Chapter 5: Acara Reunian

1.8K 195 3
                                    

Sorry, update-nya lama! Soalnya lagi ujian. Tapi, besok ujiannya terakhir, kok. Ujian desain grafis. Doa'in diujian terakhir ini lancar aja ya!!!😃😉😉
.
Happy Reading.
.
Tibalah disebuah acara yang ditunggu-tunggu Naruto dan juga teman-temannya.
.
Sudah ada beberapa orang yang hadir. Tempat acara tersebut berlangsung di sebuah kafe terkenal milik Naruto.
.
"Shika, kapan acaranya segera dimulai?" tanya pria berambut putih bernama Suigetsu yang sepertinya sudah tak sabar untuk melangsungkan acaranya.
.
"Sebentar lagi, lagian masih sedikit orang yang datang. Kita tunggu beberapa lagi,"
.
Terlihat 3 wanita berjalan memasuki kafe dengan langkah anggunnya, sorot mata penghuni kafe tertuju ke tiga wanita tersebut.
.
"Eh, itu bukannya Ino, Tenten sama Hinata? Mereka tambah cantik ya?" terdengar bisik-bisik memenuhi kafe itu.
.
Tiga wanita yang menjadi bahan bisik-bisik orang yang ada di kafe, hanya diam tak menanggapi.
.
"Sai, mantan lo tuh!" Naruto menyikut lengan Sai yang ada disampingnya. Ia tersenyum jahil pada Sai.
.
Sai secara tak langsung mencari sosok yang tadi disebutkan Naruto. Sai memandang Ino dengan tatapan yang sulit diartikan. Selang beberapa detik, mata mereka bersiborok. Hingga, Onyx Sai memutuskan pandangannya sambil berdecih. Ia sepertinya masih tak terima dengan Ino yang memutuskannya dulu.
.
Ino yang melihat Sai berdecih setelah mereka berpandangan, hanya mendecak sebal. "Dasar sok!"
.
Semua tamu reunianpun semakin lama semakin bertambah, Suasana kafe itu juga semakin ramai.
.
"Woi, teme!" panggil Naruto saat melihat sohibnya baru datang dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kafe.
.
Sasukepun berjalan menuju tempat Naruto berada. "Kupikir kau tak datang,"
.
"Hn,"
.
"Shika, acaranya udah boleh mulai belum? kan temen-temen kita udah banyak yang datang" tanya Suigetsu lagi menhampiri Shikamaru yang saat ini bersama Naruto, Sai dan Sasuke.
.
"Kau ini tanya-tanya itu terus" gerah Naruto, yang bosan mendengarkan pertanyaan itu lagi. Meski bukan dia yang ditanya.
.
"Hei, aku ini kan tanya ke Shika bukan kau. Lagipula aku ini yang jadi host-nya tau!"
.
"Ha? Benar itu Shika?" tanya Naruto tak percaya.
.
Shikamarupun mengganggukkan kepala sebagai jawaban.
.
"Kenapa dia? Aku juga bisa jadi host reunian ini. Kemampuanku lebih dari dia. Kau tau seorang host itu harus ceria dan tampan seperti aku.." ucap Naruto sedikit sombong dan narsis.
.
"Shika itu sudah memilihku. Jadi dia lebih percaya kemampuanku daripada kau, jabrik pirang!!" balas Suigetsu tak terima saat kemampuannya diremehkan Naruto.
.
"Hei jangan menghinaku, muka ikan!!"
.
Sebelum peperangan besar terjadi di kafe ini dan merusak segalanya termasuk acara ini, Shikamaru segera mencegahnya.
.
"Kalian ini merepotkan. Ya, sudah kalian berdua aja yang jadi host. Tunjukkin kalau yang kalian katakan itu benar," kata Shikmaru mengambil keputusan.
.
Naruto dan Suigetsu mengangguk serempak.
.
Kemudian Naruto melempar tatapan sengitnya ke Suigetsu dan dibalas juga oleh Suigetsu dengan tatapan yang tak kalah sengit.
.
"Tapi ingat! Jangan bikin acara ini berantakan dengan kalian yang sedang bersaing. Setidaknya teman yang lain jangan sampai tau. Bertingkah seperti biasa saja!"
.
Naruto tampak tak mengerti dengan apa yang Shikamaru bicarakan, sehingga membuatnya menggaruk pelipisnya itu. "Kau itu ngomong apa sih, Shika?"
.
Shikamaru hanya menghela nafas melihat kebodohan sobatnya itu.
.
"Dasar Pirang bodoh," gumam Suigetsu.
.
"Kau biang apa?"
.
"Ng-nggak, gua bilang rambut gua gatal" ucap Suigetsu sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.
.
"Jangan-jangan kau belum keramas seminggu ya?" tuduh Naruto.
.
"Enak aja kau bilang!!"
.
Perang adu mulutpun lagi-lagi terjadi antara Naru dan Sui.
.
Salah satu dari kelima pria tersebut, yang dari tadi diam tak menanggapi kelakuan bodoh Naruto an Sui, sepertinya sedang mencari sesuatu. Ia seperti sedang celingak-celinguk mencari seseorang. Hingga Sai yang menyadari tingkah aneh Sasuke, pun bertanya, "Kau mencari sesuatu?"
.
Pertanyaan Sai itu, membuat Shika, Naruto dan Suigetsu kini menatap ke arahnya lalu Sasuke.
.
"Hmm.. Shika, apa temen-temen disini ada yang gak bisa datang?" pertanyaan tiba-tiba Sasuke membuat 4 temannya bingung sekaligus heran, apalagi ia menanyakan temen-temennya, iakan bukan orang yang suka care gitu, ia orang yang terkesan cuek.
.
"Ada. Fuu karena harus mengurus anaknya, Omoi, Shino dan Juugo katanya sibuk ada urusan pekerjaan dan lainnya aku belum tau," jawab Shikamaru.
.
"Kenapa?" tanya Shikamaru.
.
"Tidak"
.
Ucapan Sasuke tersebut malah membuat 4 temannya penasaran dan berspekulasi bahwa ada yang disembunyikan Sasuke entah apa itu.
.
Tak lama kemudian, Sasuke tersenyum melihat kedatangan seorang wanita yang dari tadi ditunggu-tunggunya.
.
Sakura baginya tampak cantik dengan pakaiannya yang panjang dan hijab pink-nya itu.
.
Saat Sakura mulai melangkah masuk ke dalam kafe, semua orang terkejut, bingung dan tak tau itu siapa.
.
"Siapa dia?" tanya Suigetsu, mewakili rasa penasaran teman-temannya yang ada di kafe.
.
Sedangkan Sasuke dan Naruto hanya tersenyum melihat kedatangan Sakura. Mereka tentu sudah tau, karena mereka sudah bertemu.
.
Shikamaru yang melihat ekspresi tersenyum Sasuke dan Naruto pun bertanya, "Kalian kenal?"
.
"Tentu, itukan Sakura" suara Naruto yang cempreng, kencang dan berisik itu membuat seisi ruangan bisa mendengarnya. Semua orang tentu beralih menatap Naruto dengan pandangan terkejut.
.
"Ha?"
.
Mereka kemudian beralih pandang ke arah Sakura lagi.
.
"Ha?"
.
***
.
"Sakura, aku masih.." Ino tak jadi melanjutkan ucapannya.
.
Sakura tadi sudah menceritakan kapan, dimana dan sebab ia berhijab seperti ini pada mereka. Ia mendapatkan reaksi berbeda-beda dari ketiga sahabatnya itu. Ino, mungkin ia masih belum percaya. Tenten, sedikit terkejut tapi dia dukung. Hinata, sepertinya dia mendukung banget buktinya dia tersenyum.
.
"Apa yang Sakura putuskan mestinya kita harus dukung dong! Itulah yang terbaik untuk dirinya dan agamanya" kata Hinata.
.
"Aku sih terserah Sakura selama itu gak buat dia kesulitan. Secara inikan Jepang yang mayoritas kepercayaannya adalah Shinto. Selama dia masih bisa bersosialisasi dengan pakaian seperti ini kenapa tidak?" tanggap Tenten.
.
"Aku agak ragu dan masih terkejut. Seriusan Sakura kamu bisa mempertahankan ini?"
.
"Iya, Ino. Lagipula aku siap dengan segala rintangan yang ada" ucap Sakura sambil tersenyum.
.
Karena melihat senyum Sakura yang sepertinya memang benar-benar meyakinkan. Inopun ikut tersenyum, "Yahh... setidaknya style bajumu masih oke"
.
Merekapun tertawa bersama setelah itu.
.
Seseorang melangkahkan kaki jenjangnya menuju tempat Sakura dan teman-temannya berada. Ia memberhentikan langkahnya ketika sampai, diikuti dua temannya, Shion dan Karui.
.
Karin berdiri tegak serta tersenyum penuh keangkuhan, merasa bahwa dirinya sangat-sangat hebat dan sempurna.
.
Ia menatap penuh menusuk ke arah Sakura. Tak lama ia kemudian tersenyum, senyum palsu dan penuh kelicikan.
.
"Hai, lama tidak bertemu ya, Sakura" dengan menekankan kata Sakura.
.
Sakura dan ketiga temannya hanya diam, bingung dan heran dengan sikap Karin. Orang yang selalu cari gara-gara dengan Sakura dan sangat benci dengan Sakura, kini menyapanya?
.
'Apa dia telah berubah?' pikir Sakura.
.
"Lama tidak bertemu bagaimana kabarmu?"
.
"Baik" jawab ragu Sakura pada akhirnya yang sebelumnya hanya diam tak menjawab. Ia masih belum yakin jika Karin telah berubah jadi lebih baik. Tapi, bagaimanapun juga ia tidak boleh berprasangka buruk pada Karin. Mungkin Karin memang benar-benar berubah dengan bertambahnya usia pemikirannya menjadi semakin dewasa dan matang
.
"Kau sendiri?" balas tanya Sakura sambil tersenyum.
.
"Baik. Tentu aku baik. Oh, ya.. sekarang penampilanmu berubah ya? Jadi lebih kuno" dengan menekankan kata kuno, lalu Karin dan temannya tertawa terbahak-bahak.
.
Sakura pikir Karin sudah berubah, ternyata ia masih tetap seperti dulu. Suka bikin gara-gara dengannya, dan menghinanya. Dia tak tau apa salahnya sehingga Karin itu membencinya.
.
"Eh, jaga bicaramu! Kau pikir kau itu seksi, he? Kau malah lebih mengerikan dari pada keju basi!!!" Ino membela Sakura.
.
"Apa kau bilang?!!! Kau-.."
.
"Apa?!" tantang Ino.
.
"Sudah Ino.." Sakura mencoba melerai Ino dan Karin yang akan saling beradu mulut.
.
Teman-teman Sakura termasuk Ino dan Karin cs terkejut dengan ucapan Sakura. Karena biasanya dulu Sakura juga ikut termakan emosi dan meladeni semua hinaan Karin tak jarang juga perkelahianpun terjadi. Ia dulu tak pernah mengalah dengan Karin, jika saja Hinata tak menasehatinya.
.
Sekarang berubah, karena hijabnya itulah ia bisa menjadi lebih sabar, karena dulu dia seorang pemarah. Hijab adalah barang yang bisa membuatnya lebih menjaga sikap, perkataan dan hati. Ia tak mungkin marah-marah dengan penampilannya seperti ini. Karena hijab adalah salah satu identitas seorang muslim sejati.
.
"Sakura, kau..."
.
Sakura hanya tersenyum, "Karin, aku yakin kau sebenarnya orang yang baik. Tapi, aku tak tau kenapa kau membenciku. Jika boleh, aku ingin tau apa kesalahanku hingga membuatmu benci padaku. Aku akan memperbaikinya agar diantara kita tak ada kata permusuhan. Kita bisa jadi teman" sambil mengambil lengan Karin dan menggenggamnya.
.
Karin sempat terpaku omongan Sakura, tak lama setelah itu ia menghentakkan tangannya keras dan berdecih. "Jangan sok lembut! Aku tau didalam hatimu kau sebenarnya tengah megutukku, kan?"
.
Sakura menggeleng, "Sungguh Karin. Aku benar-benar ingin berdamai denganmu. Aku tidak ingin ada tali perselisihan diantara kita,"
.
"Udah deh jangan cerewet! Kau ingin aku berdamai denganmu?! dalam mimpi!! Kau itu kuno. Aku tak mau berdamai dengan orang yang berpakaian kuno sepertimu!! Ngaca dong! Pakaianmu lebih menjijikan daripada pakaian seorang nerd!"
.
Ucapan Karin tersebut sangat membuat hati Sakura tersakiti. Ia hanya bisa mengelus dada dan bergumam, "Astaughfirullahaladzim"
.
Tiba-tiba....
.
'Plak'
.
Tangan Ino menampar pipi putih Karin. Raut mukanya penuh dengan amarah. Ia tak terima sahabatnya mendapat hinaan seperti itu. Semua orang yang ada disana dengan perlakuan berani Ino yang menampar pipi Karin, tak terkecuali juga Karin. Merekapun saat ini jadi pusat perhatian semua orang.
.
Karin marah. Ia memegang pipinya yang memerah kena tampar. Ia mendelik pada Ino.
.
"Kau?!!!" tunjuk Karin tepat di hadapan hidung mancung Ino.
.
"Terkejut, he? Kau pikir kau itu siapa berani-beraninya menghina sahabatku seperti itu, he? Kau tak ngaca kalau pakaianmu lebih parah dari pada orang gila!!!!" sambil menatap remeh pakaian mini Karin yang sangat ketat memperlihatkan bentuk tubuhnya itu.
.
"Bahkan aku ingin muntah melihatmu" lanjutnya.
.
"Apa kau bilang?! Dasar barbie jadi-jadian yang gak pernah move on sama mantan!!! Aku akui pakaianmu terlihat manis dan elegan tapi kau pikir aku tak tau kau berpenampilan seperti ini karena Sai, kan? Kau ingin menunjukkan kesempurnaanmu dihadapannya."
.
Ino yang mendengarkan perkataan Karin, sesekali melirik Sai yang menampakkan raut cueknya. "Aku berpenampilan seperti ini bukan karena dia!!!!" elaknya.
.
"Masih mengelak rupanya. Dasar munafik tingkat akut"
.
"Hei, Sai! Mantanmu ini rupanya belum move on denganmu!!!" Karin berteriak kencang, agar Sai bisa mendengar ucpapannya.
.
Ino yang marah dan ingin membalas Karin, dicegah Sakura. "Sudah Ino. Kita ngalah aja"
.
Setelah sepersekian detik, Karin membuka suara, "Kita pergi temen-temen, ngapain ngurusin orang gak jelas kayak mereka" Karin cs pun pergi menjauhi Sakura dan temannya.
.
"Sakura, kamu kok jadi lemah gini. Kamu kok mau sih diinjak-injak sama Karin?" tanya Ino setelah Karin cs tidak ada lagi dihadapanya.
.
"Gak mungkin kan kalo aku bentak apalagi nonjok Karin dengan pakaianku seperti ini. Aku akan selalu sabar dengan tindakan yang Karin lakukan padaku."
.
Ino masih tetap kesal.
.
"Hei..hei..sepertinya bakal ada Hinata kedua?" kata Tenten yang mencoba bergurau.
.
Dan gurauannya berhasil membuat temannya tertawa tak terkecuali Ino yang tadi sedang marah.
.
***
.
Acara reunian sudah selesai. Sakura kini berdiri di depan kafe, menunggu Ino yang katanya masih ke toilet bersama dengan Tenten. Hinata sendiri, dia telah pulang dijemput kakaknya, Neji.
.
Sasuke tiba-tiba menghampirinya dan meyapanya, "Hai,"
.
"Hai," balas Sakura sambil tersenyum.
.
"Yang tadi itu, maafin Karin ya? Jangan ambil hati. Dia memang begitu" kata Sasuke.
.
"Iya, aku tau. Tapi Sasuke, apa kau tau kenapa Karin membenciku?" tanya Sakura.
.
"Kalau itu aku tidak tau" jawab Sasuke.
.
Sakura menghela nafasnya.
.
Dering ponsel berbunyi dari dalam tas Sakura. Sakura mengambil ponsel itu dan mengangkatnya.
.
"Assalamualaikum, Kaa-san. Ada apa?"
.
'Wa’alaikumsalam. Kamu belum selesai reuniannya? Ini udah malam. Cepet pulang. Gak baik perempuan pulang malam'
.
"Iya, Kaa-san. Ini aku lagi nungguin temen-temenku. Udah ya! Assalamualaikum,"
.
'Wa’alaikumsalam'
.
Teleponpun dimatikan oleh Sakura dan ia meletakkan ponselnya kembali ke dalam tas.
.
"Kau tadi bilang.. Assakum, apa itu? Sebelumnya maaf, udah nguping pembicaraanmu" tanya Sasuke yang tadi mendengar percakapan Sakura dengan ibunya.
.
"Iya, gak apa-apa. Yang benar itu assalamualaikum. Itu adalah salam yang berasal dari bahasa arab artinya semoga keselamatan bagi kamu atau semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpahkan padamu. Pokoknya sebuah salam mendoakan gitu." jelas Sakura.
.
Sasuke menanggapinya dengan ber'oh'ria.
.
"Kau ingin pulangkan? Aku bisa mengantarmu, di mobilku juga ada Naruto kok" tawar Sasuke.
.
"Maaf, Sasuke. Bukannya menolak. Aku sudah bilang sama Ino untuk mengantarkanku. Dia juga ingin tau rumahku yang sekarang ada dimana. Ini aku lagi nungguin dia sama Tenten yang masih di toilet"
.
"Ya, sudah. Aku duluan ya?"
.
"Hm," sambil tersenyum.
.
Belum ada lima langkah, Sasuke membalikkan badannya.
.
"Sakura," panggil Sasuke.
.
Sakurapun menoleh dengan pandangan bingung.
.
"Assalamualaikum" ucap Sasuke tersenyum.
.
Sakura yang mendengarnya ikut tersenyum, "Wa'alaikum"
.
tbc
.

My ReligionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang