--is ready to be served

2.5K 282 63
                                    

Lebih dari sekedar cara untuk mendapatkanmu

●●●●●

"Ze... Nama lo artinya apa?"

Zelia menoleh ke arah Agha yang kini sedang tersenyum ke arahnya. Setelah menghabiskan waktu di atap cafe, Agha mengajak Zelia pergi dengan dalih ingin "date" seperti orang lain. Di pikiran Zelia, mereka akan mendatangi restaurant dengan suasana romantis harus kandas saat ia tahu tempat apa yang Agha sarankan.

Agha membawanya ke aula panti jompo. Tadi saat mereka sampai, mereka disambut oleh seluruh penghuni panti jompo tersebut. Terutama Agha, banyak yang mencubiti kedua pipinya ataupun mengusap kepalanya. Agha seperti cucu kesayangan semua lansia di sana.

"Zelia dari bahasa Spanyol. Kata Papa artinya Matahari terbit," sahut Zelia.

"Wah, emang kita cocok ya berarti," ucap Agha yang kini meletakkan sebuah kotak kecil. "25!" serunya kemudian hingga seluruh lansia yang berada di ruangan itu segera mencoret angka 25 pada papan permainan Bingo mereka masing-masing.

"Emang cocok darimana?"

"Agharna tuh kata Ayah, diambil dari bahasa sansekerta. Artinya sang Bulan. Wah, pantesan aja ya aku gak bisa jauh dari kamu. Apalah arti bulan tanpa matahari. Apalah arti huruf A dalam Alphabet tanpa huruf Z sebagai penutupnya. Apalah arti aku tanpamu," sahut Agha hingga sebuah tangan menarik telinganya keras.

"Aduuuh!" pekik Agha keras.

"Kamu jangan pacaran mulu! Tuh, liat yang lain udah nunggu kamu nyebut angkanya. Kalo mau pacaran, sana pergi! Ganggu aja!" sahut Pak Kodir. Bapak penjual bakso sekaligus salah satu penjaga panti jompo yang sering didatangi oleh Agha.

Selain membantu mengurus rumah singgah Pak Udo, Agha memang kerap kali datang ke panti jompo ini untuk sekedar menghibur para lansia di sini. Bagi Agha, bisa menghibur para orang tua yang sudah tidak memiliki keluarga sangat menyenangkan.

"Iya... iya, Pak! Maaf!" rengek Agha hingga akhirnya tarikan itu terlepas dari telinganya.

Zelia yang semakin tahu akan sisi lain dari Agha semakin merasa kagum saja kepadanya. Meskipun ia bukanlah tipe lelaki romantis, namun ia selalu berhasil memenangkan hati Zelia dengan caranya sendiri.

Dengan terpaksa, Agha menarik Zelia untuk duduk di pelataran panti jompo itu. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Namun mereka masih terpaku pada pemandangan langit malam di depan mereka.

"Gha serius deh. Gue masih kepo. Kenapa, sih lo suka nulis tutorial sama yang aneh-aneh pake sticky notes gitu?" tanya Zelia.

Agha menghela napasnya pelan. Hingga saat ia merasa siap, ia pun menceritakan semuanya pada Zelia.

"Gue punya kembaran. Cewek."

Zelia membelalakkan kedua matanya. Benarkah? Jadi ada Agha versi cewek? Zelia jadi penasaran seperti apa orangnya.

"Dia emang punya kelemahan dalam daya pikirnya. Jadi agak lambat gitu, Ze. Jadi, gue suka bikin tutorial gitu buat Aghni."

Zelia kini memposisikan tubuhnya supaya benar-benar menghadap Agha. Ia berpikiran bahwa pasti hal ini benar-benar memiliki makna yang mendalam bagi Agha.

"Mulai dari hal sulit sampai hal paling sederhana. Gue buatin buat dia. Sampe suatu saat gue ngerasa capek buat ngelakuin itu. Gue marah sama dia dan gak sengaja bentak dia," Agha menghela napasnya lagi. "Dia pergi gitu aja dan gak pernah pulang lagi."

31 Ways to Get You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang