Sasuke hanya manggut-manggut.
.
Sakura adalah gadis islam satu-satunya yang bisa masuk ke KHS. KHS dulu adalah salah satu sekolah terkenal di Konoha. Banyak anak dari orang kaya yang bersekolah disana. Sakura bersekolah disana adalah suatu keberuntungan. Dia berasal dari keluarga sederhana. Dia tidak kaya tapi juga tidak miskin. Dia bisa masuk di KHS karena dapat beasiswa.
.
Awal pertama masuk dia selalu mendapatkan diskriminasi dari teman yang lain karena agamanya yang berbeda. Tapi seiring berjalan waktu dia akhirnya memiliki teman, karena dia memiliki kepribadian yang asik. Tak jarang banyak yang suka mengobrol dengannya.
.
"Ehm..."
.
"Apa kau tak malu?"
.
Ucapan yang terlontar dari mulut Sasuke membuat Sakura langsung menoleh padanya, meminta penjelasan dari pertayaan Sasuke barusan.
.
"M-maksudku.. begini. Bukankah islam adalah agama minoritas di Jepang? Sekitar 70.000 sampai 120.000 orang di jepang beragama islam. Orang yang mengenakan hijab sepertimu pasti terlihat asing. Apalagi Konoha adalah sebuah kota kecil di Jepang. Kau yakin dengan keputusanmu itu?" jelas dan tanya Sasuke.
.
Sakura menghela nafasnya. Kemudian ia tersenyum sebelum menanggapi ucapan Sasuke.
.
"Berhijab sudah menjadi keputusanku. Awalnya aku memang ragu dan mungkin juga sedikit malu. Tapi behijab adalah salah satu kewajibanku untuk menjadi wanita muslimah yang sholehah," jeda sejenak.
.
"Niatku ini bahkan sudah terpikirkan  sebelum aku menginjak bangku SMA. Tapi, aku belum memantapkan diri. Aku takut kalo semisal sudah berhijab aku bakalan lepas lagi nanti. Masa-masa remajakan masa-masa labil" katanya panjang lebar.
.
"Hn" Sasuke menyimak semua penjelasan dari Sakura.
.
"Keputusanku ini sudah aku pikirkan matang-matang kok. Daripada aku tunda terus. Aku tidak mau jika semisal aku mati tiba-tiba dan pada waktu itu aku belum berhijab."
.
"Memang kenapa kalo tidak berhijab? Ada hukuman?"
.
"Hm. Masuk neraka." ujar Sakura.
.
"Bagaimana tanggapan keluargamu? Apa ini juga keinginan mereka?" tanya Sasuke, mengingat ayah Sakura adalah seorang imam besar di Jepang.
.
"Keluargaku awalnya sih kaget melihat penampilanku seperti ini. Aku memang tidak memberitahu keputusanku awal-awal. Mereka juga sempat menanyakan kesiapanku untuk berhijab dan aku bilang aku siap meski nanti ada banyak gangguan. Tapi, mereka bangga dan senang melihatku seperti ini. Orang disekitarku juga pangling padaku" ucapnya.
.
"Aku juga sempat pangling sebenarnya" ujar Sasuke dengan nada datarnya.
.
Sakura hanya tertawa kecil menanggapinya.
.
Mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol tentang masa SMA-NYA dulu. Mulai dari hal konyol yang disebabkan sohib Sasuke bernama Naruto, Sakura yang pernah bertengkar dengan Karin, foto masa kecil Sasuke yang pernah dipajang dimading oleh Naruto hingga masa perpisahan yang menyedihkan.
.
Dan tiba waktunya untuk Sakura pulang. Sasuke berniat mengantarkan Sakura ke rumahnya. Tapi, Sakura menolak. Katanya sih dia naik bis aja lagipula dia juga tidak mau jika harus berduaan dengan Sasuke di dalam mobil. Bukan mukhrim katanya.
.
Sasuke yang tak tau kata mukhrim pun harus dijelaskan lagi oleh Sakura. Iapun akhirnya mengerti.
.
Huhhff.. Kesempatan emas yang ditunggu-tunggu Sasuke musnah sudah dari khayalannya. Tapi, tak semua mengecewakan, karena sebelum Sakura pergi, dia sempat meminta nomor telpon Sakura. Ia mungkin bisa jadi dekat dengan gadis yang sudah lama dia sukai itu dengan bertukar kabar lewat alat elektronik bernama handphone.
.
Tbc.
.

My ReligionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang