Chapter 3: Rahasia

2.1K 192 2
                                    

Happy Reading
.
'Tok tok tok'
.
Terdengar bunyi suara ketukan pintu diruangan Sasuke.
.
"Masuk!" ujarnya.
.
"Selamat pagi Sasuke-kun" ucap Karin melangkah masuk sambil membawa  sebuah berkas yang akan ia berikan ke Sasuke.
.
"Hn,"
.
"Kamu ini pagi-pagi sekali udah dingin aja, sih." ujar Karin dengan sok sok mengerucutkan bibirya, membuat author(saya sendiri) jijik ngebayanginnya.
.
"Hn,"
.
"Jangan cuek gitu dong! Sok jual mahal banget sih" kata Karin.
.
"Jika kau tak ada urusan lagi, keluar!" usir Sasuke.
.
Karin yang medapatkan aksi pengusiran Sasuke hanya mendecak kesal sambil menghentakkan kakinya.
.
Iapun segera pergi meninggalkan ruangan Sasuke.
.
Helaan nafas keluar dari mulut Sasuke.
.
***
.
Pagi-pagi sekali seorang suster berteriak di depan ruangan Sakura. Membuat Sakura yang sibuk mencari ponsel yang semalam ketinggalan diruangannya tersentak kaget.
.
"Dokter Sakura, ada pasien yang baru saja mengalami kecelakaan, dia butuh pertolongan!"
.
***
.
Sasuke sekarang telah berada di apartemennya, tapi dia tidak sendirian ia ditemani sahabatnya.
.
"Dobe, kau kasih tau adikmu itu kalo bicara dengan atasannya harus sopan!" kata Sasuke yang baru keluar dari dapur sambil membawa dua cangkir kopi ditangannya.
.
Sasuke menyodorkan kopi satunya pada Naruto, Naruto yang sedang duduk di sofa sambil melihat pertandingan sepak bola pun menerimanya.
.
"Huhff.. bicara padaku aja kadang kasar, teme. Dia itukan keras kepala. Lebih baik kau itu kuatkan hatimu agar saat Karin bertingkah sekenaknya padamu kau tak sampai membunuhnya" lalu menyeruput kopinya.
.
Hanya helaan yang terdengar dari mulut Sasuke.
.
"Atau pecat sajalah dia!"
.
Kata yang tiba-tiba terlontar dari mulut Naruto membuat Sasuke menoleh seketika. Ia sedikit terkejut dengan ucapan sahabatnya itu. Naruto itu memang kadang terlihat cuek dengan adiknya, tapi di dalam hatinya yang terdalam ia sebenarnya sangat sayang pada Karin. Karena Karin adalah saudara yang satu-satunya ia punya walau tidak dilahirkan dirahim yang sama.
.
Naruto dan Karin berbeda ibu. Naruto adalah anak kandung dari Uzumaki Kuzhina, istri sahnya Minato sampai sekarang.
.
Sedangkan Karin, dia adalah anak yang dilahirkan tanpa ada ikatan pernikahan. Dia lahir dari rahim sepupu Kushina, yang memang dari dulu menyukai Minato. Tapi, sayangnya Minato telah menikah dengan Kushina dan hal itu membuat Sara sakit hati. Lalu diapun merencanakan hal licik agar Minato menjadi miliknya. Ia membuat Minato tak sadarkan diri dan menidurinya.
.
Ia pun hamil dan mengaku bahwa anak yang dikandungnya adalah anak Minato. Rumah tangga Minato dan Kushina sempat retak. Bahkan Kushina ingin menggugat cerai Minato.
.
Tapi, hal itu pun tak terjadi karena pada saat proses kehamilan Sara. Sara tidak bisa diselamatkan.
.
Karin pun diasuh oleh Minato. Kushina sama sekali tak mau mengasuh Karin, ia belum bisa menerimanya, sampai sekarangpun belum.
.
Itu adalah sebuah rahasia besar yang hanya diketahui Minato dan Kushina. Ayah Minato, Jiraiya tidak mengetahuinya karena saat itu ia sedang menjalankan sebuah bisnis besar di Amerika.
.
Naruto mengetahuinya saat ia mendengar pertengkaran Minato dan Kushina di malam hari. Ia awalnya kaget dan sempat membenci Karin. Tapi ayahnya memohon pada Naruto agar dia tak membenci adiknya walau Karin tidak dilahirkan dirahim yang sama dengan ibunya.
.
"Kalau seandainya Karin bekerja diperusahaanku, aku pasti akan memecatnya jika dia berbuat seenaknya. Aku hanya tidak mau dia terlalu manja. Aku ingin dia bisa mandiri" kata Naruto.
.
"Aku tau kau tak enak hati padaku dan keluargaku, kan?"
.
Lagi helaan nafas Sasuke pun keluar.
.
"Hn. Akan ku pertimangkan. Lagipula cara kerjanya tidak buruk juga" alasan Sasuke.
.
Naruto yang mendengar perkataan Sasuke tersenyum maklum, "terserah kau saja"
.
"Kau tidak pulang?" pertanyaan Sasuke membuat Naruto mengernyitkan dahinya.
.
"Kau mengusirku?"
.
"Aku tidak bilang begitu. Setelah ini aku akan pergi" ucap Sasuke.
.
"Kemana?"
.
"Kau tak perlu tau"
.
***
.
Kafe, Sabtu jam 15.30
.
Disinilah Sasuke, menunggu seorang Sakura. Sudah lebih dari 30 menit, tapi Sakura tak datang-datang juga.
.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menelponnya.
.
"Sakura"
.
'Sasuke? Kau sudah disana?'
.
"Hn. Aku sudah menunggumu lebih dari setengah jam"
.
'Maaf ya Sasuke. Aku tak bisa kesana. Ada pasien yang tiba-tiba mengalami kecelakaan. Sebenarnya ini bukan jadwalku tapi, dokter yang dijadwalkan sekarang tiba-tiba ada keperluan mendadak. Jadi, aku yang ditugaskan sekarang'
.
Rasa kecewa mulai berdatangan pada diri Sasuke. Yang ia mimpi-mimpikan kini harus musnah dari khayalannya.
.
'Tidak apa-apakan Sasuke?' kata Sakura saat ia tak mendengar tanggapan dari Sasuke.
.
Sasukepun sadar dari lamunannya. "Hn. Mungkin lain kali kali saja"
.
'Sekali lagi maaf'
.
Telepon antar Sasuke dan Sakura pun terputus karena Sasuke mematikannya. Ia pergi dari kafe itu dengan rasa sedih dan kecewa. Tapi, tak lantas membuat semangatnya untuk mendekati Sakura putus. Ia masih akan memperjuangkan cintanya kepada Sakura. Karena dia bukan orang yang putus asa.
.
***
.
Seorang pria terbaring diatas ranjang rumah sakit dengan beberapa alat kedokteran menempel ditubuhnya.
.
Sebuah tabrakan antarmobilah yang membuatnya seperti ini. Tapi, setidaknya dia masih hidup sedangkan pengemudi lain telah tewas sebelum dilarikan ke rumah sakit.
.
Nampak Sakura menatap penuh cemas dan sedih pasiennya itu. Pasien itu rupanya adalah orang yang dulu pernah singgah dihati Sakura untuk beberapa waktu, hingga tiba-tiba dia memutuskan hubungan secara sepihak. Alasannya sepele sih, hanya karena ketidak cocokkan. Untung Sakura saat itu belum benar-benar menyukainya jadi Sakura bisa menerima keputusannya. Sakura menerima pernyataan cintanya dulu karena dia orang yang baik dan keluarganya berhubungan baik dengan keluarga Sakura.
.
"Semoga kau cepat sadar.."
.
Tbc
.

My ReligionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang