CHAPTER 10

9.3K 439 16
                                    

Windi meneguk air mineralnya usai melaksanakan jam pelajaran Olahraga bersama murid-murid lain dari kelas 12 IPS 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Windi meneguk air mineralnya usai melaksanakan jam pelajaran Olahraga bersama murid-murid lain dari kelas 12 IPS 1. Sistem pembagian jam pelajaran Olahraga di Lavendius didasarkan dari jurusan tiap-tiap kelas. IPA sendiri, IPS sendiri dan Bahasa sendiri. Dalam satu hari terdapat tiga jam pelajaran Olahraga. Jam pertama ialah untuk kelas IPA, jam kedua untuk kelas IPS dan jam terakhir untuk kelas Bahasa. Terdapat dua kelas dalam satu jam pelajaran, untuk hari kamis di jam kedua kelas 11 IPS 2 dan 12 IPS 1 digabung. Kelas genap bergabung dengan kelas ganjil. Begitulah kurang lebih sistemnya.

Namun yang tidak Windi sangka ialah Ariel ternyata warga kelas 12 IPS 1. Ia mengira bahwa lelaki itu satu kelas dengan saudara kembarnya, Anette, yang berada di kelas 12 IPA 1. Dugaannya kini terbukti benar-benar salah. Setiap hari kamis di jam kedua dia harus melaksanakan jam pelajaran Olahraga bersama musuhnya.

Oh, gosh! Sial banget hidup gue! Cerocos Windi dalam hati.

Dan saat ini laki-laki tampan bertubuh jangkung itu mulai memamerkan keahliannya dalam bermain basket bersama teman-temannya melawan murid-murid dari kelas 11 IPS 2. Sorak-sorai para siswi yang mendukung Ariel terdengar begitu riuh, menyamai histeria para K-POP Lovers ketika didatangi oleh Oppa Sehun ditambah Guanlin.

"Lo liat badannya? Berotot tauk! Seksi banget kalo udah keringetan!!.. " ucap salah seorang siswi gemas.

"Iya, gue pernah liat dia naked di lapangan. Sixpack, gila!"

"Udah cakep, tajir, dingin.. uw!! Janice beruntung banget ya bisa pacaran sama Ariel!" puji siswi lain tanpa menyadari bahwa Ariel bisa kapan saja mencampakkan gadis yang tengah dipacarinya.

Windi duduk bersama siswi-siswi yang tengah memuji Ariel gemas. Entahlah tapi penilaian Windi berbanding terbalik dengan mereka. Di mata gadis itu Ariel kini tidak lebih dari maniak kelas kakap yang cepat atau lambat harus diberi pelajaran.

"Resek!!" umpat Windi tanpa ia sadari. Membuat orang-orang di sekelilingnya menatap gadis itu bingung.

"Kenapa lo?" tanya salah seorang siswi yang duduk di sebelah Windi.

"Oh, nggak apa-apa."

"Ya, jelaslah dia bilang resek! Namanya aja ketemu musuh omongan apa aja bisa keluar di mulutnya yang mendadak jadi nyinyir," celetuk Janice yang duduk di bangku sebelah bangku Windi.

Windi mendengar itu dan ia merasa cukup geram. "Heh, gue nggak salah denger? Mulut lo itu yang nyinyir! Kalo nggak karena mulut lo itu nggak mungkin gue dikeroyok sama anak-anak waktu itu!"

Janice berdiri, menatap tajam ke arah Windi yang baru saja menggertaknya. "Emang lo yang salah! Lo seharusnya nggak berurusan sama gue!"

Bad Boy In Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang