Part 15

2.9K 83 0
                                    

Lacey menganggukan kepalanya. "Gwen siapa?" Tanya Lacey dengan penasaran.

Tubuh Kevin tiba-tiba menegang ketika Lacey menyebutkan nama mantan istrinya. Namun perlahan, tubuhnya rileks lagi.

"Akan aku ceritakan suatu saat nanti."

"Kenapa tidak sekarang saja?"

"Belum saatnya."

"Kenapa belum?"

"Suasananya belum pas"

Baru saja Lacey ingin bertanya lagi, namun sudah didahului Kevin, "Jika kau bertanya lagi, akan aku cium"

Lacey menutup mulutnya dengan tangannya. Kevin yang melihat tingkah kekasihnya itu hanya terkekeh.

"Nanti malam, aku nginap di apartmentmu ya?" Tanya Kevin

"Ngapain? Apartmentku jauh lebih kecil dibandingkan dengan penthouse-mu."

"Aku ingin bersamamu." Perkataan Kevin membuat hati Lacey luluh.

Lacey tersenyum, "Baiklah, kalau begitu aku tidak jadi lembur ya? Aku ingin membuatkan makan malam untukmu."

"Sesuka hatimu, sweetheart. Mau kamu bolos kerja juga tidak apa apa." Kata Kevin sambil menciumi pipi Lacey.

Lacey memukul dada Kevin, "Jangan begitu, kalau aku bolos bisa bisa aku tidak dapat gaji."

Kevin tertawa mendengar perkataan Lacey, "Aku akan tetap memberimu uang"

"Enak aja, emang aku wanita bayaran!" Lacey cemberut.

"Aku tidak bilang begitu, Sayang. Aku akan menafkahimu nantinya sebagai kepala rumah tanggamu." Kevin mencium pipi Lacey lagi.

"Gombal!" Lacey bangkit dari pangkuan Kevin namun ditahan oleh Kevin. Kevin merapatkan tubuh Lacey sehingga bibir mereka bersentuhan dan saling melumat.

"Kev..." lenguh Lacey.

"Hmm" Kevin tetap memanggut bibir Lacey.

"Sudah dulu" Nafas Lacey sudah semakin berat.

"Kenapa?"

"Aku ingin mengerjakan data data yang kamu minta." Setelah mendengar itu, Kevin melepaskan ciumannya. Dan mencium kening Lacey.

"See you, dear." Ucap Kevin

"See you, love." Goda Lacey dengan nada kecil. Walaupun kecil, telinga Kevin masih bisa mendengar apa yang dikatakan Lacey barusan. Bibir Kevin tertarik keatas hingga membuat senyuman.

***

"Akhirnya selesai masakan makan malamku ini." Lacey menatap meja makan yang penuh makanan dengan takjub.

Sedetik kemudian terdengar suara bell pintu apartmentnya. Ia langsung membukakan pintu dan Kevin sudah berdiri disana.

"Haii, ayo masukk!!" Sapa Lacey

"Hm, sepertinya aku mencium aroma lezat. Kau bikin apa saja?" Tanya Kevin

"Lihat saja sendiri." Lacey menariknya ke meja makan.

"Aku tidak yakin kau memasak ini semua. Paling delivery."

"Ish, enak saja kalau ngomong. Aku yang bikin ini semua tau." Bibir Lacey langsung tertekuk kebawah.

Kevin terkekeh, "Aku hanya bercanda." Kevin menarik tubuh Lacey kedalam tubuhnya hingga mereka berciuman.

Lacey menarik tubuhnya, "Nanti makanannya keburu dingin."

Kevin melepas pelukannya dan menarik kursi untuk Lacey.

Lacey tersenyum "Terima Kasih"

Dan Kevin duduk dihadapan Lacey.

Lacey mengambilkan nasi untuk dipiring Kevin dan dirinya sendiri. "Kamu mau apa?" Tanya Lacey.

"Mau kamu." Jawab Kevin

"Aku serius, Kev."

"Aku juga serius."

"Baiklah kalau kau tidak mau menjawab mau apa, kau tidur di sofa saja."

"Kan aku sudah menjawabnya." Kata Kevin

"Maksudku, makanannya Kevin."

Kevin tertawa melihat wajah kesalnya Lacey. "Oke oke, ambilkan semuanya."

"Kau serius? Banyak loh ini."

"Tak apa. Aku butuh banyak tenaga untuk menerkammu nanti." Ucap Kevin dengan entengnya.

"Kevinnnnn!!" Pipi Lacey bersemu merah. Sedangkan Kevin tertawa terbahak-bahak.

Obsessed With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang