Happy Reading.
.
Seminggu telah berlalu. Dan tak membuat puasa Sasuke berpengaruh. Dia mulai terbiasa untuk berpuasa. Dia jadi bisa merasakan rasa lapar seperti apa yang dirasakan pemulung atau orang jalanan diluar sana. Dia jadi bisa mengerti penderitaan orang lain, yang dulunya tak pernah ia pedulikan. Dia juga merasa bahwa islam adalah sebuah agama yang selalu mengasihi. Dia telah menemukan sebuah pedoman hidup bagi dirinya. Islam memang adalah sebuah agama yang benar adanya.
.
Ia merasa pilihannya ini tepat. Ia bisa mempelajari hal-hal yang tak ia ketahui dari islam. Hal sepele tapi sangat berpengaruh padanya. Ia bangga jadi seorang muslim.
.
Tapi, pikirannya kini terletak pada keluarganya. Ia tak tau apa yang akan terjadi padanya jika ia memberitahunya. Ia hanya bisa berdoa semoga keluarganya bisa menerima, walau kemungkinannya itu sangat kecil.
.
Tiba-tiba ia mengingat ajakan Sakura dua hari lalu padanya.
.
"Kita ngabuburit yuk! Aku, kamu, Konohamaru, Gaara, dan matsuri," ajak Sakura.
.
Sasuke tampak memikirkan ajakan Sakura.
.
"Oh, ya! aku juga akan mengajak teman baruku, namanya Aisyah. Kau tau? Dia orang indonesia loh! Dia sudah sepuluh tahun tinggal di Jepang. Ayahnya orang Jepang sedangkan ibunya orang Indonesia. Aku mengenalnya di rumah sakit. Karena saat itu adiknya dirawat di rumah sakit. Dia orangnya asik, aku yakin kamu bakal akrab dengannya," panjang lebar.
.
"Kau mau kan?"
.
"Hn,"
.
Setelah ini mungkin dia akan segera berberes.
.
***
.
Sasuke saat ini telah bersama Sakura, Konohamaru, Gaara, Matsuri dan teman Sakura yang namanya Aisyah. Mereka sedang berada di pasar Konoha, mencari-cari makanan untuk buka puasa nanti.
.
Pasar Konoha ini setiap harinya selalu ramai. Mau itu dibulan Januari, Februari, Maret ataupun Ramadhan, pasar ini selalu ramai. Tak pernah seharipun pasar ini sepi dari banyaknya lautan manusia.
.
"Kau mau beli apa, Aisyah?" tanya Sakura pada teman barunya yang juga berhijab itu.
.
"Ehmm... entahlah. Makanan disini sepertinya enak-enak semua untuk buka puasa," ucap Aisyah.
.
"Kita ke rumah makan yang ada disana aja, sambil nunggu buka. Capek nee-san dari tadi kita jalan mulu!" Konohamaru mengeluh.
.
Hingga merekapun tiba disebuah rumah makan yang berada di pasar Konoha itu. Cukup banyak orang yang datang kesana. Mereka jugapun sempat tak mendapatkan meja untuk makan.
.
"Sambil menunggu pesanan kita, Kita ngobrol tentang apa ya?" pikir Aisyah.
.
"Oh, iya! Matsuri, katanya kau akan kembali ke amerika?" tanya Sakura.
.
"Iya, aku akan menyelesaikan pekerjaanku disana. Dan itu sampai puasa selesai. Setelah itu aku mau mengundurkan diri dan tinggal di Jepang untuk selamanya" kata Matsuri.
.
"Bagaimana dengan karirmu yang sudah semakin berada diatas. Apa kau mau meghancurkannya dalam sekejap?"
.
Matsuri menghela nafasnya sebelum menjawab, "Aku sudah pikirkan itu dan tak masalah buatku. Yang terpenting bagiku adalah Gaara. Aku ingin menjadi istri sholehah untuknya. Aku takut Gaara terkena suatu musibah, dan aku tak ada di sampingnya," semuanya menyimak dengan jelas apa yang diucapkan Matsuri.
.
Tiba-tiba seorang pelayan datang menghampiri mereka. Dan tanpa disangka-sangka pelayan itu tidak sengaja menumpahkan makanan dibaju Sakura. Pelayan itu langsung meminta maaf pada Sakura dan bilang bahwa ia tak sengaja menumpahkan makanan di baju Sakura.
.
"Tak apa" ucap Sakura. Ia lalu mengambil tasnya, mencari tisu untuk membersihkan noda makanan dibajunya. Tapi, ia tak menemukan keberadaan sang tisu. Ia lupa tak membawanya. Ia yang ingin bertanya kepada Aisyah tentang tisu, pun tak jadi menanyakannya karena tiba-tiba sebuah tangan terulur ke arah Sakura. Tangan itu menyerahkan tisu untuk dirinya. Dan tangan itu milik Uchiha Sasuke, pria yang duduk berhadapan dengannya.
.
Sasuke seolah tau bahwa Sakura sedang membutuhkan tisu sekarang ini. Semua langsung menoleh ke arah Sasuke, termasuk Sakura sendiri.
.
"Kau butuh inikan?"
.
Sakura mengangguk lalu akhirnya mengambil tisu itu dari tangan Sasuke.
.
Sakura mengusapkan tisu itu ke noda bajunya.
.
"Sekali lagi maaf" ucap pelayan tadi.
.
"Hm, tak apa. Kau boleh pergi. Kau masih punya kerjaan lain, kan? Aku takkan bilang ini ke bosmu, kok." ujar Sakura lembut.
.
"Terima kasih." Pelayan itupun pergi ke arah dapur lagi.
.
"Lebih baik kau ke toilet untuk membersihkan noda itu," saran Sasuke.
.
Sakura mengangguk lalu mengajak Aisyah untuk ikut bersamanya ke toilet.
.
Beberapa detik berselang, Sakura keluar dari toilet. "Lama ya?" tanya Sakura pada Aisyah yang sedang menunggu di luar.
.
Aisyah menggeleng.
.
"Sakura," panggilnya.
.
Sakura menoleh.
.
"Cowok tadi yang katamu namanya Sasuke itu kayaknya suka ke kamu," ucap Aisyah.
.
"A-apaan sih kamu, syah?"
.
"Dia itu care banget sama kamu. Buktinya tadi, sebelum kau ngomong kalau butuh tisu, dia sudah tau apa yang kamu butuhin." kata Aisyah sambil bersedekap.
.
"Ehmm...sebenarnya..." Sakurapun menceritakan pada Aisyah kalau ia pernah ditembak Sasuke, tapi dia menolaknya.
.
"Jadi, benar ya? Terus kenapa sekarang kau tak mencoba untuk menerimanya? Diakan udah masuk islam"
.
"Aku tidak tau apa Sasuke masih menyukaiku. Lagipula, aku mencari calon imam bukan pacar. Aku ingin mencari imam yang benar-benar tau soal agama. Dia harus bisa sholat, ngaji dan hal-hal lainnya berbau tentang islam,"
.
"Tapikan Sasuke masih belajar. Toh, dia baru masuk islam," ucap Aisyah.
.
"Itu tau. Kalaupun Sasuke masih menyukaiku, aku akan tetap menolaknya. Baru kalau dia sudah bisa sholat, baca al-qur'an, adzan dan mencotohkan hal baik lainnya mungkin akan kupikir-pikir dulu. Lagian, aku dan Sasuke nyaman-nyaman aja kok walau cuma berteman sekarang,"
.
Setelah itu mereka kembali ke meja makan tadi.
.
***
.
Di dalam kamar bernuansa pink. Sakura berbaring di atas kasur empuk serba pink-nya. Ia menatap langit-langit kamarnya. Ia jadi kepikirkan soal pembicaraannya tadi dengan Aisyah.
.
Entahlah, dia tak tau. Jika Sasuke masih menyukainya bagaimana? Dia juga agak gak tega jika harus menolak Sasuke untuk kedua kalinya bila Sasuke menyatakan cintanya kembali. Ia bingung.
.
Ini terlalu rumit baginya. Hahh..terserahlah. Dia sebenarnya juga sedikit tertarik dengan Sasuke, tapi itu sedikit. Gak tau kedepannya bakal besar atau apa. Ia cuma berharap semoga rasanya kepada Sasuke ini semakin lama tak semakin besar. Ia tak tau apa yang akan terjadi nanti padanya. Mengingat keluarga Sasuke adalah keluarga terpandang. Semoga rasa ketertarikannya pada Sasuke ini tak membuatnya tersakiti nanti. Ia yang sudah pusing memikirkan inipun akhirnya memilih untuk tidur.
.
tbc
.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Religion
EspiritualDesclaimer: Mashashi Kishimoto Pairing: SasuSaku Genre: Romance, hurt/comfort Warning: OOC, OC, typo, gaje, jelek, dan sebangsanya. Summary: Sakura adalah teman SMA Sasuke yang diam-diam Sasuke sukai sejak lama. Mereka akhirnya bertemu lagi dan hubu...