Aku sadar dimana posisiku. Aku tidak akan mendekat
●●●●●
Agha tengah berjalan pelan menuju kelasnya. Sepanjang jalan ia berpikir kenapa Zelia tidak datang menemuinya padahal Rio sempat mengatakan bahwa Zelia mengikuti semua instruksi darinya. Langkah Agha terhenti saat ia melihat Zelia yang sedang mengobrol disertai tawa yang lebar dengan seorang lelaki yang... entah siapa itu. Posisi lelaki itu membelakangi Agha, sehingga membuatnya tak mengenali siapa anak itu.
"Ternyata gue masih gak penting ya buat lo, Ze?" gumam Agha yang kemudian berjalan masuk ke dalam ruang kelasnya.
Sekali lagi, ia merasa usahanya sia-sia.
*****
"Serius?" tanya Zelia sambil tertawa setelah lawan bicaranya itu menceritakan banyak hal yang ia lalui beberapa waktu lalu.
"Ya serius, lah! Menurut lo?"
Zelia kembali tertawa kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya. "Oh iya, kok lo gak ngasih tau gue kalo pindah ke sini?"
"Kejutan aja, sih! Kapan lagi, coba gue ngasih surprise yang bikin sepupu gue ini seneng?"
Zelia tertawa kemudian meraup wajah lelaki di depannya dengan sebelah tangannya. "Ya kali, Ta! Gaya banget!"
Shagufta segera menyingkirkan tangan Zelia dari wajahnya. "Tangan lo bau, ih! Gak usah pegang-pegang!"
"Shagufta Ardian! Gak bau, ih!" Zelia memukul pundak Shagufta berkali-kali.
"Udah ah! Udah mau bel. Ata yang baik ini gak mau telat masuk. Nanti dimalahin Papa," ucap Shagufta dengan cara bicara yang mengikuti anak balita.
Zelia tersenyum kemudian melambaikan tangannya. Saat tubuh Shagufta sudah mulai menjauh, tak sengaja ia menemukan sosok Agha di seberang kelasnya yang terpisah oleh sebuah lapangan. Ia terlihat hendak memasuki ruang kelasnya dengan raut wajah yang biasa saja. Tersenyum lebar disertai dengan meledek beberapa temannya sesekali.
"Hati lo bener-bener udah bukan buat gue lagi, ya Gha?"
*****
Helga berjalan dengan riangnya menuju ruang kelas yang ditunjukkan oleh Bu Weni, wakasek kurikulumnya. Ia senang sekali bisa masuk ke kelas XII Seni. Di sini pastilah ia akan menemukan banyak sekali anak-anak berbakat lainnya. Tak sabar ia bertemu dengan mereka semua.
Saat memasuki ruang kelas, Helga disambut dengan suka cita oleh seluruh penghuni ruang kelas itu. Meskipun ada satu orang yang menyambutnya dengan perasaan yang sulit untuk dijelaskan. Sebenarnya ada dua kursi yang kosong. Di tempat Olla yang sedang tidak masuk, serta bangku yang memang sejak awal kosong dan berada di paling belakang.
Namun Bu Weni yang saat itu akan mengajar di kelas ini pun menyuruh Helga untuk duduk di sebelah Zelia sampai Olla kembali bersekolah.
Mengingat Helga adalah anak baru yang tentu saja memerlukan bimbingan dari teman-temannya yang lain. Dan dengan senang hati, Helga duduk di sebelah Zelia tanpa mengetahui bahwa seseorang di sebelahnya sedang mengalami pergulatan yang cukup pelik dalam otak serta hatinya.
"Hay!" sapa Helga yang hanya ditanggapi dengan senyuman tipis dari Zelia.
Helga menjulurkan tangannya, "Gue Helga Naura. Panggil Helga aja," ucapnya ramah.
Zelia menyambut sapaan itu, "Gue Zelia Claretta."
"Namanya cantik kayak orangnya," ucap Helga.
Zelia mengangguk, "makasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
31 Ways to Get You ✔
Teen Fiction[The Wattys 2018 Shortlist] "Lebih dari sekedar cara untuk mendapatkanmu" ●●●●● Hobi Agha itu aneh. Seaneh orangnya. Agha suka menulis tutorial berbagai hal. Dari hal yang penting sampai yang paling nyeleneh. Agha suka Zelia! Demi melancarkan misiny...