#26

94 6 0
                                    

"Enak banget" Nada mencuci tangannya kemudian mengelapnya dengan tisu yang disediakan.

"Mau nambah?" Agam juga mencuci tangannya kemudian meminum tehnya.

"Gak, perut gue sakit kalau gue terlalu banyak makan" Nada meminum tehnya sampai tinggal setengahnya.

Agam mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

Nada membuka HPnya kemudian mengetikkan sesuatu di HPnya. Nada mendongakkan kepalanya ketika merasakan ada seseorang yang duduk disampingnya, disana duduk laki-laki  dengan baju yang sedikit basah juga rambutnya, didahinya ada luka bekas jahitan yang panjangnya mungkin sekitar 3 atau 4 cm.

Setelah melihat siapa yang duduk Nada kembali memainkan HPnya.

Uhuk uhuk

Nada terbatuk karena menghirup asap rokok dari laki-laki yang baru saja duduk disampingnya.

Agam memperhatikan Nada yang mengibaskan tangannya didepan wajahnya agar asap itu tidak terhirup olehnya.

"Mas tolong rokoknya dimatikan, asapnya kemana-mana soalnya." Agam menegur laki-laki disamping Nada dengan sopan.

Nada melihat kearah Agam sambil mengacungkan jempolnya setuju.

"Kenapa emangnya cewek elo gak tahan asap rokok?" Laki-laki itu tertawa yang lebih terdengar seperti mengejek, kemudian kembali menghisap rokoknya dan menghembuskannya tepat didepan Nada.

"Cewek lo cantik juga ya? Tapi sayang lemah, sama asap rokok aja langsung KO" laki-laki itu tertawa sambil melihat kearah Nada, kemudian kembali menghisap rokoknya.

Nada sudah ingin membuka mulutnya ingin melawan perkataan laki-laki itu, tapi itu terhenti karena tindakan Agam yang mengambil rokok yang terselip dimulut laki-laki itu kemudian menggenggam rokok itu dengan tangan kosong.

Nada tercengang dengan tindakan yang dilakukan oleh Agam.

Agam menggenggam rokok yang masih menyala itu didepan laki-laki itu, laki-laki itu sama tercengangnya dengan Nada.

Agam kemudian membuang rokok itu.

"Mending lo makan ini aja, rasanya juga sama-sama manis udah gitu gak bahaya buat orang lain juga elo" Agam mengeluarkan permen dari kantong celananya dan meletakkan nya diatas meja depan laki-laki itu.

"Bang ini duitnya, kembaliannya ambil aja" Agam meletakkan selembar uang 100 ribuan diatas meja kemudian menarik Nada keluar dari tenda.

Agam mengambil payungnya dan menggenggam tangan Nada kemudian membukakan pintu mobil untuk Nada.

Nada memasuki mobil Agam tanpa banyak bicara kemudian Agam menutupnya kembali.

Agam berputar dan membuka pintu mobilnya kemudian melipat payung basahnya dan masuk kedalam mobil.

"AAAAA TANGAN GUE SAKIT BANGET NAD...TOLONGIN" Agam berteriak didalam mobil sambil menunjukkan telapak tangannya yang melepuh akibat menggenggam rokok tadi.

Tak

Nada memukul kepala Agam kuat karena geram.

"MAKANYA JANGAN KEBANYAKAN TINGKAH" Nada ikut berteriak kepada Agam.

Nada menarik tangan Agam yang melepuh.

Nada berdecak kemudian membuka pintunya dan memakai topi sweaternya.

"Jangan keluar, kalo lo keluar gue pulang sendiri." Nada keluar dari mobil kemudian langsung lari ke apotek didekat warung pecel lele.

Tidak terlalu lama Nada kembali dengan keadaan sweater yang basah.

Nada menutup pintu mobil Agam kemudian mengobati tangan Agam yang melepuh dengan salep yang dibelinya di apotek.

Nada selesai mengobati tangan Agam kemudian menatap Agam kesal, tapi Agam justru menatapnya dengan senyuman sejuta arti.

"Gak usah senyum-senyum, harga salepnya 70 ribu lo harus ganti" Nada menengadahkan tangannya didepan Agam.

Agam tersenyum kemudian mengeluarkan uang 50 ribuan dan 20 ribuan dari dompetnya.

"Nih, perhitungan banget jadi cewek" Agam memberikan uangnya kepada Nada.

"Wah, harusnya gue lebihkan aja tadi harganya" Nada bergumam, Agam yang mendengar itu langsung tertawa, Nada juga ikut terkekeh.

"Lain kali jangan lakuin hal bodoh kayak tadi" Nada bergumam serius menatap Agam kemudian menopang dagunya menatap keluar jendela yang masih hujan.

"Makasih udah peduli sama gue" Agam tersenyum kemudian mulai menjalankan mobilnya.

"Siapa juga yang peduli" Nada menjawab ketus ucapan Agam.

"Gue gak suka banget sama orang yang ngerokok" Nada berbicara menatap kedepan jalanan yang masih setia dengan kemacetannya. Sekarang ini sudah pukul setengah tujuh malam, lampu-lampu jalan sudah menyala memberikan penerangannya.

"Kenapa?" Agam bertanya kepada Nada sambil memilih lagu yang akan diputar. 'Remembering sunday~ATL menjadi pilihan Agam'

"Buang-buang duit. Mereka beli rokok habis itu dibakar kan sama aja kayak ngebakar duit, mending dia beli rokok, rokoknya dikunyah habis itu ditelan kan kenyang" Agam terkekeh mendengar jawaban Nada.

"Tapi, masalah utamanya bukan soal itu, gue gak suka orang ngerokok karena itu gak bagus buat kesehatan, apalagi yang menghirup asapnya, mereka kan gak ada salah kenapa mesti juga ikutan dapat penyakit, benarkan omongan gue Gam?" Nada bertanya kepada Agam yang sedang ikut menyenandungkan lagu yang terputar.

"Iya benar, lo tahu lagu ini gak Nad?" Agam mengalihkan pembicaraan agar Nada tidak terus kesal.

"Tahu, gue suka banget pas bagian Juliet Simms nya nyanyi, suaranya keren banget"

"Ya kalau gue suka pas bagian si Alex nya nyanyi" Agam ikut berkomentar.

My calling, I'm calling at night
I don't mean to be a bother,
But have you seen this girl?
She's been running through my dreams
And it's driving me crazy, it seems
I'm going to ask her to marry me...

Agam ikut menyanyikan lagu itu. Sepanjang perjalanan menuju kontrakkan Nada, mereka berdua bersama-sama ikut menyanyikan lagu yang diputar.

"Ada lagunya oasis yang judulnya wonderwall gak?" Nada bertanya kepada Agam.

"Gak ada"

"Yah" Nada menghela nafas lesu.

"Today is gonna be the day
That they're gonna throw it back to you
By now you should've somehow
Realized what you gotta do
I don't believe that anybody
Feels the way I do, about you now"

"Loh kok berenti, lanjut nyanyi lagi dong"

"Kita udah nyampe bego" Nada mendengar ucapan Agam langsung melihat sekeliling ternyata benar mereka sudah sampai didepan rumah Nada, hujan pun sudah reda.

"Ya udah gue pulang, makasih ya pecel lelenya, jaketnya gue pinjem dulu" Nada menunjuk jaket yang dipakainya, kemudian mengambil tasnya di jok belakang.

"Lo gak nyuruh gue mampir?"

"Gak" Nada membuka mobil Agam kemudian langsung masuk kedalam rumahnya.

Agam tersenyum melihat Nada kemudian membuka dasboard mobilnya.

"Lo gak suka orang yang ngerokok ya Nad?" Agam membolak balik bungkus rokok ditangannya kemudian tersenyum.

Dia membuka kaca mobilnya dan membuang rokok itu sembarangan kemudian menjalankan mobilnya kembali pulang

NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang