Happy Reading.
.
Hari ini Sasuke dan Gaara telah berada di bengkel. Seperti apa yang telah dijanjikan Gaara sebelumnya, Gaara akan membantu Sasuke untuk diterima disini.
.
"Gaara? Ada apa kau kemari?" kata seorang pria yang mengampiri mereka.
.
"Sora?" ucap Gaara kepada pria tadi yang ternyata bernama Sora lalu berjabat tangan ala pria dengan Sora.
.
"Eh! Ini katamu kau butuh pegawai baru, kan?" tanya Gaara. Sora mengangguk.
.
"Ini Sasuke. Dia temenku. Dia cukup mengerti tentang mesin dan dia sangat membutuhkan pekerjaan ini," Gaara memperkenalkan Sasuke.
.
"Sasuke," Sasuke mengulurkan tangannya ke hadapan Sora dan disambut baik pula dengan Sora, "Sora,"
.
"Jadi?"
.
"Baiklah, kau kuterima. Karena aku percaya dengan apa yang panda merah ini katakan tentangmu," Sora sambil meninju pelan bahu Gaara.
.
Gaarapun tertawa.
.
***
.
Beberapa hari telah dilewati Sasuke. Tapi, ia masih enjoy dengan kehidupannya yang sekarang ini. Ia malah senang bisa hidup mandiri tanpa kemewahan dari keluarganya. Ia menikmati ini semua. Karena ia yakin dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.
.
Dia sekarang tengah berada di bengkel. Tentu ia bekerja disana. Dia sedang mengganti ban sepeda motor yang bocor. Hingga beberapa menit berselang iapun telah menyelesaikan pekerjaannya.
.
"Terima kasih ya," kata pemilik motor sambil meyerahkan dualembar uang kertas ke Sasuke.
.
Tak selang berapa lama, tiba-tiba sebuah mobil datang ke bengkel itu. Sasuke yang melihatnya nampak melebarkan kedua matanya. Ia sangat kenal dengan mobil ini. Mobil sport berwarna orange ini.
.
Seseorang keluar dari mobil itu. Orang itu juga melebarkan kedua matanya melihat sosok Sasuke yang kini menjadi montir.
.
"Teme?"
.
"Dobe?"
.
Hingga beberapa detik berlalu mereka sadar dari keterkejutannya.
.
"Apa yang kau lakukan disini, teme?" Naruto melihat pakaian Sasuke yang penuh dengan oli.
.
"Untuk apa kau peduli?" ketus Sasuke, membuat Naruto mengernyit heran.
.
"Justru aku peduli. Aku kan sahabatmu," ujar Naruto.
.
"Sahabat?" sambil tersenyum kecut.
.
"Mana ada sahabat yang ingkar janji? Sahabat yang gak bisa jaga rahasia sahabatnya sendiri?" kata Sasuke makin membuat Naruto tak mengerti.
.
"Apa maksudmu?"
.
"Ck. Kau menceritakan rahasiaku ke adikmu itu, kan? Kau bilang kalau aku sudah pindah agama ke Karin. Ulahmu itumembuat Karin membocorkannya ke jii-sanku. Jii-sanku mengusirku. Padahalkan aku sudah bilang aku akan menceritkannya sendiri pada mereka." ucap Sasuke.
.
Naruto makin bingung mendengarnya. Karin yang menceritakannya? Tau darimana dia?
.
"Sas, aku bisa jelasin-.."
.
"Tak perlu ada yang kau jelaskan lagi." Sasukepun berlalu pergi. Dia saat itu berpapasan dengan Sora.
.
"Lho, Sas. Kau mau kemana?" tanya Sora.
.
"Toilet. Kau urus mobilnya dulu!" sambil menunjuk arah Naruto tapi, tanpa menoleh.
.
***
.
Disebuah rumah yang bisa dibilang mewah itu, tampak seorang tengah menangis tersedu-sedu dihadapan seorang kakek tua.
.
"Lalu, bagaimana jii-san?" kata Karin. Ia sedari tadi curhat gitu sama kakeknya bernama, Jiraiya. Dua hari yang lalu, kakeknya itu baru datang dari Amerika mengunjungi cucu kesayangnnya itu.
.
Karin bercerita ke kakeknya tentang Sasuke dan Sakura yang merampas kebahagiaannya. Karin sangat senang Jiraiya akhirnya datang. Jadi, ada yang mendengarkannya bercerita.
.
Selama ini, jika Karin kesepian atau merasa sedih tak ada yang mau menghiburnya. Ayahnya sibuk urusan pekerjaan sedangkan ibunya, ibunya memang tak pernah peduli padanya. Walaupun ibunya sering di rumah, tapi ibunya itu tak mau mengobrol ataupun melihat wajahnya.
.
Gak tau kenapa, ia seperti bukan anak kandung mereka. Hanya Jiraiya yang peduli padanya, Jiraiya adalah kakek kesayangannya. Jiraiya selalu ada disaat ia sedang membutuhkan seseorang sebagai tempat curhat. Seperti saat ini. Jiraiya mendengarkan baik-baik semua yang dibicarakan Karin, dari awal sampai akhir.
.
"Udah dong. Cucu jii-san jangan nangis lagi," sambil menghapus air mata Karin.
.
"Nanti cantiknya ilang loh! Jii-san yakin kok suatu saat nanti Sasuke akan menyesal karena menolak kamu dan yang namanya Sakura itu pasti akan dapat karmanya sendiri nanti dari tuhan. Senyum dong," ucap Jiraiya.
.
Karinpun mencoba untuk tersenyum meskipun terasa sulit.
.
'Brak'
.
Pintu rumah didobrak tiba-tiba oleh Naruto yang baru datang. Suaranya terdengar cukuo keras. Hingga mampu membuat Jiraiya dan Karin yang ada di ruang tengah terjingkat karena kaget. Ibu Naruto yang ada di dapurpun juga bisa mendengarnya.
.
"Karin, aku perlu bicara denganmu!" teriak Naruto dengan langkah yang besar-besar berjalan mencari Karin.
.
Saat ia menemukan Karin di ruang tengah ia langsung menarik pergelangan tangan Karin.
.
"Hei, apa yang kau lakukan?!" Karin memberontak kepada perlakuan si kakak.
.
Jiraiya hanya mampu terkejut seraya berkata, "Naruto, jangan kasar pada adikmu!"
.
Kushina yang mendengar ribut-ribut dari ruang tengahpun keluar dari dapur.
.
"Naruto, kau kemari?" tanya Kushina. Mengingat selama ini anak laki-lakinya itu tinggal mandiri di apartemennya. Dan jarang sekali pulang ke rumah orangtuanya.
.
Kushina sedikit terkejut melihat apa yang dilakukan Naruto ke Karin.
.
"Ada apa ini, Naruto?" tanya Kushina bingung.
.
"Aku perlu bicara empat mata dengannya kaa-san, jii-san ini penting." ujar Naruto tak melepas cekalan tangannya ke Karin.
.
"Tapi, jangan kasar gitu dong ke adikmu" kata Jiraiya. Narutopun melepas cekalannya pada lengan Karin.
.
"Ikut aku!" perintah Naruto dan Karinpun mengikutinya dari belakang.
.
Hingga sampai di tempat yang jauh dari tempat kakek dan ibunya berada.
.
"Jujur padaku! Kau membocorkan rahasia Sasuke ke kakeknya, iya!" tanya Naruto dengan alis tertekuk ke bawah dan pandangan menuntut. Ia seperti sedang mengintrogasi Karin.
.
"Rahasia apa?" Karin sok tak tau.
.
"Ck. Gak usah sok gak tau! Kau yang membocorkan rahasia kalau Sasuke sudah pindah agama, kan?!"
.
"Kalau iya kenapa?!" Karin malah menantang Naruto.
.
"Darimana kau tau itu?"
.
"Kenapa? Aku cuma curiga dia malam-malam sering bersama Sakura. Jadi, aku membayar orang untuk membuntuti dia. Dan, wahh! Aku terkejut mendapat sebuah rahasia besar yang Sasuke sembunyikan dari keluarganya. Aku tak merasa bersalah. Sasuke telah membohongi keluarganya. Aku gak tega keluarganya dibohongi kayak gitu. Jadi, aku membertahukan keluarganya tentang rahasianya itu," jelas Karin panjang lebar.
.
"Tapi, kau membuat Sasuke jadi diusir. Tanpa dirimu memberitahu. Sasuke juga akan memberitahu keluarganya itu tapi, menunggu waktu yang tepat,"
.
"Nii-san, Sasuke itu diusir bukan gara-gara aku. Dia diusir itu gara-gara Sakura!" kata Karin.
.
"Kenapa kau jadi nyalahin Sakura?"
.
"Sakura yang ngebuat Sasuke pindah agama, kan? Dan lagi kenapa sih nii-san gak pernah ngebela aku. Nii-san selalu lebih memilih Sakura untuk bersama Sasuke dan bukannya aku?! Yang adiknya nii-san itu aku atau Sakura, he?"
.
"Nii-san selalu gak pengen untuk aku ngedapetin kebahagianku! Contohnya kaa-san, dia selalu menomor satukan nii-san. Dia peduli pada nii-san dan dia sangat saayang pada nii-san. Sedangkan aku? Kaa-san selalu cuek padaku, marah padaku dan terkesan tak mengharapkanku untuk lahir di dunia ini?! Jujur aku iri pada nii-san. Apa jangan-jangan aku bukan anak kandung tou-san dan kaa-san?!" Air mata yang sedari tadi dibendung oleh Karin, kini menerobos mengalir melewati pipi. Ia tak bisa menahan air matanya untuk keluar.
.
Naruto, dia terkejut mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Karin. Dia tak menyangka Karin akan berpikir sedemikian. Karin memang bukan anak kandung ibunya tapi dia anak kandung dari sang ayah.
.
"Karin, kenapa kau berpikir begitu?"
.
"Kenapa? Karena hiks..selama ini orangtua kita selalu mempedulikan nii-san hiks... Mereka tak pernah sama sekali peduli padaku!! Padahal hiks.. aku juga anak mereka, kan? Kenapa dunia hikss.. gak pernah adil padaku?!" Karin makin terisak. Naruto memang awalnya marah pada Karin tapi melihat Karin seperti ini membuat amarahnya hilang entah kemana dan muncul rasa iba yang besar pada adiknya itu. Narutopun memeluk Karin. Membiarkan Karin menangis di bahunya.
.
tbc
.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Religion
SpiritualDesclaimer: Mashashi Kishimoto Pairing: SasuSaku Genre: Romance, hurt/comfort Warning: OOC, OC, typo, gaje, jelek, dan sebangsanya. Summary: Sakura adalah teman SMA Sasuke yang diam-diam Sasuke sukai sejak lama. Mereka akhirnya bertemu lagi dan hubu...