[25] Tahap Kedua Puluh Lima

2K 263 32
                                    

Membuatmu menjadi seperti semula

●●●●●

"Jadi? Gue duduk dimana?" tanya Olla saat ia menemukan seorang gadis cantik sedang duduk manis di bangkunya.

Helga yang baru menyadari kehadiran Olla, seketika bangkit dan mengambil tasnya. "Eh, maaf. Kemarin gue disuruh duduk di sini. Gue bisa pindah ke belakang, kok." Helga menjulurkan tangan kanannya. "Kenalin, gue Helga."

Olla menyambut uluran tangan itu. "Gue Olla."

"Nama yang imut, kayak orangnya," puji Helga dengan senyum tulusnya.

"Makasih," ucap Olla yang sudah tertawa kecil.

"Gue ke belakang ya. Makasih udah boleh duduk di sini," ucap Helga sesaat sebelum ia berpindah pada bangku kosong di belakang itu.

Olla kemudian duduk dan memandang Zelia yang sedang menyembunyikan wajahnya pada lipatan kedua tangannya. "Itu Helga yang kata lo ceweknya Agha?" bisik Olla.

Zelia mengangguk pelan tanpa sedikitpun berniat untuk menatap Olla. "Ga usah diingetin. Gue galau lagi, nih."

Olla diam-diam kembali melirik ke arah Helga. Gadis yang lembut, baik, ceria, dan selalu tersenyum. Wajahnya pun sangat cantik. Pantas saja Agha menyukainya. Gadis itu luar biasa.

Zelia menepuk keras lengan Olla hingga ia menoleh ke arah Zelia dengan wajah cemberutnya. "Gak usah diliatin! Iya, gue tau. Gue kalah jauh kalo dibanding dia, mah."

Olla meringis sambil menggaruk belakang kepalanya. Memang benar apa kata Zelia. Helga adalah lawan yang sulit.

*****

Rio berdiri di depan Agha yang masih termenung di atas ranjang rumah sakitnya. Sudah sedaritadi ia memanggil Agha, namun tak sekalipun si pemilik nama menyahutinya.

"Gha, maafin gue kek! Kemarin gue tuh kebawa emosi," rengek Rio.

Agha masih diam seakan-akan yang sedang ada di sini hanyalah raganya. Sedangkan jiwanya entah melayang kemana. Sudah seminggu Agha bersikap seperti itu. Dan membuat seluruh keluarganya merasa khawatir. Bahkan kepada Helga sekalipun.

"Agha," rengek Rio sekali lagi.

Agha akhirnya melirik ke arah Rio kemudian ia menghela napasnya. "Apa."

Bahkan pertanyaannya tidak terdengar seperti sebuah pertanyaan. Rio menjadi bingung sendiri. Bagaimana caranya memperbaiki semuanya.

"Gue minta maaf."

"Buat?"

"Yang kemarin."

Agha mengangguk kemudian ia merebahkan tubuhnya lagi. Dan kembali merenung menatap langit-langit kamarnya. Entahlah apa yang ia pikirkan selama ini. Begitu rumit hingga ia sendiri pun tidak tahu apapun.

"Gha, lo kok udah gak pernah bikin tutorial lagi? Mas Natta nanyain tuh," ucap Rio yang masih berusaha membuat Agha berbicara padanya.

Lama Agha terdiam hingga akhirnya ia mengatakan sesuatu. "Gue gak mau kelakuin hal bodoh itu."

Dan saat Rio mendengar ucapan itu, saat itulah ia sudah merasakan kehilangan. Kehilangan sosok Agha yang selalu menjadi idola baginya. Ia baru menyadari bahwa Agha yang ia kenal ternyata sudah sangat jauh di dalam sana.

"Tapi... Gha... kata lo kan hal itu berarti bang--"

"Sampah! Cuma buang-buang waktu!" potong Agha ketus. Agha kini melirik ke arah Rio. "Masih ada yang mau diomongin? Kalo enggak, lo keluar aja. Gue ngantuk."

31 Ways to Get You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang