#4

197 12 0
                                    

Jam 7 pagi Nada sudah siap berangkat sekolah dengan rambut dicepol asal khas Nada, seragam baru dari lemari dan tas cadangannya karena seragam dan tasnya basah, mengambil sepatu yang disimpan didalan kotak diatas lemari.
Sepatu yang bermodel sama dengan sepatunya kemarin.

Sekolah masuk 30 menit lagi, dan jarak dari kontrakan Nada kesekolah memerlukan waktu 20 menit.

Nada membuka pintu rumahnya setelah memakai sepatu lalu menguncinya.

"Selamat pagi"

"Pagi" Nada menjawab sapaan itu kemudian beranjak pergi, tapi ada yang aneh langkah Nada terhenti, kemudian berbalik melihat kebelakang.

"ELO? NGAPAIN DI RUMAH GUE?" Nada berteriak kaget melihat Laki-laki didepannya yang sedang duduk santai dikursi terasnya lengkap dengan seragam sekolahnya.

"Sssssttt jangan teriak-teriak masih pagi" laki-laki itu menghampiri Nada yang masih berdiri menatapnya tajam.

"Ayok berangkat, tar telat lagi" laki-laki itu menarik ujung lengan baju Nada. Nada langsung melepaskan tangan laki-laki itu dan mulai berjalan agak cepat tapi masih bisa disusul oleh laki-laki itu.

"Nada lo marah?" Saat ini Nada dan laki-laki itu berjalan berdua, jalanan mulai ramai, motor-motor mulai berseliweran gak beda dengan mobil, suara klakson memekakan telinga juga tak jarang didengar.

Nada tak berniat untuk menjawab pertanyaan nya. Alhasil selama perjalanan mereka berdua hanya diam tapi beberapa kali laki-laki itu menyenandungkan lagu sepenggal-sepenggal memang, tapi Nada tau semua lagu yang dia nyanyikan suaranya juga enggak buruk pikir Nada.

Pertama dia menyanyikan lagu "therapy milik ATL" kemudian berganti "Remembering Sunday masih milik ATL" belum sampai pada bagian reff nya dia mengganti lagu nya menjadi lagu "Sugar Maroon 5"

'Gak jelas amat ni orang" Nada membatin sambil terus berjalan tanpa melihat laki-laki disebelahnya.

Sampai didalam sekolah sudah banyak murid yang datang dan rata-rata mereka melihat kearah Nada dan Laki-laki disebelahnya.

'Padahal muka gue bonyoknya udah gakpala keliatan la, kok masi banyak aja yang liatin,'Nada membatin sambil terus berjalan kearah kelasnya tanpa memperdulikan bisikan setan-setan cabe yang melirik kearahnya.

"Gue denger dia anak beasiswa"

"Iya, iya katanya juga bukan orang kaya, tapi gayanya belagu banget, belum kenak sleding aja"

"Yaiyalah mana ada orang kaya yang penampilannya kaya gembel pasar gitu" belum sampai Nada sampai didepan kelas, sudah ada Nita yang berdiri didepannya menghadang.

"Nada... lo kok bisa sama si Agam gila ini?" Nita menunjuk laki-laki disebelah Nada dengan sinis.

"Gue gak tau" Nada berjalan melewati Nita, Nita langsung berbalik dan mensejajarkan langkahnya dengan Nada.

"Kok gak tau? Kan kalian barengan? Dia tau rumah lo?" Nita masih terus mendesak Nada untuk cerita.

"Aduh, dikelas aja ceritanya, kepala gue pusing" Cara bicara Nada yang terlihat kesal berhasil membuat Nita diam.

Sampai dikelasnya Nada duduk diikuti Nita yang duduk disebrangnya dan jangan lupa Agam yang duduk disamping Nada.

"Sekarang udah boleh cerita?" Nita masih menuntut penjelasan dari Nada dan Agam.

Nada menghembuskan nafasnya kasar.

"Jadi gi-"

"Lo mau tau ceritanya? Biar gue ceritain" ucapan Nada dipotong oleh Agam, jelas membuat Nada dan Nita bingung.

"Ya udah ceritain" Nita pindah tempat duduk menjadi didepan Agam karena pemilik bangku yang diduduki Nita tadi sudah datang.

"Lo ngapain disini upil onta?" Nita memarahi laki-laki disebelahnya yang baru datang.

"Eh cabe kering, ini kursi gue, yang harusnya nanya gitu gue, lo ngapain disini?"

"Eh iya ya, gue mau ngegosip sama Nada sama Agam"

"Eh iya Nada kita belum kenalan, nama gue rendy" laki-laki disebelah Nita mengulurkan tangannya disambut oleh Nada.

"Hallo Rendy" Nada tersenyum kemudian melepaskan jabat tangannya.

"Udah-udah gak jadi-jadi ceritanya nanti, lanjutin dong Gam" Nita kembali menatap serius Agam.

"Jadi gini, kemarin tu gue mau ngajak pulang si Nada"

"Tapi di tolak ahahah" cerita Agam dipotong oleh Rendy yang masih tertawa diikuti tawa Nita.

"Lanjut." Nita menghentikan tawanya dan kembali memasang wajah serius.

Agam memasang wajah datar menatap Nita dan Rendy.

"Iya ditolak. Terus gue balik kesekolah keparkiran mau ngambil motor, maksud gue biar kayak di film-film dia jalan terus gue disampingnya nawarin naik motor, terus-"

"Pas lo balik Nada udah kagak ada ahahah" kali ini bukan Rendy yang memotong cerita Agam tapi Nita dan sekali lagi Rendy dan Nita tertawa bersama.

Sebenarnya Nada juga ingin tertawa melihat tingkah Nita dan Rendy tapi diurungkannya takut luka dibibirnya yang baru sembuh malah koyak lagi.

"Bisa gak lo berdua gak motong cerita gue?!" Agam menahan geram.

Rendy dan Nita berhenti tertawa dan kembali memasang wajah seriusnya.

"Iya pas gue balik Nada udah gak ada, jadi gue berenti di indo***** mau beli minum, pas udah beli, eh ujan deres jadi gue neduh, pas gue mau minum gue liat Nada yang lagi lari-lari sambil ujan-ujanan, entah dia bego atau tolol"

"Agam lo kasar banget ngomongnya" Nita memarahi Agam karena ucapannya.

"Kasar? Apalagi kalo bukan tolol udah tau ujan deras gitu bukannya neduh malah lari-lari sampe ngos-ngsan"

"Kok elo sih yang heboh, terserah gue la mau neduh kek mau enggak, ya gue kaya gitu karena gue pikir kalok udah basah ya udah sekalian aja ditrobos ujannya toh gue masih idup" kali ini Nada yang berbicara dengan pandangan marah dan sinis melihat Agam.

"Udah-udah jangan berantem, mending lanjutin aja ceritanya gam" Rendy menengahi Agam dan Nada yang masih saling pandang dengan dingin.

Agam membuang mukanya kembali menatap Nita didepannya.

"Ya udah gue masuk lagi ke indo***** beli payung, gue buka payungnya gue kejar si Nada pas gue liat Nada dia udah sampe rumahnya, ya terus gue balik lagi la, motor gue kan masih di indo*****. Terus pagi ini kok bisa bareng ceritanya, sengaja gue dateng pagi-pagi banget kesekolah terus markirin motor terus gue kerumah Nada deh, dan terjadilah pergi sekolah barengan. Tamat."

"Kok gak lo jemput pakek motor aja nyet?!" Rendy nyeletuk setelah Agam menyelesaikan ceritanya.

"Biar romantis" Agam menjawab santai sambil mengedikkan bahunya. Sementara Nada sudah dari tadi menangkupkan wajahnya diatas meja,tidur, tapi telinganya masih bisa mendengar penjelasan Agam.

"Yaudahla gue balik kekursi gue, lo berdua jangan gangguin si Nada" Nita beranjak pergi kembali kekursinya.

Bel masuk berbunyi, pelajaran pertama adalah Kimia pelajaran yang sangat tidak disukai oleh Nada.

NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang