New Day

6.2K 485 10
                                    

Sinar matahari menyelinap masuk ke dalam kamar Isyan. Mengirimkan kehangatan yang menyenangkan ketika gadis itu membuka matanya.

Entah mengapa pagi ini terasa istimewa bagi Isyan. Setelah dua hari ia hanya berbaring di atas ranjang, kini ia merasa cukup sehat untuk beraktifitas.

Lucas juga selalu menemaninya selama ini. Pria itu bahkan tidak berangkat ke kantor meskipun ponselnya terus berdering. Isyan merasa tidak nyaman saat melihat wajah Lucas yang terlihat kesal saat mengangkat ponselnya.

Sudah berkali-kali Isyan meminta Lucas untuk pergi ke kantor dan menyelesaikan semua urusannya, tapi pria itu bersikeras tetap berada di sisinya.

"Bagaimana keadaanmu hari ini?"

Isyan tersenyum saat melihat Lucas berdiri di ambang pintu. Terlihat memesona dengan pakaian yang sudah rapi. Sepertinya pria itu akan pergi ke kantor hari ini. Tentu saja hal itu yang diinginkan Isyan beberapa hari ini. Ia tahu Lucas memiliki banyak pekerjaan yang terpaksa ditinggalkan demi dirinya.

"Aku tidak pernah merasa sebaik ini!" Isyan mengulurkan tangannya agar Lucas mendekat.

"Benarkah? Kenapa begitu?" Lucas menyambut tangan Isyan dan duduk di tepi ranjang. Aroma maskulin pria itu membuat Isyan merasa sangat nyaman.

"Entahlah. Mungkin karena kau adalah orang pertama yang kulihat pagi ini." Mereka berdua tertawa bersama. Melupakan kejadian mengerikan beberapa hari yang lalu.

"Hari ini kau akan ke kantor?" Isyan bertanya setelah beberapa saat.

"Iya. Ada banyak hal yang harus kuselesaikan. Apakah tidak apa-apa jika aku meninggalkanmu sebentar?"

"Tentu saja! Kau harus menyelesaikan tanggung jawabmu!" Isyan menggenggam tangan Lucas dengan erat. Seolah meyakinkan pria itu bahwa semuanya sudah baik-baik saja.

"Baiklah. Aku akan berusaha pulang secepat mungkin."

"Tidak. Kau tidak perlu terburu-buru! Aku akan selalu ada di sini saat kau pulang!" Isyan menggenggam kedua tangan Lucas. "Kita akan memiliki banyak waktu untuk bersama!"

Lucas tidak dapat menahan senyumnya saat mendengar kata-kata Isyan. Pria itu tersenyum sangat lebar seperti anak kecil yang baru saja dibelikan permen oleh ibunya.

Perasaan hangat menjalari tubuh Lucas. Membayangkan dirinya akan bersama Isyan selama-lamanya membuat hatinya begitu bahagia.

"Tapi..." Ekspresi wajah Isyan berubah. Terlihat seperti sedang merajuk untuk meminta sesuatu. "Aku bosan dua hari berbaring di ranjang. Boleh kan aku berjalan-jalan sebentar ke taman? Please..."

Hening sejenak. Lucas memikirkan permintaan Isyan. Menimbang-nimbang berbagai hal yang bisa terjadi. Ia juga belum tahu pasti bagaimana kondisi kesehatan gadis ini.

"Tentu saja pria-pria besar di depan boleh ikut denganku!" Isyan buru-buru menambahkan sebelum Lucas menolak permintaannya. Beberapa hari lalu ia sudah berjanji untuk selalu mendengarkan perkataan pria itu.

"Tapi kau tidak boleh melakukan hal-hal yang ceroboh. Kau juga harus membawa Ana dan beberapa orang lagi. Kau juga harus mengenakan pakaian yang hangat, walaupun udara cukup panas, tapi kau tidak boleh mengenakan pakaian yang terbuka. Kau juga harus—"

"Iya, iya, iya! Aku akan mencatatnya dan melakukan semua yang kau inginkan! Aku juga akan membawa satu bis penuh dengan pengawal! Apa kau puas?" Isyan memutar bola matanya. Merasa sedikit jengkel dengan kecemasan Lucas yang berlebihan.

"Kau tahu aku melakukan ini semua demi dirimu...." Lucas berkata dengan lembut.

"Iya, tapi kau bilang sudah membereskan orang jahat yang dulu menyakitiku," kata Isyan dengan yakin.

TBLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang