9. Malaikat Penyelamat

17K 1K 2
                                        


Isyan menginjak pedal gas dalam-dalam. Gempa bumi tadi cukup membuatnya merasa takut. Untung saja ia berada di Jepang yang memiliki teknologi canggih untuk mengurangi dampak bencana, termasuk gempa bumi dan tsunami. Namun tetap saja kejadian tadi cukup mengerikan bagi Isyan. Apalagi listrik yang sempat padam selama sesaat.

Ketika memasuki kawasan hutan, matahari sudah mulai tenggelam. Gadis bermata indah itu menyesal telah meninggalkan kota. Seharusnya ia bertahan saja di salah satu bangunan yang ada disana, karena teknologi peredam gempa berada di tempat-tempat tersebut.

Lihat saja, jalanan yang membelah hutan ini terlihat mengalami kerusakan dimana-mana. Tentu saja dalam hitungan hari, jalanan ini akan kembali seperti semula. Namun Isyan terpaksa memelankan laju mobilnya agar tidak terjerembab pada lubang-lubang menganga yang ada di tengah jalan.

Mata bulatnya membesar demi memerhatikan jalan yang akan ia lalui. Seluruh lampu jalan mati, bahkan tiang listrik pun ikut tumbang bersama sekian banyak pohon yang ada disana. Satu-satunya penerangan hanya berasal dari mobil sedannya yang berwarna abu-abu kusam.

Tiba-tiba jantungnya berdetak kencang saat ia melihat sesosok manusia sedang tergeletak di tepi jalan raya. Apakah orang itu adalah salah satu korban gempa yang kebetulan sedang ada di hutan? Apakah orang itu sudah mati?

Isyan memerhatikan sekitar, tak ada satu mobil pun yang lewat kecuali mobilnya sendiri. Sejujurnya ia sangat takut untuk turun, melihat sekelilingnya sudah mulai gelap, namun ia juga tidak mungkin meninggalkan orang tersebut begitu saja.

Setelah menepikan mobilnya, Isyan menghampiri sosok tersebut. Kondisi pria itu sangat mengenaskan. Dengan bersimbah darah serta pakaiannya yang sudah compang camping. Namun Isyan masih mendengar rintihan pria tersebut yang menandakan bahwa orang itu masih hidup.

Isyan berjongkok di depan pria itu dengan perasaan cemas, sambil sesekali memerhatikan sekitar, takut-takut ada binatang buas atau apapun yang mengerikan di balik kegelapan hutan.

"Halo. Apa kau baik-baik saja?" Tentu saja ia tidak baik-baik saja. Jawab Isyan dalam hati terhadap pertanyaannya sendiri.

"Apa kau masih bisa bangun, Sir?" Tanya Isyan setelah berpikir bahwa pria itu cukup besar untuk digendong.

"Hmmm..." Pria itu menjawab dengan desahan.

Dengan segenap kekuatan, Isyan berusaha menopang lengan pria itu agar tersampir di bahunya. Untung saja ia sudah cukup banyak makan tadi siang. Dan ia yakin, pria itu juga menggunakan sisa tenaganya untuk mengurangi beban gadis bertubuh mungil itu.

Isyan mengatur napasnya setelah berhasil memasukan pria itu ke dalam mobilnya, lalu ia segera memutar mobilnya untuk kembali ke kota. Tangannya gemetar saat melirik pria di kursi belakang yang sedang sekarat itu. Perjalanan terasa lebih lama dari kepergiannya tadi, karena ia ingin segera sampai di rumah sakit.

Saat memasuki pusat kota, ia baru sadar bahwa keadaan disana juga cukup kacau dengan banyaknya jalan yang retak dan mobil-mobil yang tertimpa pohon atau tiang listrik, namun tidak ada bangunan yang sampai runtuh.

Keadaan di rumah sakit juga cukup ramai. Para perawat dan dokter terlihat sibuk ketika pasien berbondong-bondong datang. Kebanyakan dari mereka ikut tertimpa sesuatu saat berada di dalam mobil, atau mungkin sedang berada di hutan seperti pria yang ia bawa sekarang.

Isyan menunggu dengan cemas setelah pria itu dibawa masuk ruangan untuk ditangani tim medis. Ia sama sekali tidak mengenal pria itu, bahkan tidak tahu bagaimana wajahnya, namun hatinya begitu sedih saat mendengar rintihannya sepanjang perjalanan tadi. Gadis itu terus memikirkannya sampai akhirnya ia tertidur di bangku tunggu rumah sakit.


Jangan ada plagiat aja udah cukup lahhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan ada plagiat aja udah cukup lahhh...

Terima kasih sudah mampir...


01 September 2018
Aku republish karena banyak yang koment nggak bisa baca...
Semoga kali ini bisa, ya...

TBLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang