#25

112 9 0
                                    

"Lo marah Nad?" Agam mulai menjalankan mobilnya, tak berapa lama hujan mulai turun, langit yang cerah berganti dengan langit yang gelap.

Terputar lagu 'Secret~Maroon 5' didalam mobil Agam. Dari pinggir jalan dapat terlihat beberapa pengendara motor yang berteduh menunggu hujan.

"Tadinya gue mau kesuatu tempat, tapi karena lo lama dan sekarang hujan jadinya batal" Nada menghela nafasnya lesu, menopang dagunya menatap keluar jendela.

Menatat ekspresi orang-orang yang sedang berteduh, beberapa tetlihat senang sambil menengadahkan tangannya merasakan tetesan air hujan, beberapa juga merasa gusar karena hujan yang semakin deras ditambah macatnya jalanan.

Suara derasnya air hujan bercampur dengan suara nyaring dari klakson mobil.

"Maaf" Agam melihat kearah Nada yang sedang menatap keluar jendela.

"Ya... udah terjadi mau gimana lagi" Nada kembali menghela nafasnya.

Kemudian keheningan terjadi didalam mobil, tidak ada yang berniat untuk memulai pembicaraan. Jalanan yang macat total membuat mobil mereka lama menyampai rumah Nada.

"Kita makan dulu ya, gue laper banget" Agam berbicara sambil melirik kearah Nada yang sepertinya tidak mendengar ucapannya.

"Nad?! Lo denger gue kan?" Agam memegang bahu Nada.

Nada tersentak kaget, ternyata dari tadi dia sedang melamun.

"Apa? Lo ngomong apa barusan?" Nada membenarkan posisi duduknya melihat kearah Agam.

"Lo ngelamun? Gue bilang kita makan dulu, gue laper banget"

"Ya udah, gue juga laper. Tapi lo yang bayarin kan? Gue gak ada duit, akhir bulan soalnya" Nada tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya.

"Dasar pelit" Agam melirik sinis Nada.

"Hemat Gam, bukan pelit" Nada mengkoreksi ucapan Agam kemudian mengusap usap lengannya kedinginan.

Agam yang melihat Nada mengusap-usap lengannya hanya mendengus kemudian membuka sweter miliknya. Sekarang dia hanya menggunakan kaos berwarna hitam sebagai atasannya.

"Nih pakek" Agam melemparkan sweter nya kepada Nada sehingga menyangkut dikepala Nada.

"Ih gak ada alus-alusnya elo sama cewek, kalau di novel pasti si cowoknya masangin jaket keceweknya, mana ada  yang ngelempar jaketnya kaya gini" Nada mengomel sambil membalik sweter milik Agam dan memakainya.

"Itu sweter Nad, susah gue masanginnya ke elo" Agam menatap kesal Nada.

"Lagian ni ya... kalau dinovel pasti ceweknya bakalan bilang gini 'jangan nanti kamu kedinginan' Gak ada tu yang lansung makek kaya elo gini, bilang makasih pun enggak." Lanjut Agam.

"Ah ngapain gue sok nolak, nanti malah lo ambil lagi jaketnya." Nada melipat tangannya didepan dada menahan dingin, sweter yang dipakainya saat ini sangat kebesaran, tangan sweter sampai melewati tangan Nada dan sengaja tidak di gulung oleh Nada.

"Ya terserah lo aja, ngomong-ngomong tumben gak iket rambut?"

"Lagi pingin aja" Nada menjawab datar.

"Nita, menurut lo leher gue jelek gak?" Nada mengangkat tinggi rambutnya menunjukkan lehernya kepada Nita.

"Maksudnya?" Nita menjawab bingun, kenapa tiba-tiba bertanya hal aneh seperti ini disaat waktunya tidur.

"Ah kelamaan, menurut elo gimana leher gue Mal?" Nada berganti bertanya kepada Mala.

"Ha.. itu.. menurut gue biasa aja sih" Mala menjawab ragu sambil melihat leher Nada.

NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang