[19] Tahap Kesembilan Belas

2.2K 297 54
                                    

Mengajakmu ke dunia ajaib

●●●●●

Zelia berdiri di depan kaca sembari menatap khawatir pantulan wajahnya. Kedua matanya nampak sedikit membengkak dan wajahnya nampak sedikit pucat akibat aksi tak tidurnya semalam.

"Sini, gue tutupin wajah monster lo itu," ucap Olla yang baru saja keluar dari kamar mandi milik Zelia.

Semalam Zelia memang menghubungi Olla untuk menginap. Kesempatan itu ia gunakan untuk mencurahkan semua rasa kesal dan kecewanya kepada sahabatnya itu. Hingga mereka tertidur tepat satu jam sebelum adzan subuh berkumandang.

"Gue males banget nih kalo ketauan nangis lagi sama si Nia," gumam Zelia yang kini sudah duduk diam karena Olla sedang mendandaninya.

Olla menghentikan sejenak pergerakannya. "Agha? Si Agha tau masalah lo kemarin?"

Zelia mengangguk lesu. Bahkan Zelia baru menyadari bahwa Agha adalah orang pertama yang mengetahui hal ini. Bagaimana bisa selalu Agha?

Olla tertawa kecil mengetahui hal itu. Sepertinya ia sudah mulai mengerti tentang perasaan keduanya. Dan jika dugaannya benar, akan lebih mudah baginya dan Rio untuk menyatukan mereka.

Ya, Olla dan Rio. Jika kalian mengetahui bahwa Rio adalah mantan tetangga Zelia, maka dari sanalah Rio mengenal Olla. Gadis berlesung pipi dalam itu juga sudah bersahabat dengan Zelia sejak dulu.

Jarak rumah Olla dengan Zelia yang hanya terpisah beberapa blok membuat Olla dulu sering berkunjung ke rumah Zelia. Dan Rio yang sering bermain di depan rumah pun lama kelamaan mengenal Olla, yang seingatnya adalah satu-satunya gadis yang berani mengajaknya berbicara pertama kali.

Zelia berharga bagi Olla dan begitupula dengan Agha yang berharga bagi Rio. Rio sudah cukup lelah melihat Agha yang selalu gagal untuk cintanya entah mengapa merasakan sesak yang sama seperti apa yang Agha rasakan.

Begitupula dengan Olla yang merasakan sakitnya menyukai sepihak tanpa sedikitpun mendapatkan balasan. Akhirnya mereka berusaha untuk mendekatkan Zelia dan Agha. Dan setelah mengamati Zelia dengan Agha, seperri mereka saling menyukai meskipun mereka belum menyadari perasaan mereka masing-masing.

"Lo harus move on, Ze," ujar Olla.

Zelia menoleh ke arah Olla seraya menorehkan senyum tipis. Seakan mengatakan bahwa ia pasti bisa melakukannya suatu hari nanti.

"Lagian nih, ya. Lo cukup buka mata lo lebih lebar lagi. Karena kalo gue pikir-pikir, perasaan lo ke Fahdi itu bukan perasaan cinta. Melainkan rasa suka semacam kagum gitu lah."

Zelia yang sebelumnya menatap ke arah cermin, kini menoleh lagi ke arah gadis di sebelahnya. "Maksud lo?"

"Ya, hati lo gak cinta sama Fahdi." Olla menatap kedua mata bertanya milik Zelia.

"Lo tau darimana?"

Olla tertawa keras. "Siapapun yang punya mata bisa liat dengan jelas siapa yang lo cintai, Ze."

Zelia masih menatap wajah Olla dengan wajah kebingungannya. Tentu saja hal itu masih disadari oleh Olla. Ia bangkit kemudian mencubit kedua pipi Zelia dengan gemas. "Lo polos apa bego sih?"

Zelia menarik kedua tangan Olla yang kini sedang tertawa keras. "Ih, kasar."

Olla menghela napasnya perlahan. "Udah ga usah manyun. Intinya nih, ya. Lo cuma perlu inget siapa yang selalu ada di setiap lo butuh sesuatu. Siapa yang bikin lo kesel gara-gara khawatir setiap kali orang itu kenapa-napa. Siapa juga orang yang bikin lo seneng sampe kayak orang ga waras. Dan siapa juga orang pertama yang lo kabarin di saat lo lagi putus asa. Meskipun gue sahabat lo, tapi lo harus menyadari kalo orang itu adalah seseorang yang mulai berarti bagi diri lo. Suka atau gak suka. Tapi hati lo udah memilih dia."

31 Ways to Get You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang