Chapter 6: Penolakan

1.8K 171 2
                                    

Happy Reading.
.
Sakura kini tengah menunggu Sasuke yang katanya tadi ingin mengajaknya makan siang di dekat rumah sakit. Ia sudah menunggu sepuluh menit di depan tempat kerjanya tapi Sasuke tak kunjung datang juga, mungkin lagi macet.
.
Hingga setelah lima menit berlalu, Sasukepun tiba.
.
"Nunggu lama?"
.
"Lumayan. ayo!"
.
***
.
Disinilah mereka di sebuah restoran yang tak jauh dari tempat Sakura bekerja. Restoran yang menyediakan beberapa makanan asli Jepang.
.
Mereka telah memesan makanan masing-masing kepada pelayan. Tinggal menunggu makanan diantarkan ke meja mereka.
.
Tak selang berapa lama pelayan itupun datang membawa nampan berisi makanan mereka.
.
"Terima kasih" kata Sakura pada pelayan dan dibalah oleh senyuman pelayan tersebut.
.
Sasuke yang akan menyantap makanannya, dicegah Sakura. Sasuke menatap heran dengan tingkah wanita disebelahnya.
.
"Kita foto dulu yuk!" ajak Sakura.
.
Alis Sasuke terangkat sebelah, "buat apa?"
.
"Gak apa-apa. Buat kita upload di sosial media,"
.
"Nggak ah," tolak Sasuke.
.
"Ayolah, kan jarang banget kita foto. Ah kita foto bertiga aja sama pelayan tadi!" saran Sakura yang makin ngawur.
.
"Ha? Diakan lagi kerja jangan diganggu!"
.
"Gak apa-apa" tenang Sakura. Kemudian iapun memanggil si pelayan.
.
"Ada apa? Apa ada yang salah dengan makanannya?" tanya pelayan sopan.
.
"Tidak, boleh gak minta foto bareng?" ucapan tersebut membuat Sasuke menepuk jidatnya keras. Kenapa Sakura melakukan hal konyol seperti itu? Apa ia tak malu? Lagian untuk apa coba foto bareng pelayan? Biasanya kalo diajak foto bareng, itu sama artis bukan pelayan.
.
"Eh, t-tapi"
.
"Gak apa-apa udah ayo!" paksa Sakura.
.
Beberapa gambarpun berhasil diambil oleh kamera ponselnya. Pelayan itupun kembali bekerja, sebelumnya Sakura telah mengucapkan terima kasih atas waktu yang diluangkan si pelayan
.
"Tinggal diupload" Sakura tampak sibuk dengan ponselnya.
.
"Kau ini ada-ada saja" kata Sasuke yang membuat Sakura nyengir gak jelas.
.
"Oh, iya Sas. Kan waktu lalu aku pernah batalin janji kita. Sebagai gantinya, aku mau mengajakmu makan disalah satu restoran seafood yang ada di dekat mall Konoha,"
.
"Kamu yang traktir?" tanya Sasuke setelah menyuapkan beberapa sushi ke mulutnya.
.
"Nggak. Bayar sendiri-sendiri hehe.." cengir Sakura.
.
Sasukepun mendengus.
.
"Tapi, aku mau ngajak rame-rame"
.
Alis Sasuke terangkat sebelah.
.
"Aku mau ngajak Ino, Hinata sama Tenten. Kamu juga bisa ngajak temenmu Naruto. Kan lebih seru kalo rame-rame."
.
"Hn, baiklah"
.
***
.
"Eh, inikan Sakura sama Sasuke!" seru Ino yang sekarang ini berada di butiknya bersama dengan Tenten.
.
"Lihat! mana?" kepo Tenten
.
Inopun menyodorkan ponselnya ke Tenten, "Wah, iya. Di belakang mereka itu siapa? Penampakan?"
.
"Ngawur. Bukan kali! Itu mungkin pelayannya, dilihat dari bajunya mirip baju pelayan. Kayaknya mereka lagi di restoran yang ada di dekat rumah sakit tempat Sakura kerja, deh"
.
"Tapi, kenapa harus Sasuke sama Sakura? Jangan-jangan ada sesuatu diantara mereka!" tuduh Tenten
.
***
.
Sasuke kini tengah duduk di sofa apartemen Naruto. Setelah dari restoran ia ke kantor kemudian menuju rumah Naruto untuk memberi kabar tentang usulan Sakura tadi.
.
"Ada apa?" tanya Naruto setelah menyugukan beberapa kue dan kopi di hadapan Sasuke.
.
"Kau ada acara lusa?"
.
"Kenapa?" balik tanya Naruto.
.
"Aku akan mengajakmu ke restoran dekat mall lusa besok. Bisa atau tidak?"
.
"Sakura yang ngajak?"
.
"Dari mana kau tau?" heran Sasuke.
.
"Jelas tau, kau kan emang tak pernah ngajak kita keluar, keluarpun dengan ajakan Shika atau lainnya dan juga aku tau dari ini!" Naruto menyerahkan sebuah foto yang ada di ponselnya ke Sasuke.
.
Sasuke menghela nafasnya setelah melihat foto itu. Rupanya foto itu adalah foto yang tadi di restoran, yang diupload Sakura.
.
"Aku sih mungkin bisa datang kesana" kata Naruto.
.
"Sekalian kau ajak Shika dan Sai ya?"
.
Naruto mengangguk.
.
"Sas, lo ada hubungan apa sih sama Sakura?" tanya Naruto yang keliatannya penasaran.
.
Sasuke yang tengah berkutat dengan remot tv Naruto pun menolehkan kepalanya. Alisnya bertaut, "Maksudmu?"
.
"Kau menyukainya ya?" pertanyaan Naruto sungguh menohoknya.
.
Matanya melebar. 'Kenapa Naruto bisa tau?' pikirnya.
.
"Aku tau, Sas. Bagaimana cara kau menatap Sakura dan wanita lain itu berbeda. Kau menatap Sakura penuh makna," ujar Naruto.
.
"Kau ini ngomong apa, sih?"
.
"Sudahlah, Sas. Akui saja. Aku sahabatmu aku tau tentangmu. Aku mengenalmu dari bayi malah. Meski aku terihat konyol, bodoh dan tidak peka. Sejujurnya aku memperhatikanmu. Jika kau menyukainya, segeralah bertindak. Sebelum semuanya terlambat," kata Naruto penuh bijak, yang sungguh mengejutkan karena tak sesuai dengan wajah konyolnya.
.
***
.
Tibalah di rencana Sakura. Sekarang ini Sakura, Ino, Hinata, Tenten, Sasuke, Naruto dan Sai berada di sebuah restoran seafood. Sasuke tadi juga berniat untuk mengajak Shikamaru, tapi rupanya Shikamaru tidak bisa hadir karena dia harus pergi bersama istrinya untuk mengecek kandungan sang istri.
.
Meja mereka terpisah tapi bersebelahan. Karena Ino tidak mau satu meja dengan Sai. Ia juga kesal, kenapa Sakura mengajak Sai? dan kenapa Sakura tak memberi tahunya kalo Sai ikut?
.
"Kau ini mau menjebakku ya?" kata Ino sinis.
.
"Ha?" bingung Sakura.
.
"Kenapa kau tak memberitahuku kalau ada dia?!" kesal Ino.
.
"Maksudmu Sai?" tanya Sakura, Ino hanya memalingkan wajahnya.
.
"Aku gak tau Sasuke bakal ngajak Sai. Tapi, emang kenapa? Karena Sai mantan. Kenapa kamu gak coba berhubungan baik aja sih sama dia. Berteman gitu," saran Sakura.
.
"Nggak! Pokoknya gak mau! Udah ah jangan dibahas lagi. Bahas lainnya gitu. Oh, ya! Sakura, kamu sama Sasuke ada hubungan apa?" Ino mengubah topik pembicaraan.
.
"Hubungan apa yang kalian maksud?" tanya Sakura bingung sendiri.
.
"Benar. A-aku k-kemarin lih-hat unggahan fotomu s-sama Sasuke. Ka-kalian jadian?" tanya Hinata dengan aksen gagap tentunya.
.
"Ya, enggaklah. Masa cuma foto gitu dianggap jadian. Lagian aku gak cuma berdua, kan ada pelayannya" ujar Sakura memperjelas.
.
"Tapi, kayaknya Sasuke suka deh sama kamu. Kalo nggak ngapain dia datang nyamperin kamu" kini Tenten ikut berbicara.
.
Sakura hanya diam sedang memikirkan perkataan teman-temannya. Akhir-akhir ini memang Sasuke sering ke tempat ia bekerja, sering menghubunginya dan tak seperti Sasuke dulu di SMA yang terkesan cuek padanya. Tapi, sekarang berbeda. Benarkah Sasuke menyukainya? Ia menyigkirkan pikiran ngawurnya dari otaknya. Ia kembali menyantap makanannya yang tadi dibiarkan dingin.
.
Beberapa menit beralu, Mereka semua telah selesai makan. Kini saatnya mereka untuk pulang ke rumah masing-masing.
.
Sakura pergi ke toilet dulu sebelum pulang. Ia telah izin dulu pada Ino untuk menunggunya sebentar.
.
Setelah Sakura ke toilet, ia yang akan menghampiri Ino tertunda karena kini Sasuke tengah berdiri di hadapannya. Sakura tak mengerti apa yang ingin Sasuke lakukan di hadapannya.
.
"Apa?" iapun bertanya.
.
"Kau mau pulang?" balik tanya Sasuke.
.
"Kenapa? Kau mau mengan-..." beum selesai berbicara Sasuke menyelanya.
.
"Tidak. Aku tidak bermaksud untuk mengantarmu. Aku tau kau pasti akan menolakku," kata Sasuke.
.
"Lalu?" Sakura bersedekap menunggu jawaban Sasuke.
.
"Aku mau bilang kalau aku menyukaimu" pernyataan Sasuke yang tiba-tiba itu tanpa ba bi bu, membuatnya membulatkan matanya.
.
Ia sungguh terkejut. Ini mimpikan? Serius Sasuke menyatakan cinta padanya? Please, ini mimpi! Jangan nyata! Ia harus menjawab apa? Ia takut, jika ia menolaknya itu akan membuatnya patah hati. Sasuke adalah temannya, ia tak akan mungkin membuatnya tersakiti. Tapi, ia juga tidak mau menerimanya. Ia tak mau membohongi Sasuke dan ada alasan tersindiri bagi Sakura untuk tak mau menerimanya. Serba salah. Ia harus bagaimana??
.
"Maaf," hingga hanya kata itu yang mampu ia keluarkan.
.
"Kau menolakku," kecewa Sasuke. Terlihat jelas di matanya. Meskipun raut mukanya datar tapi sorot mata Sasuke tak bisa membohongi Sakura. Sakura merasa sangat bersalah.
.
Sakura mengangguk.
.
"Tapi, kenapa? Apa karena kau tak menyukaiku?" tanya Sasuke.
.
"Itu mungkin salah satunya. Tapi, yang menjadi hal utama adalah kita beda agama Sasuke," ujar Sakura.
.
"Apa salahnya? Ada orang di luar sana yang berpacaran meski beda agama. Bahkan ada yang sampai menikah" kata Sasuke.
.
"Tapi, aku beda dari orang di luar sana yang kau maksud" perkataan tersebut membuat Sasuke menautkan alisnya, tanda bahwa dia sedang bingung.
.
"Dan sesungguhnya di agamaku tak mengenal kata pacaran. Dulu aku memang pernah pacaran tapi sekarang aku ingin merubah prinsipku. Aku hanya ingin menikah dan itupun harus seagama denganku," jeda sejenak.
.
"Dalam agamaku terdapat kriteria untuk mencari pasangan hidup. Pertama adalah Ketampanan/kecantikan. Kedua, harta. Ketiga, akhlak. Dan poin utama dari itu semua adalah agama. Aku ingin mencari seorang imam yang seagama denganku. Yang mampu menunjukkanku ke jalan yang benar-benar diridhoi oleh Allah. Maafkan aku Sasuke, aku menolakmu. Tapi, kita masih bisa berteman, kok" lanjutnya dengan senyuman.
.
Sasuke tak bicara apapun. Ia hanya diam. Kemudian ia pergi tanpa berpamitan kepada Sakura.
.
Sakura yang melihatnya hanya mampu menghela nafas. Ia tak tau lagi harus bagaimana. Sejujurnya ia tak ingin Sasuke membencinya karena ini. Ia masih ingin berteman dengan Sasuke. Tapi, apa boleh buat. Ia tak bisa berbuat apa-apa.
.
tbc.
.

My ReligionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang