CHAPTER 82

4.4K 265 16
                                    

This love is unpredictable

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

This love is unpredictable

🌻🌻

"Win, kita coba ke bandara, deh sekarang. Ada yang mau gue tunjukin sama lo," kata Alvin sambil menjejalkan ponselnya kembali ke dalam saku celana.

Windi yang mendengar itu lantas menjadi bingung. "Emangnya ada apa?"

Laki-laki itu menghela pelan lalu meraih pergelangan tangan Windi dan mengangguk. "Ikut aja,"

Sejenak gadis itu diam dengan kening berkerut, hingga pada akhirnya ia memilih untuk pergi bersama Alvin menuju bandara. Kebetulan ia membawa motor saat mereka hendak menjenguk Mawar di rumah sakit, sebab dengan menggunakan kendaraan itu mereka jadi tidak terjebak macet terlalu lama.

Di dalam perjalanan keduanya saling diam, Windi bisa merasakan laju kecepatan motor yang dikendarai oleh Alvin lebih cepat dari sebelum-sebelumnya. Inginnya gadis itu bertanya, apa yang telah terjadi? Namun ia memilih untuk diam, membiarkan sahabatnya tetap fokus pada jalanan di depan, melewati mobil-mobil yang berbaris panjang karena kemacetan melanda. Membuat gadis itu semakin erat mengeratkan pelukannya terhadap Alvin agar tidak jatuh, sampai tanpa sadar ia ingat. Windi dahulu sangat menyukai momen seperti ini, merasakan hangat punggung jangkung cinta pertamanya, menikmati perjalanan berdua sambil memendam rasa itu.

Benar, dia akan selalu mengingat bahwa dirinya pernah jatuh cinta pada sahabatnya sendiri sebelum Ariel datang di kehidupan mereka. Segaris senyum tipis tiba-tiba terukir di wajahnya yang manis.

Tanpa terasa dua puluh lima menit lebih berlalu, Alvin tidak menyangka ia akan terlambat sepuluh menit meski sudah mempercepat laju motornya. Ketika tiba di bandara ia lantas mendengus kesal. "Sial!"

"Kenapa, Vin?" tanya Windi. "Lo juga belum bilang kenapa kita mesti ke sini,"

Alvin menoleh sambil tersenyum. Mencoba menahan diri untuk tidak menyalahkan diri sendiri sambil berharap bila Ariel belum naik ke dalam pesawat. "Ayo, ke dalam. Nanti lo juga tahu,"

"Tapi ada apa?"

Ia menghela napas. "Lo ikut--"

"Alvin, Windi!!" mereka berdua lantas menoleh, mendapati Riko dan Aldi kini tengah berlari menghampiri.

"Kok kalian di sini?" Windi benar-benar bingung sekarang. "Ada apa, sih ini? Please, kasih tahu gue, dong. Gue berhak tahu sekarang!"

Riko mengambil sesuatu dari dalam waist bagnya kemudian memberikan itu pada Windi. "Baca sekarang," benda tersebut adalah selembar kertas loose leaf yang dilipat menjadi empat bagian dengan gambar seperti wajah kodok yang digambar pada bagian luarnya menggunakan spidol hijau.

Sebelum membuka kertas itu Windi sempat memandang kepada mereka bertiga yang kini berdiri mengelilinginya. "Ariel, bukan?" Windi mencoba memastikan.

Bad Boy In Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang