Chapter 23: Ingatan Kembali

1.9K 160 1
                                    

Happy Reading.
.
"Aku dimana?" Sasuke yang baru sadar sambil memegangi kepalanya yang masih lumayan pusing.
.
Dia sekarang berada di rumah sakit. Karin yang membawanya kemari.
.
"Sasuke akhirnya kau sadar!" Karin menangis sambil memeluk Sasuke. Daritadi, ia mencemaskan Sasuke. Takut kenapa-kenapa.
.
Sasuke tampak mengernyitkan alisnya lalu mencoba menjauhkan Karin dari tubuhnya.
.
"Apa-apaan kau ini?" tanya Sasuke.
.
Karin terkejut dengan sikap kasar Sasuke padanya.
.
"Sas, aku ini Karin tunanganmu" ucap Karin.
.
"Ha?? Jangan mimpi, deh! Aku itu mau nikah sama Sakura!" kata yang terlontar keluar dari mulut Sasuke sungguh membuat Karin sangat terkejut.
.
"Ini dirumah sakit ya? Ada apa denganku?" tanya Sasuke sambil melihat sekeliling ruangan yang dindingnya bercat putih dan tentunya ruangan itu dipenuhi bau obat-obatan.
.
Sasuke menatap bingung Karin yang tak menjawab-jawab pertanyaannya. Karin rupanya masih dalam keterkejutannya.
.
Tiba-tiba seorang dokter beramput hitam pendek memasuki ruangan.
.
"Oh, rupanya kau sudah sadar"
.
"Kenapa aku disini dok?" tanya Sasuke.
.
"Kata dia kau tadi pingsan di jalan," jawab dokter yang bernama Sizune menunjuk Karin.
.
"Apa kepalamu masih terasa sakit?" tanya dokter itu.
.
"Sudah mendingan. Apa yang terjadi padaku selama ini?"
.
"Ingatanmu sudah pulih?"
.
"Ingatan apa? aku baik-baik saja,"
.
"Iya. selama ini kau hilang ingatan. Dan pacarmu inilah yang selalu menjaga dirimu. Kudengar kau akan segera bertunangan, iyakan?" perkataan yang keluar dari mulut dokter itu membuat Sasuke langsung menatap Karin dengan tatapan matanya yang tajam.
.
Karin hanya menunduk takut.
.
Sasuke langsung bangkit dari ranjang.
.
"Sasuke," panggil Karin tapi tak diindahkan oleh si pemilik nama.
.
Saat Sasuke sampai di depan pintu ia dirawat ia berpapasan dengan keluarganya yang sepertinya baru datang.
.
Ibu Sasuke yang hendak memeluk Sasuke, tidak jadi. Sebab Sasuke langsung menolaknya dengan mengangkat telapak tangan kanannya ke hadapan Mikoto. Terpancar dari wajahnya jika Sasuke sepertinya sedang marah. Alisnya tertekuk kebawah dan juga bibirnya melengkung ke arah bawah.
.
Keluarga Uchiha yang ada disana terheran-heran dengan sikap Sasuke.
.
"Kalian benar-benar licik ya?" ucap Sasuke membuat semuanya makin bingung.
.
"Ada apa denganmu Sasuke?" tanya Fugaku.
.
Sasuke tak menjawab dan hanya tersenyum kecut.
.
Munculah Karin dibelakang Sasuke dengan wajah yang masih tertunduk.
.
"Karin?"
.
Karin menghampiri Madara dan berkata, "Dia sudah sembuh. Ingatannya kembali" ucap Karin membuat semua keluarga Uchiha terkejut.
.
"Kalian tega ya membohongiku saat aku amnesia. Dan kalian bahkan merencanakan pertunanganku dengan dia!" sambil menunjuk Karin.
.
"Padahal aku dan Sakura akan menikah. Aku tak percaya kalian melakukan ini padaku. Itachi katamu kau sayang pada adikmu tapi kenapa kau ikut-ikutan? dan kaa-san, kenapa kaa-san mendukung ulah jii-san? Aku yakin ini semua ulah jii-san. Jii-san memang egois!!" setelah itu Sasuke berlalu pergi meninggalkan keluarganya dan Karin yang masih disana.
.
***
.
Sakura yang berada di depan rumahnya terkejut dengan kehadiran sosok yang dia rindukan. Sasuke.
.
Tapi, ia tak yakin yang di depannya benar Sasuke atau tidak, apa mungkin cuma bayangannya karena saking kangennya? Sakura mengucek matanya berharap itu cuma bayangannya, saat dia liat lagi sosok itu tetap berada disana. Mungkin mimpi? Sakurapun mencubit lengannya. Dan ternyata sakit. Bukan mimpi toh?
.
Terus untuk apa Sasuke kemari? Bukankah Sasuke seharusnya bersama keluarganya? Berbagai pertanyaan muncul dikepalanya. Tapi, ia enggan untuk bertanya.
.
"Sakura,"
.
Sakura terkejut, Sasuke apa sudah ingat dengannya? Kok tau namanya?
.
"Aku sudah ingat," Seolah mengerti arti dari keterkejutan Sakura.
.
Mata Sakura melebar, senyumnya mengembang jelas tentu ia senang. Akhirnya Sasuke mengenali dirinya.
.
"Saat aku amnesia, kau pasti tau kalau aku dan Karin akan bertunangan, kan? Jii-sanku pasti yang merencanakannya. Kenapa kau tak mau menentang jii-sanku? Padahal waktu itu sebentar lagi kita akan menikah. Pernikahan kita jadi gagal, kan. Aku yakin jii-san pasti menghasutmu untuk menjauhiku, kan?"
.
Sakura menunduk, tak menjawab pertanyaan dari Sasuke.
.
"Sakura jawab aku iya,kan?" ucap Sasuke dengan tatapan dan nada menuntut.
.
Sakurapun akhirnya mengangguk.
.
"Sasuke, aku hanya ingin kau bersama dengan keluargamu. Keluarga yang dari kecil selalu bersamamu. Bukannya aku. Aku baru masuk di kehidupanmu saat SMA. Aku tak mau kau kehilangan keluargamu,"
.
Sasuke menghela nafasnya.
.
"Suatu saat seorang anak akan bertumbuh besar, Sakura. Gak selamanya aku akan terus bersama orangtuaku. Aku harus bisa jadi orang mandiri, untuk keluarga baruku nanti," kata Sasuke.
.
"Maaf," ucap Sakura tertunduk.
.
"Kau tak perlu minta maaf. Aku hanya ingin suatu saat jika kita mengalami hal ini lagi, aku berharap kau akan memperjuangkanku. Seperti aku yang selalu memperjuangkanmu"
.
***
.
Karin saat ini pulang dengan rasa marah. Kenapa Sasuke pake inget segala, sih? Kan pertunangannya jadi batal. Hidup itu emang gak pernah berpihak padanya.
.
Karin berjalan menghampiri rumahnya dengan wajah cemberutnya sambil menghentak-hentakkan keras kakinya. Mungkin setelah ini dia akan pergi ke kamarnya. Untuk apa? Jelas dia mau nangis, merengek-rengek di dalam sana.
.
"Kushina, dengarkan aku"
.
Sayup-sayup saat ia melewati kamar orangtuanya, dia mendengar suara Minato.
.
Ia cuma penasaran apa sih yang diobralin ayahnya itu kok dari nada suara serus banget. Iapun menempelkan telinganya ke pintu kamar orangtuanya yang tertutup rapat.
.
"Untuk apa dia tunangan segala dengan anaknya Fugaku? Aku gak terima! Ingat ya! Dia itu bukan anakku. Karin bukan anak kandungku" Kushina memang tak terima bila Karin dengan Sasuke. Alasannya? Itu karena Karin itu siapa. Dia bukan anaknya. Itukan sama aja dia bohongin keluarga Uchiha. Jika mereka tau, mereka akan marah.
.
'Brak'
.
Karin mendobrak pintu kamar orangtuanya dengan keras. Tampak air matanya merembes ke pipi Karin.
.
"Jadi, benar aku bukan anak kalian?"
.
"Karin?" Minato dan Kushina terkejut melihat kehadiran Karin.
.
"Asal kaa-san tau. Pertunanganku dengan Sasuke gagal. Apa kaa-san senang hiks... Jadi, aku tau sekarang kenapa kalian tak pernah menyayangiku. Itu karena aku bukan hikss.. anak kalian. Lalu, aku anak siapa? Apa aku anak pungut? Dunia itu emang gak pernah adil padaku. Bahagiapun enggan datang menghampiriku. Emang salahku apa? hiks..hiks.." perlahan tapi pasti air mata Karin meluncur jatuh ke lantai kamar MinaKushi.
.
"Dengar ya? Salahmu itu lahir ke dunia ini. Kau ingin tau dimana ibumu sekarang? Dia sudah mati. Dan mungkin sekarang sudah berada di Neraka."
.
"Kushina jaga ucapanmu!" bentak Minato tapi tak dipedulikan sang istri.
.
Karin terkejut mendengar kenyataan bahwa ibunya tlah mati.
.
"Jadi, aku tak memiliki orangtua?!" Iapun berlari keluar rumah. Minato yang melihatnya langsung mengejar anaknya itu. Sedangkan Kushina hanya diam dan tak peduli pada Karin.
.
Karin terus berlari menembus kota Konoha yang sedang dilanda hujan. Dia tak peduli meskipun hujan dan sudah malam. Yang ingin dia lakukan hanya berlari dan terus berlari entah kemana kakinya akan membawanya dia pergi.
.
Minato tetap mengejar Karin. Karin itu memang bukan anak Kushina tapi, dia masih anaknya. Dan Karin salah mengerti. Dia menganggap bahwa dia tak punya siapa-siapa lagi. Padahal masih ada dirinya yang merupakan ayah kandug dari Karin. Ia harus menjelaskan ini semua ke Karin.
.
Karin tetap berlari sampai-sampai dia tak melihat bahwa akan ada sebuah truk berjalan ke arahnya. Truk itu kian melaju. Karin sempat terkejut tapi tak sempat untuk menghindari tabrakan truk itu.
.
"Kyaaaa!!!!.."
.
Minato yang melihatnyapun terkejut juga.
.
'Bruk'
.
"Kaaarriinnn!!!!"
.
***
.
"Cih, sialan! Ingatan Sasuke kembali!" Madara mengumpat di dalam kamarya. Ia masih kesal rupanya dengan perlakuan Sasuke yang tadi.
.
"Seharusnya dia mati dan tak hidup lagi. Entah kenapa sepertinya dewi fortuna selalu berpihak padanya," Madara meninju dinding kamar miliknya.
.
"Padahal aku sudah mencelakakannya waktu itu. Aku sudah menabraknya. Tapi, kenapa dia tak mati?!!"
.
"Tou-san?"
.
Madara terkejut mendengar suara seseorang yang tiba-tiba itu.
.
Fugaku, anak Madara tengah berdiri di depan pintu sambil menatap tak percaya ayahnya. Rupanya ia terkejut dengan pernyataan yang terlontar dari mulut ayahnya. Makanya ayahnya itu menolak untuk kasus kecelakaan Sasuke waktu itu diselidiki. Ia kan ingin mencari orang yang menabrak Sasuke itu. Ia ingin orang itu dipenjara. Dan ternyata orang itu alias si penabrak adalah ayahnya sendiri.
.
"Fugaku? Aku-..."
.
"Jadi, yang mencelakakan putraku itu tou-san?!" Fugaku sambil melangkah masuk mendekati ayahnya.
.
"Aku akan menyerahkan kasus ini pada polisi, agar tou-san dipenjara" kata Fugaku dengan tegas.
.
Madara panik sendiri, dia tak mau dipenjara. Bagaimana dengan ucapan orang lain nanti. Mereka akan berbicara, 'Kau tau si pendeta yang terkenal bernama Madara itu dijebloskan ke penjara oleh anaknya sendiri, karena Madara berniat membunuh anaknya,' . Dia tak mau itu terjadi.
.
"Fugaku, jangan kau lapor pada polisi ya! Aku ini tou-sanmu, apa kau tega tou-sanmu yang tua ini masuk ke dalam penjara?" Madara memohon pada anaknya. Ini adalah hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Tapi, ini demi nasibnya. Jika, Fugaku tak memenjarakannya, ia mana sudi memohon pada anaknya sendiri.
.
"Tega tou-san bilang?! Bagaimana dengan tou-san?! Tou-san tlah mencoba untuk membunuh anakku, cucu tou-san sendiri!" saking kesal pada ayahnya Fugaku sampai membentak ayahnya sendiri.
.
"Aku tau tou-san sangat kecewa pada Sasuke. Tapi, dia itu keturunanmu tou-san. Dia memiliki hubungan darah denganmu!! Aku juga kecewa dengan Sasuke. Tapi, tak sampai kepikiran untuk memusnahkan anakku sendiri. Aku tau tou-san melakukan ini karena harga diri tou-san kan? Kau adalah orang terkejam yang pernah kutemui. Kau lebih mementingkan harga dirimu sebagai pendeta yang terkenal itu!!!"
.
"Kau dengar tou-san, aku akan tetap melaporkan ini pada polisi!!"
.
tbc
.

My ReligionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang