#11

131 7 0
                                    

"Permisi bu, tangan saya sakit boleh saya minta perban?" Nada dan Agam saat ini sedang berada di UKS.

"Oh boleh, didalam juga udah ada anak PMR nya yang jaga kok, biar kamu diobatin sama dia saja. Eh Agam kenapa kamu kesini? Mau numpang tidur?!" Penjaga UKS melirik kearah Agam yang diam saja sejak Nada menariknya dari kantin.

"Enggak, saya cuman mau nemenin pacar saya bu, ayo sayang" Agam merangkul Nada masuk kedalam ruangan UKS.

"Eh Agam, dasar anak jaman sekarang kebanyakan nyemilin micin jadinya ya begitu" penjaga UKS menggelengkan kepalanya.

"Ada yang bisa diban- eh kamu kenapa?" Ternyata petugas yang dimaksud penjaga UKS tadi adalah Brian ketua eskul musik.

Brian mendekati Nada tapi dihalangi oleh Agam.

"Tangan istri saya sakit, tolong diobati" Agam yang posisinya berada didepan Nada dia mengangkat tangan Nada yang diperban dan lengannya yang melepuh.

"Gila lo ya Gam" Nada menggeser badan Agam dari hadapannya.

"Bigini kak Ian tangan saya sakit, boleh minta perban sama salep? Soalnya lengan saya kena air panas tadi" Nada berkata pada Brian dengan sopan.

Brian tersenyum kearah Nada.

"Oh..boleh coba duduk dulu" Brian mempersilahkan Nada duduk, sementara Agam hanya menatap Brian seperti musuh.

"Kenapa tangan kamu sam-"

"Gak usah pake 'kamu' ngomonganya." Agam menatap sewot kearah Brian dan duduk disamping Nada. Nada yang melihat itu langsung menyenggol lengan Agam.

'Astaga... kenapa gue ajak dia kesini? Ganggu aja, malah pake acara ngaku-ngaku pacar lagi.' Nada membatin sambil melotot kearah Agam yang dibalas dengan pandangan acuhnya.

"Brisik banget ya temennya, bisa disuruh keluar gak?!" Brian geram melihat Agam.

"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue keluar" Agam menatap sinis kearah Brian.

"Udah-udah, Agam diem dulu, sekarang perban sama obatnya mana kak?" Nada menengahi perdebatan Agam dan Brian.

"Ini, biar Aku aja yang obatin lukanya" Brian duduk didepan Nada dan menarik tangan Nada pelan.

Agam yang melihat itu langsung memukul punggung tangan Brian.

Tak

"Ngapain pegang-pegang"

"Jadi gue ngobatinnya gimana taii... masa iya cuman gue liatin?"

"Biar gue aja, yang beginian gue juga bisa, mending lo minggir" Agam menyuruh Brian minggir, merebut perban dan obat dari tangan Brian.

"Lo bisa Gam? Kok gue sanksi ya?" Nada menatap Agam dengan pandangan menyelidik.

"Bisa la, gue juga sering main ke UKS, jadi gue tau cara ngobatin luka"

"Bacot" Brian mengomentari ucapan Agam.

"Elo yang bacot, kutu air" Agam juga tidak mau kalah dengan ucapan Brian.

"Brian... bisa tolong bantu ibu sebentar?" Penjaga UKS memanggil Brian dari depan.

"Elo dipanggil tu, udah sekarang mending elo keluar" Agam mendorong pinggang Brian yang sedari tadi berdiri.

Brian menatap tidak suka kearah Agam dan tersenyum kearah Nada kemudian pergi kedepan.

"Sini tangan lo biar gue obatin" Nada memberikan tangannya kepada Agam.

Agam dengan perlahan membuka perban ditangan kanan Nada terlebih dahulu.

"Kenapa lo kasar sama kak Rara?" Nada berbicara kepada Agam yang sedang fokus mengobati lukanya.

NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang