Chapter 21

1.4K 134 7
                                    

Happy Reading.
.
Pernikahan Sasuke dan Sakura hanya tinggal tiga hari. Semua persiapannya sudah hampir selesai semua. Undangan sudah selesai dicetak dan sudah dibagikan hanya tinggal beberapa yang belum dibagikan.
.
Dan kini Sasuke beserta Sakura sedang berada di apartemen sahabat sehidup sematinya Sasuke(autor lebayy) siapa lagi kalau bukan Naruto. Mereka ingin menyerahkan undangan pernikahan mereka ke Naruto. Awalnya Sasuke dan Naruto tak berbicara sama sekali tak ada yang mau memulai percakapan. Hingga Sakura yang lelah melihat tingkah kekanak-kanakkan merekapun mulai berbicara. Dia juga memberikan undagan pernikahannya kepada Naruto.
.
Naruto jelas kaget. Karena begitu tiba-tibanya. Ia tak menyangka Sasuke benar-benar akan menjadi pasangan sahnya Sakura. Naruto tak menutup-nutupi rasa keterkejutannya itu. Dia juga memberi selamat ke mereka.
.
Dan suasana kembali tegang saat Sasuke menanyakan soal rahasia yang terbongkar itu. Narutopun menceritakan yang sebenarnya kalau Karin curiga karena pernah melihat SasuSaku berjalan bersama malam-malam. Karin membayar orang untuk membuntuti mereka. Jadi, bukan Naruto yang memberitahu Karin, tapi Karin tau sendiri.
.
Sasukepun menyesal dan minta maaf ke Naruto karena menuduh yang tidak-tidak.
.
Sasuke dan Sakura setelah itupun pamit pergi untuk membagikan undangan yang masih tersisa itu.
.
***
.
Madara saat ini sedang berada di sebuah taman. Dia kesini hanya untuk cari angin dan refreshing mungkin(?)
.
Dia tersenyum melihat banyak anak kecil yang sedang bermain-main. Tempat ini memang mampu membuatnya merasa tenang. Tiba-tiba ada orang yang menyapa dirinya. Madarapun mencari sumber suara.
.
"Madara," Orang itu melambaikan tangannya.
.
"Hashirama?"
.
Orang yang dipanggil Hashirama oleh Madara, menghampirinya. Hashirama ini adalah teman Madara sejak kecil. Mereka bertemu saat berada di gereja. Dan sampai sekarang mereka masih menjalin persahabatan.
.
"Kau ada disini?"
.
"Tentu. Kau tau aku sudah tua. Orang tua sepertiku pasti butuh udara segarlah," jawab Hashirama.
.
Madara hanya tersenyum mendengar jawaban sahabatnya tersebut.
.
"Waktu memang berlalu begitu cepat. Tanpa sadar kita sudah jadi kakek-kakek begini," kata Madara membuat Hashirama tertawa.
.
"Oh, ya! kudengar cucumu itu pindah agama ya?"
.
Madara tiba-tiba menegang mendengar ucapan sahabatnya itu. Apa berita keluarganya ini sudah menyebar luas? Ia takut karirnya akan hancur karena cucu kurang ajarnya itu.
.
"Tak kusangka padahal kau ini termasuk pendeta terkenal dan patuh pada agama. Tapi, cucunya malah pindah agama lain. Seharusnya kau itu bisa mendidik cucumu untuk patuh pada agamanya seperti dirimu,"
.
perkataan Hashirama tersebut mampu membuat Madara kesal setengah mati. Cucunya itu sudah membuatnya malu didepan sahabatnya. Sahabatnya bahkan seperti menyindirnya kalau ia bukan kakek yang becus dalam mendidik cucunya.
.
Madarapun pergi menuju arah mobilnya yang sedang diparkir. Dia meninggalkan Hashirama tanpa mengucapkan sepatah katapun.
.
"Sensitif sekali dia.." gumam Hashirama melihat kepergian sang sahabat.
.
***
*
Ini adalah rumah terakhir yang dikunjungi Sasuke dan Sakura. Mereka akan memberikan undangan pernikahannya pada si pemilik rumah.
.
Tapi, entah kenapa Sasuke merasa berat untuk melangkahkan kaki lebih jauh lagi ke arah pintu rumah itu. Tempat yang dikunjungi mereka saat ini adalah mansion Uchiha. Dia takut kalau semisal keluarga Uchiha menolaknya dan mengusirnya ataupun malah mencacimaki dirinya dan Sakura.
.
Sakura mengernyitkan alisnya bingung melihat Sasuke yang masih berada di belakangnya.
.
"Sas, ayo!" ajak Sakura. Sasuke tersentak dari lamunan. "iya" dan segera menyusul Sakura yang ada di depannya.
.
Mereka telah membunyikan bel, tapi dari dalam rumah belum ada yang mau membukakan pintu. Hingga menit berikutnya, ada Mikoto yang membukakan pintunya.
.
Mikoto terkejut melihat anak bungsunya berada di hadapannya. Jujur ia sangat rindu pada anaknya itu. Mikoto tak kuasa menahan tangisnya dan langsung memeluk anaknya itu.
.
"Sasuke, kaa-san rindu padamu. Akhirnya kau pulang," ucap Mikoto. Sasuke melepas pelukannya pada ibunya seraya berkata, "Aku tidak pulang kaa-san. Aku kesini hanya untuk menyerahkan undangan ini,"
.
Sasuke yang menyerahkan undangan itupun diterima oleh Mikoto. Mikoto tampak mengernyitkan alisnya.
.
"Apa ini?"
.
"Undangan pernikahanku dengan Sakura," jawab Sasuke dan sontak membuat Mikoto terkejut bukan main.
.
"Pernikahan?" sambil menatap Sasuke kemudian Sakura yang ada disamping Sasuke.
.
Sasuke mengangguk mantap.
.
Tiba-tiba seseorang datang dari arah belakang mereka. Dia mengambil undangan yang ada ditangan Mikoto dengan kasar.
.
"Apa yang kau lakukan disini?!" dengan nada yang tinggi Madara bertanya.
.
Madara lalu melihat undangan yang ada digenggamannya. Dia membuka lalu membaca isi surat undangan tersebut. Dari wajahnya kini Madara sangat-sangat marah. Tangannya terkepal, urat-urat di kepalanya tercetak jelas dan wajahnya memerah.
.
Dia menatap Sasuke kemudian beralih ke Sakura. Hal yang mengejutkan, Madara tengah merobek-robek undangan yang dengan susah payah SasuSaku berikan.
.
Madara lalu membuang sampah sobekan itu ke wajah Sasuke secara kasar.
.
Sasuke tampak menghembuskan nafasnya, ia mencoba untuk bersabar agar tak ikut tersulut amarah karena ulah kakeknya itu.
.
"Dasar cucu tak tau diri! Untuk apa kau kemari?!"
.
"Jii-san, aku hanya ingin mengantarkan unda-.." belum selesai Sasuke berbicara, Madara memotongnya dengan ucapan kasarnya.
.
"Diam kau! Pergi dari sini! Pergi!"
.
Sasuke dan Sakura akhirnya pergi setelah mendapat pengusiran dari Madara. Mikotopun tertunduk, baru saja dia bertemu dengan anaknya, anaknya sudah pergi meninggalkannya lagi.
.
***
.
"Hiks...hiks..hiks.."
.
Karin tengah menangis di ruang tengah ditemani Jiraiya yang berada di sebelahnya.
.
"Sudahlah, Karin. Jangan menangis terus," ucap Jiraiya sambil mengelus rambut cucunya itu.
.
Karin menangis ini dikarenakan dia mendapat kabar kalau Sasuke dan Sakura akan menikah. Ia merasa sudah tak ada harapan lagi baginya untuk mendapatkan Sasuke. Dan itu gara-gara Sakura. Ia semakin benci dengan Sakura.
.
"Drama banget, sih! Cowok di dunia gak cuma satu. Lebay pake nangis segala," kata Kushina setelah menuruni tangga.
.
"Kushina! Anakmu ini lagi nangis. Dihibur, kek. Kok malah diejek," Kushina memutar bola matanya mendengar perkataan Jiraiya. Ia sudah bosan melihat mertuanya selalu membela Karin. Jika dia tau kalau Karin bukan anak kandungnya, melainkan anak haram, Kushina yakin Jiraiya takkan mau menerima Karin.
.
"Kau mau kemana?" tanya Jiraiya melihat kepergian Kushina.
.
"Aku ada arisan sama temen-temenku. Lagian buat apa aku disini. Berisik denger orang nangis," setelah itu Kushina hilang dibalik pintu.
.
Jiraiya hanya menghela nafasnya melihat kelakuan menantunya itu. Kushina memang tak pernah pada Karin dan Jiraiya tak tau kenapa.
.
***
.
Keesokkan harinya.
.
Madara sedang berada di mobilnya. Ia akan menuju gereja untuk beribadah tentunya. Dia tak sendiri ada sopirnya yang menyopir mobilnya.
.
Madara dari jauh melihat dari jendela mobilnya, cucu durhakanya itu tengah menaiki sebuah motor sendirian. Ia tak tau akan kemana cucunya itu pergi. Ia jadi ingat kejadian kemarin. Cucunya akan menikahi wanita yang bernama Sakura itu. Cucunya akan bahagia tapi dia sendiri akan menahan malu karena ulah sang cucu.
.
Ia tak rela Sasuke bahagia. Ia tak rela Sasuke menikahi wanita itu. Jika dia tak bisa membuat Sasuke kembali pada keluarganya, cara satu-satunya adalah Sasuke harus musnah dari dunia ini.
.
"Genma, kau tabrak dia!" perintahnya pada sopir yang ada disebelahnya.
.
Sopirnya menatap pada Madara dengan pandangan bertanya, "tapi, Madara-sama. Bukankah itu Sasuke-sama?"
.
"Kau adalah sopirku yang ku bayar. Turuti perintahku sekarang!" bentak Madara melihat Sasuke yang semakin dekat dengan mobilnya.
.
Genma, si sopir masih belum menggubris perintah Madara. Membuat Madara gemas sendiri dan mengambil alih kemudi dari Genma.
.
"Madara-sama.." ucap Genma panik.
.
Mobil madarapun mengarah ke motor Sasuke. Sasuke yang kaget segera menghindar ke arah lain. Motornya itupun menabrak pohon yang ada di sebrang jalan. Sasuke dan motornya terjatuh.
.
Sedangkan Madara, mobilnya terus melaju. Di dalam mobilnya, Madara menyeringai.
.
tbc
.

My ReligionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang