Setelah berjalan cukup jauh dari mobil itu, Isyan memelankan langkahnya. Memerhatikan sekitar untuk memastikan bahwa pria itu tidak mengikutinya. Setelah merasa yakin, Isyan berhenti dan menyandarkan tubuhnya di sebuh dinding gedung. Berusaha mengatur napasnya yang terengah-engah. Ia melirik arlojinya yang sudah menunjukan pukul setengah lima sore. Pria sialan itu membawanya cukup jauh dari kantor, dan ia tidak akan sempat untuk kembali ke kantor tepat waktu. Akhirnya Isyan memutuskan untuk menhubungi Claudia untuk meminta izin. Ia takut mengganggu atasannya itu, jadi ia hanya mengirimkan pesan singkat.
Maaf, aku tidak bisa kembali ke kantor. Ada sedikit masalah. Aku akan menyelesaikan semua pekerjaanku besok. Aku janji.
Apa kau baik-baik saja? -- Balas Claudia setelah beberapa saat.
Ya. Aku hanya tidak sempat kembali ke kantor. --Isyan ragu untuk menceritakan kejadian barusan kepada Claudia.
Dengan menaiki taksi, Isyan kembali ke apartemen sederhananya. Ia benar-benar butuh istirahat. Namun baru saja gadis itu duduk di sofa ruang tamu, ponselnya sudah berdering dan menampilkan nama Yola di layar. Ada apa bocah itu meneleponnya? Apakah ia sudah merindukan Isyan?
"Eounni!!!" Isyan menjauhkan telinganya sambil meringis karena teriakan Yola di seberang telepon.
"Ada apa, bocah? Kenapa teriak-teriak begitu?"
"Apa kau tidak menonton tv atau melihat internet?" Suara Yola terdengar sangat antusias.
"Tidak! Aku sibuk! Kenapa?"
"Ya Tuhan! Kau harus melihatnya! Wajahmu ada dimana-mana!"
"Apa???"
"Baru beberapa hari di sana, kau sudah jadi terkenal! Seorang Lucas Theodor Braun!!!" Yola berteriak-teriak lagi dan membuat telinga Isyan terasa sakit.
"What are you fuck talking about???" Isyan mulai merasa kesal dengan kata-kata Yola yang tidak ia mengerti.
"Aku akan mengirimkan beberapa artikelnya!" Yola mematika telepon sebelum Isyan sempat bertanya lebih banyak. Beberapa saat kemudian ponsel Isyan berdering saat menerima pesan dari Yola. Ia membuka link tersebut dan sangat terkejut. Isyan menutup mulutnya agar suaranya tidak keluar.
Seorang gadis berwajah Asia menjadi kekasih baru Lucas Theodor Braun.
Milyarder Muda Asal Jerman, Lucas Theodor Braun memiliki kekasih baru.
Pada artikel-artikel itu juga terlihat foto-foto Isyan dan Lucas yang berdiri sangat dekat, dengan tangan pria itu menyentuh lengannya.
Isyan menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa. Pandangannya kosong. Belum ada 24 jam, tapi berita itu sudah tersebar kemana-mana, bahkan Yola yang berada di London pun sudah tahu. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Dan bagaimana besok dirinya bisa ke kantor, mengingat sebagian besar teman-temannya di sana adalah para wartawan yang haus akan berita.
***
Orang-orang di sepanjang jalan menatap Isyan dengan aneh karena gadis itu menggunakan blouse turtle neck serta syal untuk menutupi wajahnya. Padahal musim dingin telah berlalu, dan pakaian itu terasa cukup panas bagi Isyan. Keadaan lebih parah saat Isyan memasuki kantornya. Karyawan magang yang biasanya terabaikan itu kini menjadi pusat perhatian. Orang-orang menatapnya dengan wajah penasaran. Bertanya-tanya dalam hati apakah Isyan adalah gadis yang bersama dengan Lucas Theodor Braun?
Menyadari kecurigaan teman-temannya, Isyan mempercepat langkahnya menuju meja kerjanya, namun beberapa orang justru mengikutinya dengan kamera dan perekam yang sudah siap di tangan. Entah dari mana dan kapan datangnya, Claudia langsung menarik lengan Isyan dan membawanya masuk ke dalam ruangannya. Isyan bernapas lega setelah pintu kaca itu tertutup di belakangnya.
Isyan duduk di bangku sementara Claudia berdiri di hadapannya sambil bersandar ke meja. Claudia menunggu beberapa saat hingga Isyan bisa mengatur napasnya. Setelah beberapa saat akhirnya Isyan menceritakan seluruh kejadian tentang dirinya dan pria aneh itu. Claudia mendengarkan dengan baik tanpa menyela sedikitpun cerita Isyan, hingga gadis itu selesai bercerita, Claudia masih terdiam sambil menatapnya dengan pandangan yang tidak Isyan mengerti.
"Aku tidak menginjak kakinya! Sungguh!" Isyan berkata mantap saat melihat Claudia hanya diam saja. Ia takut bahwa Claudia tidak percaya bahwa Isyan tidak menginjak kaki pria itu.
"Kembalilah ke mejamu!" Akhirnya Claudia bersuara.
"Tapi-"
"Mereka tidak akan mengganggumu." Claudia mengangkat telepon dan menghubungi Ketua Jurnalistik agar anak buahnya tidak ada yang mendekati Isyan. Setelah Claudia menutup telepon, Isyan baru berani keluar dari ruangan itu.
Claudia duduk bersandar di kursinya. Ia memikirkan beberapa kemungkinan atas kejadian Isyan dan Lucas kemarin. Ia tidak boleh salah langkah. James sampai memanggilnya akibat berita yang menyudutkan Lucas tempo hari. The Braun's Group tidak akan main-main terhadap siapa saja yang berusaha merusak reputasi mereka. Tapi apa alasan Lucas melakukan tindakan seperti itu? Isyan jelas bukan gadis tipe Lucas, dan Claudia juga yakin bukan soal menginjak kaki yang menjadi masalah.
Terima kasih sudah mampir!
Part ini nggak di edit lagi, jadi kalau ada typo silakan komen, nanti aku benerin...
Repost Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
TBL
RomanceIsyan terpaksa berlibur ke Jepang untuk menghindari mantan tunangan yang mengunjunginya di London. Tanpa sengaja ia bertemu seorang pria yang membutuhkan pertolonganya. Siapa sangka, pria itu adalah salah satu orang yang sering muncul di majalah For...