Chapter 10: Alasan Sasuke

1.6K 151 0
                                    

Happy Reading
.
"Aku tadi bertemu dengannya dijalan. Dia bilang dia juga ingin kesini, katanya sih ada hal penting yang harus dibicarakan dengan jii-san, iyakan Sakura-nee?"
.
Sakura tersenyum. Tapi tak bertahan lama karena ia dikejutkan dengan adanya Sasuke di rumah teman kakeknya itu.
.
"Sasuke?"
.
"Nee-san, kenal Sasuke-nii?" ucap Konohamaru.
.
"E-eh iya. Sasuke itu temanku.." kata Sakura kemudian ia melanjutkan perkataannya lagi dengan wajah murung dan setengah berbisik, "mungkin. Sebelum kejadian itu."
.
"Nee-san, bilang apa?" Konohamaru yang sepertinya mendengar samar-samar bisikan Sakura.
.
"Bukan apa-apa" sambil menyilangkan kedua tangannya.
.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Sakura pada akhirnya ke Sasuke. Beberapa detik berselang, tapi Sasuke belum juga menjawab pertanyaan Sakura dan hanya diam saja seperti patung, itupun tanpa menatapnya. Membuat Sakura jadi sedikit murung. Sasuke sepertinya masih marah padanya.
.
"Dia sedang belajar untuk beribadah. Dia baru masuk islam" jawaban Hiruzen membuat mata Sakura melotot, dan mulutnya yang menganga ia tutup dengan dua telapak tangannya segera. Ia sungguh terkejut dengan apa yang diucapkan Hiruzen barusan.
.
Masuk islam? Serius? Bukan mimpikan? Ia tak percaya dengan perkataan Hiruzen. Benarkah jika Sasuke masuk islam. Tapi,  kenapa? Apa alasan dia masuk islam? Apakah itu karenanya? Berbagai pertanyaan muncul dipikiran Sakura. Ia ingin menanyakan hal itu pada Sasuke sekarang. Tapi, ia sendiri juga ingin membicarakan hal penting pada Hiruzen.
.
"Sas, bisakah kau menungguku sebentar? Ada hal yang ingin kutanyakan padamu setelah ini," ucap Sakura.
.
Sasuke hanya diam, tak menjawab. Hingga selang beberapa waktu ia pun mengiyakan ucapan Sakura, meski itupun masih dengan memalingkan wajahnya.
.
***
.
Karena tadi Sasuke dan Konohamaru ada di ruang tamu, Sakura dan Hiruzenpun pindah menuju ruang dapur. Ada hal penting yang harus Sakura bicarakan pada Hiruzen, hanya Hiruzen. Makanya Sakura mengajak Hiruzen pindah ke ruangan yang tak ada siapapun untuk menguping pembicaraannya.
.
Rumah Hiruzen tak jauh dari rumah Sakura. Sejak kecil Sakura sudah mengenal teman kakeknya itu. Dia sering kemari karena dulu kakeknya sering mengajaknya kesini. Ia juga sudah menganggap Hiruzen sebagai kakeknya sendiri. Jadi, Sakura tak perlu sungkan lagi untuk berkunjung ke rumahnya.
.
"Kau, kesini untuk mengabari keadaannya?" tebak Hiruzen langsung, tapi dengan raut muka sedihnya.
.
Ya, itu karena cucunya sedang berada di rumah sakit sekarang. Cucunya sedang mengalami koma,  karena sebuah kecelakaan mobil.
.
Jadi waktu itu, Hiruzen sedang menunggu cucunya yang katanya akan menginap di rumahnya untuk beberapa saat. Betapa senangnya Hiruzen mendengar kabar itu. Tapi, sayang. Cucunya itu mengalami sebuah kecelakaan mobil, yang mengakibatkan cucunya terbaring di atas ranjang rumah sakit untuk waktu yang lama.
.
Sakura yang memberitahu kabar itu, karena kebetulan cucu Hiruzen itu dibawa ke rumah sakit, tempat Sakura bekerja.
.
Sakura selalu kesini untuk mengabari keadaan sang cucu. Kabar yang ia dapat selalu tak memuaskan hatinya. Tak ada peningkatan kesehatan untuk cucunya, malah keadaannya semakin buruk. Ia hanya bisa berdoa agar Allah menyembuhkan cucunya itu. Ia ingin bisa mengobrol lagi dengan sang cucu. Cucunya yang satu ini sekarang tinggal di Tokyo, karena pekerjaan. Membuat Hiruzen selalu merindukannya.
.
"Iya, jii-san" Sakura berucap dengan wajah yang tertunduk, membuat Hiruzen yang melihatnya semakin sedih.
.
"Jadi?"
.
"Dia sudah sadar, jii-san!" seru Sakura tiba-tiba membuat Hiruzen menatap tak percaya.
.
Senyum seketika mengembang di wajahya, ia sangat bersyukur cucunya akhirnya sadar. Tak sia-sia baginya selalu berdoa sepanjang waktu kepada Allah agar cucunya itu bisa sehat kembali.
.
"Alhamdulillah," sambil mengusapkan kedua telapak tangannya ke muka.
.
"Kalau begitu, ayo kita kesana" Hiruzen yang sangat senang, sudah tak sabar lagi untuk menemui cucunya.
.
"E-ehh..Jii-san, ada hal yang ingin kutanyakan padamu" ujar Sakura,  membuat Hiruzen yang akan bersiap ke kamar untuk merapikan dirinya pun harus ia urungkan niatnya itu.
.
Hiruzen menatap Sakura dengan pandangan bertanya.
.
"Ini tentang Sasuke" ucapnya.
.
"Apa yang membuat dia masuk islam? Apa ini karena ku?" tanya Sakura.
.
"Karena mu? Maksudnya?" Hiruzen tak mengerti.
.
Sakurapun menceritakan kejadian waktu Sasuke menembaknya dan dia yang menolaknya. Hiruzen hanya mendengarkannya dengan seksama.
.
"Begitu ceritanya," ucapnya mengahkiri cerita.
.
Hiruzen hanya mampu ber'oh'ria.
.
Hiruzenpun mengingat-ingat alasan Sasuke, yang pernah ia tanyakan juga.
.
>>FLASH BACK<<
.
"Jadi, apa yang membuatmu ingin masuk islam, Sasuke?" tanya Hiruzen sebelum memulai mengajari tata cara wudhu kepada Sasuke.
.
"Hmm.. saat itukan aku tidak sengaja mendengar suara adzan. Suara adzan itu sangat indah dan merdu. Suara itu bisa membuatku tenang dan pikiran-pikiran mengganggu yang bersarang diotakku seolah-olah bisa tersingkirkan," selama mendendengarkan penjelasan Sasuke, Hiruzen tak henti-hentinya tersenyum.
.
"Aku juga ingin bisa adzan. Kau bisakan mengajariku?" pinta Sasuke. "Hm, tentu. Tapi, setelah kau bisa sholat dan membaca al-qur'an" jawab Hiruzen.
.
"Aku juga ingin mempelajari islam. Aku ingin tau agama apa itu islam. Baru pertama kali aku sangat ingin tau sesuatu hal yang tak kuketahui." jeda, Sasuke menghela nafasnya.
.
"Itu bermula saat aku bertemu dengannya lagi. Bertemu seseorang yang sangat memegang teguh ajaran agamanya. Dia tidak peduli cemoohan, perkataan kasar dan cacian-cacian yang orang lain katakan terhadap agamanya. Dia tak peduli pakaiannya berbeda dari yang lain. Saat dipandang aneh orang lain karena pakaiannya, dia hanya membalasnya dengan senyuman." Hiruzen mendengarkannya dengan serius.
.
"Bahkan dia ingin berteman dengan orang yang menghinanya itu, dia tak ingin ada permusuhan antara dirinya dan orang itu. Dia jadi lebih sabar dan menjaga emosinya sejak dia berhijab. Dan itu karena sudah ada di dalam ajaran agamanya. Aku penasaran ajaran seperti apa yang ada di agama islam, sehingga membuat dia teguh pada prinsipnya." penjelasan panjang lebar yang diucapkan Sasukepun akhirnya selesai.
.
"Dia? Boleh aku tau, siapa yang kau maksud dengan dia?" tanya Hiruze.
.
"Temanku. Tapi, aku tak bisa memberitahukan namanya. Lagipula, persahabatan kita sedikit merenggang," ucap Sasuke.
.
"Kenapa?" Hiruzen bertanya lagi. Tapi, Sasuke lagi-lagi enggan untuk menjawabnya dan malah ingin segera diajarkan cara berwudhu.
.
>>END FLASH BACK<<
.
"Jadi, ‘dia’ yang dimaksud Sasuke itu kau Sakura." katanya setelah menjelaskan alasan Sasuke sebenarnya.
.
Sakura hanya diam dan memikirkan tentang penjelasan Hiruzen tadi.
.
***
.
Sakura kembali menuju ke tempat Sasuke tadi berada, ruang tamu. Dapat ia lihat Sasuke masih berada disana sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Konohamaru, mungkin dia lagi ke kamarnya sedang ganti baju.
.
Sakurapun duduk, disalah satu sofa yang berbeda dengan sofa yang diduduki Saduke. Sasuke yang menyadari datangnya Sakura, meletakkan ponselnya ke dalam sakunya kembali.
.
"Sasuke, apa kau masih marah padaku?" tanya Sakura.
.
Dan lagi, Sasuke tak menjawabnya. Sakura menghela nafasnya kemudian tersenyum maklum.
.
"Baiklah. Jika kau belum memaafkanku" ujar Sakura tertunduk
.
"Untuk apa kau minta maaf. Lagipula aku tidak marah padamu. Kau kan tau, kalau sesama muslim tidak boleh marah lebih dari 3 hari" ujar Sasuke.
.
"Tapi, kenapa kau mendiamkanku? Kenapa saat aku bertanya padamu kau selalu membuat muka?" tanya Sakura bingung.
.
"Itu.. Itu.." Sasuke sepertinya sulit untuk mengatakannya pada Sakura sehingga ia menjawabnya dengan jawaban yang sedikit aneh, "Itu karena sudah menjadi ciri khas-ku." Sasuke nampak menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Ia sepertinya baru menyadari kalau jawaban aneh.
.
"A-aku kan memang diam dan selalu membuang muka orangnya. Haha.." Gak tau kenapa Sasuke kok jadi aneh, tawa hambar segala lagi.
.
Sakura yang melihatnya, hanya menaikkan sebelah alisnya, dia merasa aneh juga kali dengan Sasuke.
.
"Sudahlah, lupakan!" kata Sasuke.
.
"Baiklah. Hmm.. Sas, aku sudah tau alasanmu masuk islam dari Hiruzen-jii" kata Sakura.
.
"Aku senang kau masuk islam. Tapi, apakah keluargamu tau?" tanya Sakura.
.
"Belum semua" datar Sasuke.
.
"Apa maksudmu belum semua?" Sakura sambil mengernyitkan dahinya.
.
"Hanya nii-sanku yang tau, itupun saat aku kepergok baca tuntunan sholat. Kaa-san, tou-san dan jii-sanku belum tau. Aku masih menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu mereka," ucap Sasuke.
.
"Apa mereka takkan marah?" tanya Sakura, mengingat kakek Sasuke adalah seorang pendeta terkenal di Jepang.
.
"Entahlah, tapi aku akan siap menerima apapun yang akan dilakukan keluargaku nanti jika mereka tau," jawab Sasuke.
.
"Oh, ya! Karena kau sekarang muslim. Tebak besok bulan apa?" Sakura tiba-tiba memberi tebakan ke Sasuke.
.
"Bulan ramadhan, kan?" jawab Sasuke dengan datar.
.
"Kau tau?"
.
"Hn, Hiruzen-sama yang memberitahuku. Di bulan ramadhan nanti, kita disuruh puasakan? Gak makan dan gak minum," ujar Sasuke.
.
"Bukan hanya gak makan dan minum aja. Puasa itu juga mengajarkan kita untuk menahan hawa nafsu juga. Seperti marah, berkelahi, berkata kotor, berbohong, dan apapun hal-hal yang dianggap buruk," jelas Sakura.
.
"Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menerangkan: Seorang yang berpuasa adalah orang yang anggota badanya berpuasa dari perbuatan-perbuatan dosa, lisannya berpuasa dari kata dusta, kata keji, dan ucapan palsu, perutnya berpuasa dari makanan dan minuman, kemaluannya berpuasa dari bersetubuh. Bila dia berbicara, tidak berbicara dengan sesuatu yang mencacat puasanya, bila berbuat, tidak berbuat dengan suatu perbuatan yang merusak puasanya, sehingga seluruh ucapannya keluar dalam keadaan baik dan manfaat." jelas Sakura panjang lebar.
.
Sasuke hanya takjub mendengarnya Sakura bisa menghafalkan kalimat sepanjang itu.
.
"Besokkan puasa pertamamu, kau mau berjanji padaku? Kau harus bisa tahan sampai bedug tiba," ujar Sakura.
.
"Hn,"
.
"Nanti, kau tarawih di masjid Konoha, kan?" tanya Sakura.
.
"Hn,"
.
"Berangkat rame-rame yuk! Aku, Hiruzen-jii,  Konohamaru, kaa-sanku sama tou-sanku, kita berangkat bareng gimana? Mobilmu nanti dititipin di rumah Hiruzen-jii aja" ajak Sakura.
.
Sasukepun mengiyakan ajakan Sakura.
.
Tak lama Hiruzen yang bersiap akan ke rumah sakitpun menghampiri Sakura.
.
"Hiruzen-sama, mau kemana?" tanya Sasuke.
.
"Ada urusan penting" Sakura yang menjawab.
.
"Iya. Kamu katanya mau ke kantor?" ucap Hiruzen.
.
"Konohamaru tidak ikut?"
.
"Tidak, dia aku suruh buat jaga rumah."
.
Setelah itupun Sasuke pamit pergi. Tak lama juga, Hiruzen dan Sakura pergi ke rumah sakit menaiki mobil Hiruzen sendiri, untuk menjenguk cucu Hiruzen yang dirawat disana.
.
tbc
.

My ReligionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang