Membuatmu melihatku
●●●●●
Malam ini Agha sudah nampak duduk di tengah-tengah keluarganya yang sedang menikmati makan malamnya masing-masing. Sudah sejak tadi Agha tak henti-hentinya tersenyum seraya berceloteh ini itu di hadapan keluarganya. Kebahagiaan Agha lebih lengkap lagi karena malam ini ayahnya, Gian. Akhirnya kembali dari tugas dinasnya.
"Jadi, gimana sekolah kamu Gha?" ujar Gian di sela makannya.
"Gitu-gitu aja, yah. Nothing special," sahut Agha dengan wajah sedikit murung. Ia masih mengingat kejadian tadi sore saat Zelia pergi begitu saja. Sepertinya ia benar-benar tidak memiliki kesempatan.
Ayahnya selalu berkata kepadanya bahwa probabilitas akan selalu ada. Kejadian apapun itu meskipun hal itu termasuk kejadian yang tidak masuk akal sekalipun. Itulah yang selalu membuat Agha tumbuh menjadi seorang anak yang optimis. Tapi entah mengapa untuk hal satu ini Agha berubah menjadi seseorang yang pesimis.
Ia jadi teringat beberapa waktu lalu saat Natta bertengkar dengan pacarnya, Neisya. Saat itu kakaknya terlihat sangat depresi. Padahal sudah sejak lahir Agha hidup bersama Natta dan belum pernah sekalipun ia melihat Natta sehancur itu... ya meskipun sebenarnya pernah satu kali Natta lebih hancur dari itu. Namun untuk kasus yang terbilang cukup sepele ini, bagi Agha rasanya cukup mengherankan bila Natta sampai se-putus-asa itu.
"Jatuh cinta itu ngerepotin, Gha! Apalagi ngadepin cewek."
Begitulah perkataan Natta saat itu yang seketika membuat Agha mengangguk antusias, menyetujui perkataan itu. 'Apalagi Zelia. Nyusahin!', pikirnya.
"Ngapain kamu ngangguk-ngangguk gitu?" tanya Lila yang duduk di sebelah Agha.
Agha terkejut dan tertawa kecil. "Tadi aku cuma mikir aja, Mba. Kok bisa ya Mba sama Ibu tahan sama pesona kegantengan aku?"
Hingga ucapan itu selesai terucap dari bibir Agha, sebuah lemparan gumpalan tisu mendarat dengan sempurnanya di kening Agha. "Head shoot!" seru Natta.
*****
Rio bersumpah ingin menghajar Agha saat itu juga ketika ia melihat wajah sahabatnya itu pada layar ponselnya. "Gila nih bocah," gumam Rio beberapa kali saat Agha justru malah menertawai raut wajah masam Rio.
"Mau ngapain lo? Gue harap lo punya alasan bagus untuk ganggu tidur gue. Ini masih jam 3 kalo lo lupa," ujar Rio ketus.
"Sorry, gue ganggu. Gue cuma ga bisa tidur aja."
"Gila! Udah ah gue tidur. Nanti pagi gue harus ke RS buat check up," sahut Rio kesal.
Agha tersenyum, "yaelah, jangan rajin-rajin amat napa jadi orang."
Rio tersenyun miris menanggapi hal itu, "daripada dengerin ceramah dari bunda sejam non-stop."
"Yaudah... yaudah. Maap loh, kalo gue ganggu. Emang jam berapa lo berangkat?"
"Jam 6! Makanya gue pengen bunuh lo sekarang juga!"
Agha tertawa terbahak-bahak mendengar ujaran kebencian dari sahabatnya itu. Bagaimana tidak? Rio adalah salah satu jenis manusia yang tidak akan bisa langsung tertidur lagi bila ia sudah dibangunkan. Ia akan membutuhkan waktu paling tidak sampai 2 jam untuk dapat kembali tertidur.
Padahal pukul 5 pasti bundanya tidak akan membiarkan ia kembali tertidur lagi karena mereka harus berangkat pukul 6 supaya terhindar dari kemacetan. Hal ini berarti, Rio tak bisa tertidur lagi dan ia pasti akan membenci Agha setelah kejadian ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
31 Ways to Get You ✔
Fiksi Remaja[The Wattys 2018 Shortlist] "Lebih dari sekedar cara untuk mendapatkanmu" ●●●●● Hobi Agha itu aneh. Seaneh orangnya. Agha suka menulis tutorial berbagai hal. Dari hal yang penting sampai yang paling nyeleneh. Agha suka Zelia! Demi melancarkan misiny...