12. Dating On The Beach

17K 982 4
                                    

Lucas terbangun saat mobil akhirnya berhenti. Ia merasa kesal karena tertidur saat di perjalanan tadi. Seharusnya ia tidak perlu meminum obat sehingga bisa membuka matanya lebar-lebar.

Sekarang mobil itu sudah berada di parkiran sebuah mini market. Lucas tidak tahu sudah berapa lama dirinya terlelap. Ia juga tidak tahu berada dimana dan rumah gadis penyelamatnya ada itu dimana.

"Kau sudah bangun?" Tanya Isyan sambil membuka pintu mobil. Di dekatnya ada sebuah troli yang terisi penuh belanjaan gadis itu.

"Kau pasti lapar. Tapi aku tahu, kau tidak ingin berada di tempat umum, jadi kita akan makan di dalam mobil saja. Aku akan membawamu ke tempat yang menyenangkan" Ucap gadis itu sambil tersenyum lebar. Merasa senang dengan rencana yang akan ia lakukan.

Setelah memasukan seluruh belanjaan ke bagasi, mobil melaju membelah kota yang terlihat sepi. Bunga sakura terlihat mulai mekar di beberapa tempat. Lukas memerhatikan sekitar, namun tak lama kemudian mobil itu berhenti di sebuah pantai yang cukup sunyi. Hanya deburan ombak yang menjadi latar yang menenangkan pikiran. Pada peralihan musim seperti ini jarang orang yang ingin ke pantai karena udara masih cukup dingin.

Isyan membuka kedua pintu mobil bagian belakang sehingga angin membelai pipinya yang kemerahan akibat udara dingin. Ia ikut duduk di kursi belakang bersama Lucas, lalu memberikan bubur instan dalam kemasan yang telah diseduh dengan air panas. Sedangkan dirinya sendiri memakan mie instan dalam kemasan juga. Uap mengepul dan menyebarkan aroma sedap.

Melihat Lucas yang belum mampu menggunakan tangannya dengan baik, Isyan mengambil bubur itu dan kembali menyuapi Lucas. Gadis itu mengabaikan mie nya yang mulai dingin dan mengembang.

"Aku suka sekali ke pantai." Ucap Isyan sambil menyuapi Lucas.

Setelah selesai menyuapi Lucas, Isyan mulai mengambil mie instan-nya yang telah berubah menjadi kwetiau. Lucas menatap mie itu dengan pandangan menyesal. Merasa tidak enak karena dirinya membuat gadis itu terpaksa memakan mie yang sudah dingin dan mengembang. Menyadari tatapan sedih Lucas, gadis itu buru-buru tersenyum dan mulai bercerita.

"It's okay. Aku pemakan segalanya." Isyan menatap hamparan laut dari dalam mobil. Ingatannya melayang pada kenangan masa lalu.

"Sejak kecil, aku terbiasa makan apa saja, karena terlahir di keluarga miskin. Ayahku seorang pedagang bakso. Kau tahu bakso? Daging yang dibentuk bulat, lalu ditambah kuah." Isyan tersenyum getir.

"Ibu sibuk membantu Ayah berjualan. Jadi aku yang mengurus keperluan rumah termasuk memasak dan menjaga adik perempuanku." Isyan menolehkan kepala ke arah Lucas, dan pria itu juga sedang menatapnya.

"Aku terbiasa hidup sulit dan repot. Jadi kau tak perlu merasa tidak enak, karena aku sama sekali tidak merasa terbebani karena merawatmu." Ucap Isyan dengan senyum yang sangat manis, namun tiba-tiba raut wajahnya berubah tegang.

"Aduh! Sepertinya aku terlalu banyak mengkonsumsi makanan instan. Perutku jadi sakit seperti ini." Isyan mulai merintih sambil mengelus perutnya yang rata.

"Tunggu sebentar, ya! Aku mau mencari toilet." Ucap gadis itu sambil beranjak keluar dari mobil.

Lucas memandang kepergian Isyan dengan perasaan cemas. Apakah gadis itu menjadi sakit karena harus merawatnya selama ini? Pria itu mendesah sedih, lalu kembali bersandar saat gadis itu menghilang di antara pepohonan.

 Apakah gadis itu menjadi sakit karena harus merawatnya selama ini? Pria itu mendesah sedih, lalu kembali bersandar saat gadis itu menghilang di antara pepohonan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan ada plagiat di antara kita!!!!

Vote dan komen juga, yaa...

TBLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang