EXTRA CHAPTER

6.8K 218 21
                                    

Kedua mata Windi terbuka, semalam ia habis merayakan pesta tahun baru bersama Alvin dan beberapa teman sekolah Lavendius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mata Windi terbuka, semalam ia habis merayakan pesta tahun baru bersama Alvin dan beberapa teman sekolah Lavendius. Pesta itu sederhana namun baginya terkesan meriah karena semua tampak menikmati jalannya acara disertai kembang api setelah menikmati film melalui layar LCD.

Dengan pergerakan yang malas ia mengangkat tubuhnya, menyempatkan diri mempertegas penglihatan untuk melihat jam dinding yang tergantung paku di hadapannya.

Benar, Windi tidak salah lagi. Sekarang waktu menunjukkan pukul delapan lebih dua puluh tiga menit. Meski sudah terbangun gadis itu merasa masih berada di alam mimpi karena lelah. "Hampir jam setengah sembilan, ya?" tanya Windi entah pada siapa lalu memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurnya.

"Windi, ada yang mau ketemu kamu!" suara Bunda terdengar nyaring di gendang telinganya.

Windi memicingkan matanya dan menggerutu. "Siapa, sih? Masih pagi juga."

"Windi, keluar, Nak...!!" Bunda melakukannya sekali lagi hingga gadis itu memutuskan meninggalkan kamarnya usai menyempatkan diri mengikat rambut.

"Siapa, sih, Bun?" tanyanya sambil mengusap mata.

"Tuh," jawab Bunda sambil menunjuk gadis blasteran yang tengah duduk santai di sofa dengan dagu. "Katanya anggota keluarga Limantara, juga. Bukannya Presdir cuma punya anak kembar aja ya?"

"Tunggu--," Windi diam sejenak, mencoba mengingat isi surat terakhir yang ia dapat saat Ariel terbang ke Singapura. "Eve?"

"Hai, sepupu ipar!" kata gadis itu lalu berdiri mengulurkan tangannya. "Bener kata lo, nama gue Eve Limantara sepupunya si kembar Ariel dan Anette."

Windi menjabat tangan itu sambil menelan ludah. Saat ini ia melihat Eve tengah mengenakan jaket jeans dengan celana hitam sobek. Sekilas sepupu kekasihnya yang satu ini terlihat maskulin meski ia harus mengetahui wajahnya memang cantik tak diragukan lagi. "Oh, iya," jabatan tangan itu terlepas. "Jadi, gimana?"

Eve menoleh pada Bunda. "Tante, atas titah sepupu saya Ariel Limantara apakah saya diperbolehkan membawa putrinya selama beberapa hari di luar negri?"

Bunda menautkan kedua alisnya. "Mau dibawa kemana kalo boleh tahu?"

"Liburan di Maldives," jawabnya lalu tersenyum lebar.

Terkejut, Bunda lantas membulatkan kedua matanya sempurna. Ia tahu Maldives lewat acara televisi yang menayangkan tentang destinasi-destinasi populer di seluruh penjuru dunia. "Ya, ampun. Maldives?"

Eve mengangguk mantap.

"Ya, udah," wanita paruh baya itu menoleh pada anaknya. "Sekarang kamu siap-siap. Bawa baju-baju bagus dan jangan lupa ambil foto yang banyak waktu di Maldives nanti."

Dengan keadaan masih terheran Windi segera kembali ke kamarnya untuk membawa beberapa pakaian dan barang yang diperlukan. Setelah hampir dua bulan terpisah keduanya akan dipertemukan kembali lewat liburan yang akan terasa menyenangkan. Jelas, Maldives area!

Bad Boy In Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang