#14

120 4 0
                                    

"Pacar mau cari buku apa?"

"Pacar kita mau makan dimana?"

"Pacar suka es krim rasa ap-"

"Berhenti nyebutin kata pa-car" Nada berbalik melihat Agam dengan geram sambil mengacungkan jari telunjuknya kedepan wajah Agam.

Nada saat ini berdiri tepat didepan Agam dan sangat dekat. Nada sedikit mendongakkan kepalanya melihat kearah Agam.

Banyak orang yang memperhatikan meraka berdua didalam toko buku itu.

"Denger ya tuan Agam Alfaro Wijaya, gue in bukan pacar elo, soal yang tadi di mobil tolong lo lupain aja, lo ngertikan?!" Nada menatap tajam Agam, menatap tepat di kedua mata Agam.

"Nad, lo nginjek kaki gue" Agam menunjuk kakinya.

Nada langsung melihat kebawah dan benar saja Nada telah menginjak kaki kiri Agam.

Sekarang ini perasaan Nada kesal, malu semua tercampur aduk. Kesal karena Agam tidak serius mendengarkannya, malu karena... entahla.

Nada mundur selangkah dan kembali melihat kearah Agam, Nada menahan kesal sambil mengepalkan tangannya.

Duk

Nada menendang tulang kering Agam dan berlalu meninggalkan Agam yang sedang menahan sakit di tulang keringnya.

"Astaga, kenapa aku bisa jumpa sama orang kayak di-" Nada menghentikan kalimat dan langkahnya ketika melihat dua orang didepannya yang sedang asik memilih buku.

Nada langsung bersembunyi dan menunduk memperhatikan dua orang itu, Nada mengambil buku asal untuk menutupi wajahnya.

Nada mencari keberadaan Agam, saat ini Agam masih berada didekat rak ketika dia bertengkar dengannya tadi.

Agam sedang membaca salah satu buku di deretannya, deretan buku novel terjemahan.

Nada langsung berlari mendekati Agam dan menarik lengan Agam untuk mengikutinya.

Agam kaget dengan tingkah Nada, karena yang sebelumnya dia marah-marah sekarang Nada malah menarik lengannya.

"Tunduk tunduk" Nada berbisik pelan kepada Agam untuk sedikit membungkuk sementara Nada saat ini sudah berjongkok.

"Itu liat itu" Nada menunjuk dua orang yang sedang memilih-milih buku itu sambil sesekali tertawa melihat isi buku.

Agam melihat kearah dua orang yang ditunjuk Nada.

"Ooo jadi ini alasan si Nita gak mau nemenin gue, jadi dia udah ada janji sama si Rendy, gak nyangka gue" Nada melihat kearah Agam sambil menggelengkan kepalanya.

Sekarang ini Agam sudah berjongkok disamping Nada.

"Yah kenapa emangnya, kalau Nita jalan sama Rendy mereka kan pacaran"

"Apa!!??" Nada kaget dan berteriak tertahan mendengar ucapan Agam.

"Pa...pac...pacaran!?"

"Iya, dari sebulan setelah masuk sekolah mereka udah jadian, emangnya Nita gak cerita sama elo ya?"

Nada menggelengkan kepalanya.

"Ya udah mending nanti lo tanya aja sama Nita"

"Ogah, nanti dia ngira gue orangnya kepoan"

"Ya udah gak usah, bentar lagi kita juga bakalan nyusul kok, yakan Nad?" Agam mengedipkan sebelah matanya kearah Nada, Nada hanya mengacungkan tinjunya didepan Agam dan berdiri lalu pergi mencari bukunya.

Agam memperhatikan Rendy dan Nita yang saat ini sudah keluar dari toko buku.

Alunan musik ditoko buku membuat para pengunjung betah dan nyaman memilih bukunya tak terkecuali Nada.

Sesekali dia ikut menyenandungkan lagu yang terputar, seperti saat ini lagu yang diputar adalah lagu dari penyanyi top Lady Gaga yang berjudul Million Reason.

Nada sudah mendapatkan beberapa buku yang dicarinya dan saat ini dia sedang mencari keberadaan Agam.

"Agam, ngapain lo disini?" Nada menepuk pundak Agam yang sedang asik menatap buku.

"Lo suka masak ya? Lo mau belajar bikin kue?" Nada melihat buku cara membuat aneka kue yang dipegang Agam.

"Gue laper Nad, lo masih lama?" Nada melihat wajah Agam yang terlihat bosan dan lesu.

'Yang begini ini makanya gue males kalok ke toko buku ditemenin' Nada memutar bola matanya melihat Agam.

"Enggak, udah siap. Ya udah lo keluar duluan aja gue mau bayar dulu" Nada berjalan menuju kasir.

"Totalnya Rp 670.000 mbak" penjaga kasir tersenyum kearah Nada, wanita cantik berkulit putih dan memiliki tahi lalat kecil di pipi kanannya.

Nada menganggukan kepalanya dan mengeluarkan dompet dari tasnya.

"Pakai ini aja mbak" Agam berdiri di samping Nada dan mengeluarkan kartu debitnya.

Nada sontak menoleh kearah Agam.

"Janji gue tadi" Agam berkata sekaligus menjawab pertanyaan dipikiran Nada.

"Beli buku apa aja lo Nad?" Saat ini Agam dan Nada sudah berada didalam mobil dan menuju mall selatan untuk membeli es krim.

"Buku tentang hy... mau tau aja lo" nada mengikat kembali plastik bukunya setelah sebelumnya membukanya untuk diperlihatkan kepada Agam.

"Yeee gue kan cuman nanya, judes banget lo"

Jarak dari toko buku ke mall selatan tidak terlalu jauh, dan jalanan juga tidak terlalu ramai saat ini, membuat mereka berdua sampai dengan cepat.

"Ayok turun" Agam membuka pintu mobilnya dan turun dari mobil.

Agam membuka pintu Nada karena bingung kenapa Nada lama sekali.

"Kenapa?"

"Gelang gue lepas, mainannya jatuh"

"Ya udah nan-"

"Gak bisa nanti, soalnya itu... itu... pokoknya gak bisa nanti." Nada masih mencari dan melihat kebawah sampai mengangkat kakinya kejok mobil Agam.

Agam bingung melihat tingkah Nada, ketika ingin bicara lagi Agam melihat benda yang jatuh, mungkin itu mainan gelang Nada.

Agam membungkuk kan badannya dan mengambil benda yang seperti pick gitar itu.

Kemudian menunjukkan nya kearah Nada. Nada yang melihat itu terlihat senang, dan tanpa sadar ternyata wajah mereka saat ini sangat dekat.

Agam memandangi wajah cantik Nada lamat- lamat, tanpa sadar Agam mulai memajukan wajahnya menjadi lebih dekat dengan Nada. Nada saat itu menahan nafasnya, jantungnya berdetak sangat kencang.

"Mama, mama, kakak sama abang itu ciuman" seorang anak kecil laki-laki menunjuk kearah kaca depan mobil Agam yang bisa terlihat dari luar.

"Astaga.... udah ayok cepat Niko jalannya, jangan dilihat, dasar anak muda jaman sekarang gak tau tempat" mama dari anak laki-laki itu menarik anaknya menjauh.

Mama dan anak itu tidak tau jika ucapan mereka dapat didengar jelas oleh Nada dan Agam, mereka juga tidak tau jika wajah dua orang itu sudah memerah.

"Aish... ngapain lo deket-deket" Nada mendorong wajah Agam dengan telapak tangannya.

Agam keluar dari mobil dan berdiri tegak membelakangi mobil menunggu Nada keluar.

'Aduh... hampir aja gue kilaf lagi' Agam mengusap wajahnya kasar.

Sementara Nada menutup pintu mobil Agam dengan perasaan yang campur aduk, jantungnya berdebar kencang saat ini.

Nada menarik nafasnya dan menghembuskan nya perlahan.

"Mana pick gitar gue?" Nada menyenggol lengan Agam, dan membuat Agam tersadar dari lamunannya.

"Eh? Nih, bikin susah aja" Agam memberikan pick gitar milik Nada.

Nada langsung mengambilnya dan memasangkannya lagi ke gelangnya sambil jalan memasuki mall diikuti Agam.

"Emang itu penting banget ya? Sampek lo kayak mau nangis gitu waktu ilang" Agam bertanya kepada Nada yang telah selesai memakai gelangnya.

"Biasa aja" Nada menjawab santai ucapan Agam.

NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang