Chapter 16

1.2K 124 5
                                    

Happy Reading.
.
Disebuah ruangan yang gelap terdapat dua orang yang tengah bercakap-cakap disana.
.
"Kau kubayar untuk menyelidiki mereka. Kau harus mengikuti kemanapun mereka pergi. Terutama yang pria ini. Kau harus mendapatkan infonya secepat mungkin!" kata seorang wanita kepada pria di hadapannya.
.
"Baiklah. Karin-sama"
.
***
.
Saat ini Sasuke, Sakura juga Konohamaru tengah berada di sebuah restoran mahal yang ada di Konoha. Restoran milik ayah dari sahabatnya, Sai. Mereka akan buka puasa disini. Sasuke yang mengajaknya. Sakura dan Konohamaru tentu terkejut Sasuke akan mengajaknya ke restoran ini. Tak usah khawatir tentang halal atau tidaknya makanan disini. Karena restoran disini telah menyediakan makanan halal untuk muslim sejak satu bulan yang lalu.
.
"Wahh... serius kita makan disini? Makanan disini kan mahal-mahal. Sasuke-nii kan yang meneraktir?" tanya Konohamaru.
.
"Hn,"
.
"Tak seharusnya kau repot-repot gini, Sasuke. Kan masih ada restoran lain yang lebih murah," ucap Sakura sedikit tak enak.
.
"Tak apa. Tak masalah kok. Sebagai perayaan puasaku yang kini menginjak sepuluh hari,"
.
"Seharusnya kita yang menraktir bukan kau,"
.
"Hn. Kalian boleh pesan makan sepuasnya,"
.
"Serius?" ucap Konohamaru.
.
"Hn,"
.
Merekapun akhirnya memesan makanan pada pelayan. Konohamaru memesan banyak sekali makanan, membuat Sakura geleng-geleng kepala. Beberapa menit berlalu, hingga makanan mereka sudah siap diantarkan.
.
Hingga waktu maghrib tiba. Mereka segera menyantap mereka masing-masing.
.
"Kau yakin bisa menghabiskan makanan sebanyak itu?" tanya Sakura.
.
"Hm," Konohamaru mengangguk mantap.
.
Beberapa menit berselang hingga mereka akhirnya selesai makan.
.
"Aku kenyang...gak kuat makan lagi..," kata Konohamaru sambil memegang perutnya yang mulai agak membuncit. Beberapa makanan tersisa dihadapan Konohamaru. Ia rupanya tak kuat lagi untuk menyantap makanan dihadapannya itu.
.
"Kan sudah aku bilang, Konohamaru. Kau pasti takkan kuat menghabiskan makanan sebanyak itu," ucap Sakura.
.
"Benar, Konohamaru. Bukalah dengan secukupnya. Jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tak suka dengan orang yang berlebih-lebihan," kata Sasuke.
.
Konohamarupun menunduk menyesal. Karena dia menuruti hawa nafsunya yang sementara. Demi ingin memakan makanan mahal, dia ingin memakan semua makanan enak yang ada disini.
.
"Maaf," sesal Konohamaru.
.
"Trus.. siapa yang ngabisin ini? Mubadzir kalau gini,"
.
Konohamaru hanya diam mendengar perkataan Sakura. "Lain kali jangan seperti ini lagi,lho." Konohamaru mengangguk.
.
"Sasuke?" sapa seseorang dari jauh.
.
Sasuke yang mendengar namanya dipanggilpun menoleh. Sai dan Naruto tengah menghampirinya.
.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Sai.
.
"Kau bersama Sakura. Bocah itu siapa?" kini Naruto yang bertanya.
.
Mereka ikut gabung duduk bersama Sasuke, Sakura dan Konohamaru.
.
"Aku disini untuk buka puasa. Ini Konohamaru. Dia cucu dari guru sholatku. Hiruzen-sama masih ingatkan, Dobe?" jawab Sasuke sekaligus.
.
Naruto ber'oh'ria sedangkan Sai melotot.
.
"Buka puasa? Guru sholat? Apa maksudnya?" tanya Sai kebingungan. Dia memang belum tau info tentang Sasuke yang masuk islam karena Sasuke sendiri yang meminta Naruto untuk menyembunyikan hal ini dulu dari siapapun. Tapi, nasi sudah terlanjur jadi bubur. Sai sudah disini dan mendengar jawabannya tadi. Daripada Sai makin penasaran.
.
"Aku masuk islam Sai," jawaban Sasuke sontak makin membuat Sai melebarkan matanya.
.
"Sudah dari dulu. Aku tak memberitahumu karena aku masih belum ingin ada orang yang tau. Hanya beberapa saja yang tau,"
.
"Keluargamu?"
.
"Aku belum memberitahunya. Aku harap kau bisa menyembunyikan ini terlebih dahulu dari siapapun. Aku ingin memberitahu keluargaku dulu, tapi menunggu waktu yang tepat,"
.
***
.
"Jadi, apa yang kau dapat dari hari ini?" tanya Karin yang kini berada di rumahnya.
.
Orang suruhan Karin menyerahkan sebuah ponsel ke arah Karin. Orang itu menyalakan rekaman dari ponsel itu. Terdengarlah suara seorang pria dari rekaman itu. Karin sempat terkejut mendengar suara rekaman.
.
Detik berikutnya dia menyeringai. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Rencana apa yang akan dia buat kali ini?Tapi, yang pasti itu adalah rencana licik yang akan menguntungkannya.
.
***
.
Karin kini berada disebuah kafe, menunggu seseorang. Orang yang akan membuat dirinya berada di atas kemenangan.
.
Hingga tibalah orang itu menuju meja Karin berada.
.
"Karin?"
.
"Eh, Madara-jii" ucap Karin.
.
"Apa kau menunggu lama?" tanya Madara yang merupakan kakek dari Sasuke.
.
Karin menggeleng.
.
"Anda mau pesan apa?" tanyanya setelah dia memanggil pelayan.
.
"Hmm.. ini saja" Madara menunjuk minuman yang ada dibuku pesanan.
.
Pelayan itupun pergi segera mempersiapkan makanan dan minunan yang tadi dipesan.
.
"Jadi, ada apa kau menyuruhku kemari?" tanya Madara.
.
"Jii-san memang bukan orang suka berbasa-basi ya?" ucao Karin lalu mengeluarkan sebuah ponsel ke hadapan Madara.
.
Madara sempat bingung dengan apa yang akan dilakukan cucu dari sahabatnya, Jiraiya itu.
.
Karin pun menyalakan suara rekaman di ponselnya.
.
"Aku masuk islam Sai,"
.
"Sudah dari dulu. Aku tak memberitahumu karena aku masih belum ingin ada orang yang tau. Hanya beberapa saja yang tau"
.
"Keluargamu?"
.
"Aku belum memberitahunya. Aku harap kau bisa menyembunyikan ini terlebih dahulu dari siapapun..."
.
"Jii-san taukan, siapa pemilik suara itu? Itu adalah cucu jii-san. Uchiha Sasuke." ucap Karin
.
Setelah itu tubuh Madara menegang. Matanya lebar. Ia tak percaya cucunya akan berbuat seperti itu dan itu tanpa sepengetahuan keluarganya. Cucu kesayangannya, cucu yang ia bangga-banggakan berbuat hal yang tak pernah ia bayangkan. Dia keluar dari agama yang sejak ia lahir sudah dipeluknya. Agama yang dari dulu cucunya pelajari. Memang akhir-akhir ini ia tak pernah melihat cucunya beribadah ke gereja. Ia pikir karena pekerjaan yang menumpuk, cucunya jadi sibuk. Ternyata ada alasan lain. Dan alasan itu adalah karena cucunya telah masuk islam.
.
Sungguh Madara sangat kecewa. Ia sangat marah dan kesal. Cucunya berbuat hal yang akan merusak harga dirinya sebagai pendeta terkenal. Ia tak terima cucunya bertingkah seenaknya. Ia tak terima cucunya akan merusak citranya.
.
"Dan Jii-san tau? Sasuke melakukan ini, itu karena gadis bernama Sakura. Haruno Sakura," dengan menekankan nama 'Haruno Sakura'.
.
"Maksudmu dia anak dari Haruno Kizashi, dan kakeknya itu pernah membangun sebuah masjid di Konoha itukan?"
.
"Hmm...ya"
.
Madara menggertakkan bibirnya serta mengepalkan tangannya. Gara-gara dia Sasuke jadi seperti ini. Hanya karena seorang gadis yang ia sukai, dia rela meninggalkan agama lamanya.
.
"Jii-san, aku punya ide untuk membantumu membuat Sasuke kembali memeluk agamanya yang dulu," ucap Karin dengan seringainya.
.
Madara tampak menautkan alisnya, "apa?"
.
"Kau harus memisahkan Sasuke dengan Sakura,"
.
"Bagaimana caranya?" tanya Hiruzen
.
"Caranya kau harus menjodohkanku dengan Sasuke, karena aku juga mencintainya."
.
tbc
.

My ReligionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang