Part 30

2K 90 4
                                    

"Ternyata kau sudah tau bagian itu." Gwen tersenyum mengejek. "Baiklah begini, setiap orang berhak mempunyai kesempatan kedua bukan?"

Hati dan logika Lacey sedang bertarung mencerna ucapan Gwen. Walaupun dari wajahnya Lacey tetap menampilkan ekspresi datar. Ingatkan Lacey untuk berterima kasih ke Kevin yang sudah sering kali menampilkan wajah datar ke orang yang tidak dikenal sehingga Lacey diam diam mengikutinya.

Selagi Lacey menampilkan wajah datarnya sedangkan wanita diseberangnya lagi tersenyum kemenangan.

***

"Pikirkan baik-baik, kita sama-sama perempuan, lebih baik kau menyerah karena ingin melihat anak itu bahagia dengan kasih sayang ibunya atau akan aku rebut dengan caraku sendiri?"

Lacey masih tidak menjawab.

"Baiklah aku beri kau waktu untuk memikirkan perkataanku." Gwen bangkit dari tempat duduk dan melenggang pergi.

Ya Tuhan kenapa mencintai Kevin serumit ini. Lacey memijat pelipisnya. Tidak disangka tiba-tiba Irene datang menepuk pundak Lacey.

"Hei, suram banget itu muka." Kata Irene.

Lacey mendecak sebal ketika sahabatnya berkata demikian. Tetapi Lacey tidak marah karena memang faktanya begitu.

"Ada apa sih? Ayo cerita."

Lacey menghela nafasnya dengan kasar. "Udah gak mood, Ren."

"Oh god! Terus untuk apa gue kesini nemuin lo kalo bukan ngedengerin keluh kesah lo."

"Oke oke gue cerita. Tapi inget lo gaboleh ceritain hal ini ke siapapun karena ini privacy kita berdua. Janji?" Lacey mengacungkan kelingkingnya sebagai tanda pinky promise.

"Iya janji." Kelingking Irene menyambar kelingking Lacey.

"Tapi tunggu, gue mau pesen minuman dulu. Haus nih gue." Irene pergi kedalam coffee shop untuk memesan minuman.

Selagi Irene memesan minuman, Lacey membuka hpnya dan melihat pesan dari Kevin.

From: Kevin.
Kirimkan alamat tempat kamu bertemu Irene. Akan aku jemput.

Lacey mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan dari Kevin.

To: Kevin.
Tidak perlu. Terima kasih.

Belum juga ada semenit, pesan dari Kevin masuk lagi ke notifikasi Lacey.

From: Kevin.
Aku tidak suka dibantah, Lacey.

Lihat. Walaupun mereka sedang bertengkar sekalipun Kevin masih menunjukkan sifat bossy. Tidak mau diambil pusing, Lacey mematikan hp saat Irene sudah membawa pesanannya.

"Jadi bagaimana?" Tanya Irene sambil menyesap Greentea Blended miliknya.

Lacey menghela nafasnya beberapa kali. "Jadi begini, kurang lebih 2 minggu lagi gue dan Kevin akan melangsungkan pernikahan."

Tiba-tiba Irene menyela pernyataan Lacey, "What?! Kenapa lo ga ngomong kalo mau nikah? Lagiankan lo harusnya tuh seneng bukannya galau."

Lacey mendecak lagi, "Dengerin dulu jangan dipotong-potong."

"Oke oke gue dengerin sekarang."

"Tapi saat gue dan Kevin lagi mempersiapkan acara pernikahan gue, tiba-tiba masalah datang begitu aja. Ya gue tau, didalam hubungan pasti ada aja masalahnya. Tapi mantan istri Kevin kembali untuk merebut Kevin dari gue."

Irene yang mendengarkan hanya bisa melongo. "Sejak kapan Kevin mempunyai istri?" Tanya Irene.

"Gue gatau sejak kapan, tapi yang gue tau tepat setahun lalu mantan istrinya melahirkan anak dari Kevin, ya mungkin mereka menikah sekitar kurang lebih 2 tahun yang lalulah."

Obsessed With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang