#17

115 7 0
                                    

"Makan yang banyak ya Alfa..." Nada memberikan makanan ikan kedalam aquariumnya yang sudah berisi seekor ikan dari Agam tadi.

"Hmm, maaf gue belum tau nama elo" suara dari belakang Nada membuat Nada berbalik, disana sudah ada Mala yang berdiri melihat kearah Nada.

"Nada Putri, panggil gue Nada aja" Nada tersenyum untuk pertama kalinya kepada Mala.

"Sekarang elo bisa ceritain ke gue gimana ceritanya elo sampek bisa diusir" Nada duduk dikursi ruang tamu dikuti oleh Mala.

"Gue diusir dari kosan karena gue udah nunggak uang kosan sampek 4 bulan, sebenernya ibu gue udah ngirim uangnya, tapi uangnya gue pakek untuk ngeganti HP temen gue yang rusak parah, gara-gara gue gak sengaja ngejatuhinnya" Mala menjelaskan masalahnya kepada Nada.

"Malang bener nasib elo, Mala" Nada menggelengkan kepalanya mendengar cerita Mala.

"Mending elo tidur sekarang, besok kita sekolah, elo pasti capek kan dari pagi nungguin sesuatu yang gak jelas di halte tadi" Nada kembali berbicara kepada Mala.

"Terus elo?"

"Gue nanti nyusul, gue mau baca buku dulu"

Mala mengangguk dan beranjak pergi kekamar tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah seharian menunggu sesuatu yang entah apa di halte tadi.

"Semoga yang gue lakuin ini udah bener" Nada bergumam kemudian membaca buku yang baru dibelinya tadi bersama Agam.

Buku yang membahas tentang hypnoterapi menjadi pilihan Nada, entah apa yang membuatnya ingin membeli buku itu.

Nada larut dalam bukunya sampai dia tidak sadar sudah pukul 03.00 pagi dan matanya belum mengantuk meskipun badannya terasa lelah sekali.

Nada melihat kearah aquariumnya, terlihat Alfa yang tenang tidak bergerak meskipun matanya terbuka yang berarti ikan itu sedang tidur.

Nada menutup bukunya dan pergi kekamarnya melihat Mala yang tertidur dengan pulas.

"Elo cewek yang kuat juga ya Mal, disekolah di buly di luar sekolah diusir, tapi elo gak banyak ngeluh, ya... untungnya elo gak bunuh diri" Nada tersenyum melihat Mala kemudian kembali keruang tamu untuk membaca buku yang lain.

Pukul 04.30 Nada bergerak dari tempat duduknya dan berhenti membaca buku.

Nada menuju dapur dan membuka kulkas untuk melihat bahan masakan.

Nada akhirnya memutuskan untuk membuat nasi goreng, tak butuh waktu yang lama Nada menyiapkan masakannya.

"Gue mandi duluan aja apa ya? Baru bangunin si Mala?" Nada bergumam sambil mengambil handuk dan beranjak kekamar mandi.

Nada sudah lengkap dengan seragamnya, dan sudah berulang kali berusaha membangungkan Mala.

"MALA....BANGUNNNNN" Nada berteriak sambil mengguncang tubuh Mala.

"Hmmm udah pagi ya?" Mala mengerjapkan matanya kemudian duduk melihat kearah Nada yang sudah berseragam lengkap.

"Gue pikir elo mati, sekarang mending elo mandi habis itu kita berangkat bareng"

Mala langsung mengangguk dan bergegas mandi.

"Nih sarapan buat elo" Nada memberikan kotak bekal yang berisi nasi goreng kepada Mala.

Mala menatap Nada takjub karena kebaikannya.

"Udah ambil nanti kita terlambat" Mala langsung mengambil kotak itu dan memasukkannya kedalam tasnya.

"Elo kelas berapa?"

"Emm gue kelas IPS1"

Nada menganggukan kepalanya. Saat ini Nada dan Mala sedang berjalan bersama menuju sekolah.

"Elo kenal sama Arga Nad?" Mala bertanya kepada Nada.

"Ya... kenal gitu-gitu aja, kenapa?"

"Enggak, gue pernah liat elo sama Arga dikantin bareng temen-temen elo. Gue sekelas sama dia"

Nada hanya menganggukkan kepalanya sambil terus berjalan.

"Mana kaca mata lo?" Nada bertanya kepada Mala dengan pandangan menyelidik.

"Ah itu...kaca matanya...rusak" Mala berkata sambil menunduk.

Nada menghela nafasnya.

"Gak nyangka gue, sekolah se elit itu masih ada aja pembulyan"

"Eh?" Mala menatap Nada.

"Gue tau lo cupu, tapi setidaknya lo harus punya harga diri, kalok lo gak salah lawan aja" Nada melihat kearah Mala dengan pandangan dingin dan masuk kedalam sekolah meninggalkan Mala yang terdiam melihat dan mencerna kata-kata Nada.

Ketika masuk kedalam kelas Nada tidak disambut oleh suara berisik Nita dan sepertinya gadis itu belum datang.

Disamping tempat duduknya sudah ada Agam yang asik memainkan game di HPnya.

Nada menarik kursinya kemudian duduk dan membuka kotak bekak miliknya.

"Wahhh nasgor... mau dong" Agam langsung menghentikan aktivitasnya ketika mencium bau nasi goreng milik Nada.

"Gak boleh, udah gue kasih racun soalnya" Nada memakan nasi gorengnya lagi tanpa melihat Agam.

"Gakpapa gue kebal racun" Agam tersenyum dan mengambil kotak bekal milik Nada dan langsung menyuapkan nasi goreng kemulutnya.

"Gila.. enak banget"

"Sialan nasinya muncrat goblok" Nada mengelap wajahnya yang terkena muncratan nasi goreng yang dimakan Agam.

Nada mengambil kotak bekalnya dari tangan Agam dan meletakkan nya diatas meja, kemudian mulai memakannya bergantian dengan Agam.

"Nita kok belum datang ya? Apa telat?" Nada bertanya kepada Agam yang sedang memakan nasi goreng milik Nada.

"Kalo jam segini belum datang sudah dipastikan dia gak masuk hari ini"

"Kenapa?"

"Mana saya tahu nyonya Nada, tanya aja pacarnya" Agam menunjuk Rendy yang baru saja datang dengan dagunya.

"Nita mana Rend? Kok gak datang?"

"Apa!? Seriusan gak datang?" Rendy tampak kaget mendengar ucapan Nada dan langsung menelpon Nita.

"Gak diangkat" Rendy bergumam pelan dengan pandangan kecewa.

Nada yang melihat Rendy juga ikut khawatir kemana Nita, gadis ceria yang selalu menyapanya tiap pagi.

Nada melihat kearah Agam yang seperti tidak terjadi sesuatu.

"Kok dihabisin nasi goreng gue?" Nada langsung merampas kotak bekalnya yang kosong dari tangan Agam.

"Enak Nad, besok bawa lagi ya?" Agam tersenyum lebar kepada Nada sampai deretan gigi putihnya terlihat.

"Ada cabe di gigi lo" Nada menunjuk kearah gigi Agam.

"Biar aja, biar semua orang tau kalok gue abis makan nasi goreng buatan elo" Agam semakin tersenyum bangga didepan Nada.

"Iiii jorok bersihin sana, nih gue ada tusuk gigi, sengaja gue bawa buat jaga-jaga" Nada memberikan tusuk gigi yang dibawanya dari rumah kepada Agam.

"Iya iya gue ilangin" Agam melihat deretan giginya dilayar HP nya, kemudian membersihkan giginya dari sisa cabai yang menempel.

"Udah tenang Rend, Nita pasti baik-baik aja kok" Nada menepuk-nepuk bahu Rendy memberikan semangat.

Rendy mengangguk meskipun pikirannya masih juga tidak tenang, dia khawatir dengan keadaan Nita yang tiba-tiba menghilang padahal sebelumnya mereka baik-baik saja.

"Udah bersih Nad?" Agam memperlihatkan deretan giginya kepada Nada.

"Udah"

"Menurut lo kemana si Nita Rend? Kejadian kayak gini udah 2 kali kan terjadi, dan dia gak pernah mau cerita juga alasannya" Agam yang tadinya tidak peduli dengan alasan Nita tidak datang akhirnya mencoba untuk ikut mencari tahu.

"Gue juga gak tau dia kemana"

"Ya udah nanti dibicarain lagi gurunya udah masuk" Nada menghentikan pembicaraan karena guru yang masuk di jam pelajaran ini sudah datang


NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang