#3

202 14 0
                                    

"Pulang bareng gue aja"

"Gak usah, kontrakan gue deket sini"

Saat ini Agam dan Nada sedang berada didepan gerbang sekolah, sekolah sudah sepi dari sekitar 30 menit yang lalu karena bel pulang berbunyi, siapa juga yang ingin berlama-lama disekolah?.

Angin yang kencang, awan yang menghitam 'sepertinya sebentar lagi hujan' batin Nada.

"Lo ngontrak?"

"Ya"

"Sama orangtua lo?"

"Enggak"

Agam mengernyitkan dahinya bingung, jika tidak sama orangtuanya jadi dia tinggal sama siapa?

"Gue tinggal sendiri" soalah tau apa yang dipikirkan Agam, Nada menjawab pertanyaannya.

"Ooo gue balik duluan ya" Agam meninggalkan Nada kembali kedalam sekolah untuk mengambil motornya, sementara Nada beranjak pulang jalan kaki, sebenarnya Nada lupa-lupa ingat tentang jalan pulang, ya mungkin karena dia orang baru.

"Belok kanan apa kiri ya?" Nada diam sebentar di persimpangan jalan, karena lupa dia harus kemana.

"Astaga... kenapa hp gue musti ketinggalan sih? Ya udah la belok kanan aja" Nada mengambil jalan di kanannya.

Langit semakin gelap, angin juga semakin kencang,terasa beberapa titik air hujan mengenai kulit putih milik Nada.

"Sial gue salah jalan" Nada yang merasa asing dengan jalanan yang dilewatinya sadar kalau dia salah jalan dan memutar balik langkahnya sambil berlari karena hujan semakin deras.

'Yaelah, hujan nya gak bisa nunggu gue sampe rumah apa ya' Nada terus berlari sampai nafasnya tersengal-sengal, dia tidak berhenti untuk menunggu hujan reda, toh bajunya juga sudah basah sekalian saja pikirnya.

Akhirnya dia sampai di kontrakannya, rumah kecil bercat berwarna biru dan hanya terdapat satu kamar tidur di dalamnya.

Nada membuka kunci rumahnya lalu membuka sepatunya yang basah kuyub dan meletakannya diteras rumah.

Memasuki rumah dan menghidupkan lampu, Nada langsung menuju kamar mandi setelah kembali mengunci pintu.

"Seger banget abis mandi" Nada mengerikan rambutnya dengan handuk, sambil duduk diteras rumah ditemani secangkir teh dan menyaksikan hujan yang sudah tidak deras lagi.

Nada menyeruput tehnya sambil menekuk kedua kakinya dan memeluknya karena udaranya sangat dingin.

Jalanan sepi, tak ada kendaran sama sekali yang lewat mungkin karena hujan, beberapa orang lebih memilih dirumah, tiduran menarik selimut atau bercengkrama dengan anggota keluarganya, atau jalanan sepi karena beberapa orang sedang berteduh.

Hujan kembali deras dan angin semakin kencang Nada memilih masuk kerumah membawa cangkir tehnya yang sudah tidak ada isinya lagi dan lebih memilih tiduran dikasur.

Krukkkkrukkk

Nada terbangun dan menyibak selimutnya, ya Nada ketiduran dan belum makan sama sekali dari pagi dan sekarang sudah malam.

"Uuhhh laper, belum belanja sayur lagi, cari makan diluar aja deh" Nada memakai kardigannya dan mencepol rambutnya asal tanpa sisiran.

Dia mengunci rumahnya lalu berjalan mencari makanan.

Saat ini jam setengah sembilan malam, mungkin masih banyak warung-warung nasi yang buka.

'Uang 20.000 dapet apa ya?' Nada membatin sambil terus berjalan keluar dari gang nya dan menuju jalan raya yang masih ramai meskipun sudah malam.

NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang