CHAPTER 21

8.3K 377 7
                                    

Wanita berambut panjang itu datang jauh-jauh dari Jepang hanya untuk menemui mantan suaminya di Singapura, Hans Limantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita berambut panjang itu datang jauh-jauh dari Jepang hanya untuk menemui mantan suaminya di Singapura, Hans Limantara. Dengan kekuatan yang ia miliki ia memberanikan melakukan itu setelah tiga tahun lamanya tidak bertemu. Entahlah, tapi Agnes sangat merindukan sepasang anak kembarnya. Insting seorang ibu tentu saja masih ada dalam dirinya meski sudah bertahun-tahun terpisah.

Lelaki berperawakan tegas itu menunggu di ruangannya yang penuh dengan beberapa dokumen dan sebuah PC. Sedangkan wanita itu masih menyempatkan diri untuk menghela napas sebelum duduk di hadapannya.

"Bagaimana kabar kamu, Agnes?" tanya Hans sambil menopang dagunya dengan punggung jemari.

Agnes menghening menatap meja kaca itu. Lalu beralih menatap kedua mata hitam mantan suaminya dan duduk. "Bagaimana kabar anak-anak?"

Lelaki itu mendecakkan lidahnya. "Bukannya kamu bisa menghubungi mereka berdua sendiri?"

"Saya tanya kabar anak-anak ke kamu. Bukan meminta kamu untuk balik bertanya sama saya." Agnes meneguk ludahnya. "Bahkan kamu sepertinya tidak tahu kabar anak-anak kamu sendiri. Benar?"

Sejenak Hans terdiam dengan kedua alis menyatu. "Tujuan kamu apa sebenarnya jauh-jauh datang untuk menemui saya?"

"Saya rindu anak-anak saya. Saya masih ibu mereka. Saya ingin bertemu langsung dengan mereka."

"Oh, jadi kamu mau meminta ijin sama saya. Begitukah?"

"Ariel dan Anette masih anak saya, Hans, darah daging saya. Sudah bertahun-tahun saya tidak bertemu dengan mereka bahkan sudah hampir tujuh tahun saya tidak berbicara dengan Ariel," lanjut Agnes. "Ini semua karena kamu!"

Hans tertawa sarkastis lalu menyandarkan punggungnya di kursi. "Karena saya? Kamu lucu sekali, Agnes. Masih sama seperti dulu. Kamu sama Ariel benar-benar mirip."

"Hans!" kedua mata Agnes mulai berkaca-kaca. "Masih sempat-sempatnya kamu tertawa setelah kamu mengorbankan apa yang seharusnya tidak kamu korbankan. Pantaskah kamu melakukan itu?!"

Hans menegapkan posisinya kembali. "Delapan ribu, Agnes Hilmawan," ucap Hans datar. "Delapan ribu orang yang sudah bekerja keras untuk Limantara Grup. Kamu tahu beban yang saya pikul untuk tetap mempertahankan perusahaan sebesar ini?"

Bibir Agnes bergetar, tak kuasa ia membendung air matanya lagi di depan Hans. "Saya ingin bertemu dengan anak-anak saya, Hans."

"Tidak bisa!!" jawab Hans nyaring. "Saya tidak ingin pewaris Limantara Grup memiliki karakter yang manja hanya karena didikan kamu itu. Biarlah Ariel tetap seperti apa adanya sekarang. Tanpa kamu, mereka berdua jadi pribadi yang mantap dan siap mengusahakan perusahaan ini."

"Kamu sakit, Hans!"

Hans berdiri usai membenahi jas hitamnya yang sedikit tertekuk. "Kamu boleh meninggalkan ruangan saya sekarang. Banyak yang masih saya harus kerjakan."

Bad Boy In Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang