The Devil Has Returned!

14.2K 861 4
                                        

Lucas bersandar di jendela besar yang berada di ruangannya. Matanya terpejam, namun telinganya sedang mendengarkan berita di televisi yang cukup menarik baginya.

"Sebuah ledakan terjadi di salah satu club terbesar di Jepang tadi malam. Dan hingga saat ini petugas masih berusaha memadamkan api yang telah merambat ke bangunan sekitar. Angin kencang menyulitkan proses pemadaman. Polisi setempat masih menyelidiki penyebab dari terjadinya ledakan yang mengejutkan warga Jepang, khususnya di Tokyo. Sementara ini, ledakan diduga akibat-"

Lucas mematikan tv saat ponselnya berdering dan menampilkan nomor yang ia tahu berasal dari Jepang. Pria itu menempelkan ponsel ke telinganya tanpa berbicara.

"Mr. Braun?" Terdengar suara berat dari sebrang telepon.

"Apa kau suka hadiahku?" Tanya Lucas sambil membalikan tubuhnya dan melihat pemandangan Manhattan di luar jendela dari lantai 35.

"Mr. Braun, tolong dengar penjelasan saya lebih dulu. Saya benar-benar minta maaf atas kejadian yang menimpa anda beberapa waktu lalu. Namun bisa saya pastikan bahwa itu adalah ulah Yoshiro. Saya sama sekali tidak mengetahui rencananya untuk mencelakai anda. Tadinya, saya sendiri yang akan menemui anda, namun bajingan itu memaksa ingin menjamu anda terlebih dahulu, dan-"

"Sudahlah! Aku tidak butuh alasanmu!" Potong Lucas. Tak memedulikan bahwa ia sedang berbicara dengan ketua Yakuza. Sebelumnya ia ingin membangun hubungan yang baik dengan mereka, namun kejadian tempo hari membuatnya harus menggunakan cara kasar untuk mendapatkan lahan di Jepang.

"Saya benar-benar minta maaf. Saya tidak ingin memiliki permusuhan dengan orang seperti anda." Pria itu menghela napas seolah habis berlari maraton.

"Saya berjanji akan memberikan anda perluasan lahan sebanyak yang anda mau..." Mr.X mengambil napas sebelum melanjutkan. "Dan, soal Yoshiro, saya pastikan tidak hanya akan memotong jarinya, tapi juga akan memotong kedua tangan dan kakinya." Ucapnya.

"Hmmm..." Lucas berpikir sejenak. Dua permasalahan diselesaikan dalam satu tepukan, tapi ia belum puas. "Itu belum cukup!" Suara Lucas terdengar pelan namun berbahaya.

"Kalau begitu, bagaimana jika saya membuatnya memohon untuk kematiannya sendiri?" Tanya pria itu.

"Baiklah. Aku akan menunggu janjimu itu. Tapi ingat, jangan main-main lagi denganku, atau-"

"Tidak Mr. Braun! Saya janji, anda akan menerima semua yang saya janjikan secepat mungkin."

Lucas mematikan ponselnya. Kedua tangannya dimasukan ke dalam saku celana. Masalah perluasan tanah dan si Yoshiro brengsek itu sudah selesai, sekarang ia akan mengurus Alex. Selama ini Lucas sudah terlalu lembut kepada Alex dan Ibunya yang jalang itu. Sudah waktunya bocah itu menyadari siapa Lucas sesungguhnya. Sebelah bibir Lucas terangkat, menciptakan sebuah senyum yang sangat jahat. Senyum sang Iblis yang telah kembali.

***

Seorang wanita paruh baya memasuki sebuah ruangan yang sangat besar. Rambut pirangnya digelung dengan sangat rapi. Dan, meskipun usianya sudah tidak lagi muda, namun masih terlihat jelas kecantikan di wajah putihnya. Kaki jenjangnya berhenti di tengah ruangan. Di dalam terlihat gelap karena gorden menutupi seluruh jendela besar yang ada di sana, sedangkan lampu dibiarkan dalam keadaan redup.

"Alex, keluarlah! Jangan bersembunyi terus!" Perintah Monica kepada putranya.

Sejak Alex kehilangan kesempatan untuk membunuh Lucas di Jepang, wanita berambut pirang itu terus saja memarahinya dan mengatakan hal-hal yang membuat Alex ketakutan setengah mati, sampai ia harus bersembunyi di dalam mansion-nya yang ada di Jerman. Alex pikir, di sini ada Ayahnya yang bisa melindunginya, namun Monica tidak yakin Ludwig mau melindungi Alex jika tahu apa yang diperbuatnya kepada Lucas yang merupakan putra kesayangannya.

Hingga saat ini Lucas belum melakukan apapun kepada mereka, dan hal itu lebih menyeramkan daripada pria itu terang-terangan datang untuk membunuh Alex. Monica yakin, Lucas sedang menyusun rencana besar untuk menghancurkan dirinya dan juga Alex.

"Kau tidak bisa bersembunyi seperti ini terus!" Ia meneriaki Alex yang hanya bersembunyi di dalam selimut seperti anak kecil.

"Setidaknya ia tidak akan membunuhku di sini, Mom!" Ucap Alex, meskipun ia sendiri juga ragu dengan ucapannya barusan.

Monica mendengus. Ia mulai menyesal telah memanjakan Alex selama ini, hingga sekarang pria berusia 27 tahun itu menjadi sangat pengecut dan tidak berguna. Impiannya untuk menyingkirkan Lucas dari posisi pewaris The Braun's Group menjadi sangat jauh karena kebodohan Alex.

Suaminya juga tidak akan membantunya sama sekali. Sekarang ia tidak secantik dan seseksi dulu sehingga bisa menggoda pria yang dulunya telah memiliki istri itu. Saat ini suaminya lebih mencintai Lucas daripada apapun, termasuk dirinya dan Alex. Lucas telah mengembangkan perusahaan mereka berkali lipat selama beberapa tahun kepemimpinannya, dan hal itu sangat membanggakan bagi Ludwig.

Monica berjalan ke jendela dan membuka gordennya. Hamparan rumput dan bunga-bunga yang indah terlihat dari kamar di lantai 2 itu. Ia mengepalkan kedua tangannya, sambil memeras otak untuk bisa keluar dari situasi mengerikan ini. Wanita itu menyadari bahwa sang Iblis telah kembali, dan sebentar lagi pasti akan menyeret dirinya dan Alex ke dalam neraka.


Terima kasih sudah mampir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa vote dan komen biar semangat ngetiknya, yaa....

TBLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang