#24

100 6 0
                                    

"Oh maaf saya pikir ini kamar mandi." Nada berdiri didepan pintu memandang kepada wanita yang sedang duduk dikursi roda.

"Bukannya tadi Arga sudah memberi tahu kalau ini kamar ?" Wanita itu menggerakkan kursi rodanya menghadap kearah sumber suara.

"Maaf saya lupa, ngomong-ngomong tante ini mamanya Arga ya?" Nada bertanya kepada wanita buta dan lumpuh didepannya dengan suara setenang mungkin, seperti dia sudah merencanakan ini dengan matang.

"Bukan." Wanita itu menjawab tegas.

Arga marah kemudian ingin pergi dari kamar itu, tapi tangannya ditahan oleh Nada.

"Kamu ini temannya Arga ya?" Wanita itu tersenyum kepada Nada, senyuman lembut khas seorang ibu.

"Iya tante" Nada tersenyum ramah.

"Boleh tante lihat wajahmu?"

"Bukannya tante sudah lihat?" Nada terkekeh seolah olah tidak mengetahui sebuah fakta bahwa wanita itu buta.

"Ahaha saya buta nak." Wanita itu terkekeh pelan tidak tersinggung dengan ucapan Nada.

Arga membalikkan badan Nada menghadap kearahnya, Dari wajah Arga, Nada bisa melihat kemarahan dimata Arga.

"Kemarilah nak mendekat, siapa namamu?" Suara wanita itu membuat Nada dan Arga melihat kearahnya.

Nada tersenyum dan mendekati wanita itu. "Nada tante."

Nada berjongkok mensejajarkan dirinya dengan wanita itu.

Wanita itu menangkupkan wajah Nada dengan kedua tangannya, memegang kedua mata Nada, memegang hidung Nada, meraba setiap inchi wajah Nada kemudian tersenyum.

"Kamu cantik ya Nada"

"Terima kasih tante" Nada tersenyum lembut kemudian menggenggam tangan kanan wanita itu.

Arga yang masih berdiri didepan pintu hanya diam melihat pemandangan didepannya. Ada rasa iri kepada Nada dihati Arga.

'Seharusnya gue yang berada disana, gue yang seharunya ngebuat mama tersenyum, bukan orang lain.'

"Kamu sekeles sama Arga ya? Kamu beneran teman Arga, atau ehmm apa ya istilahnya ahaha" wanita itu tertawa.

"Sa... saya cuman teman Arga kok tante, saya bukan teman sekelas, tapi saya mau ngebantu Arga ngerjain tugasnya tante" Nada gugup mendengar pertanyaan dari wanita itu.

"Oh ya sudah, memangnya tugas apa?" Wanita itu kembali bertanya kepada Nada sambil tersenyum.

"Tugas bahasa tante"

"Oh ya? Seperti apa tugasnya?" Wanita itu bertanya antusias.

Arga menatap bingung kepada Nada yang menunjukkan wajah seriusnya, wajah yang tidak dia tunjukkan sedari tadi dia berbicara dengan mamanya.

Nada menarik nafasnya bersiap menceritakan tugasnya dan bersiap atas kemungkinan yang terjadi.

"Meresensi sebuat cerita tante, ceritanya bagus tante, tante mau dengar?"

Wanita itu menganggukan kepalanya masih dengan wajah antusiasnya.

Nada melirik kearah Arga yang masih berdiri didepan pintu menatap senyum diwajah mamanya.

Nada menarik nafasnya, kepercayaan diri yang dibawanya semenjak dia memasuki rumah ini perlahan menghilang. Muncul keraguan yang besar dalam dirinya tentang apa yang akan diceritakannya nanti.

Nada menundukkan kepalnya kemudian melihat senyuman dari wanita didepannya itu. Nada memantapkan hatinya kemudian tersenyum.

"Cerita ini tentang kehidupan keluarga biasa tante, kekuarga yang harmonis. Mereka memiliki seorang anak laki-laki yang baik. Suatu ketika terjadi suatu musibah yang menimpa anak itu dan ibunya. Anak itu baik-baik saja tapi ibunya, dia harus kehilangan kaki kiri dan tangan kanannya."

NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang