Isyan terpaksa berlibur ke Jepang untuk menghindari mantan tunangan yang mengunjunginya di London. Tanpa sengaja ia bertemu seorang pria yang membutuhkan pertolonganya. Siapa sangka, pria itu adalah salah satu orang yang sering muncul di majalah For...
Mata Isyan membulat dan wajahnya memucat saat melihat pria di balik pintu apartemennya.
Pria bertubuh tinggi dan gagah dengan kulit kecokelatan. Wajahnya yang dulu sangat Isyan rindukan, kini tiba-tiba muncul di balik pintu apartemennya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Awalnya pria itu terlihat kaku. Namun ia berusaha tersenyum saat melihat wajah Isyan.
"Isyan..." Ucapnya dengan sangat pelan.
Pria itu. Suara itu. Semua hal yang Isyan benci sedang berdiri dihadapannya. Semua kenangan yang ingin ia lupakan tiba-tiba kembali dan menghantam pikirannya.
"Mau apa kesini?" Tanya Isyan dengan ketus. Wajahnya sudah memerah menahan amarah yang bergejolak di dalam hatinya.
"Aku...hmm..." Reno memulai dengan ragu. "Aku sedang latihan dengan militer Inggris di kota Devon, walaupun jaraknya cukup jauh, aku menyempatkan untuk mampir kesini. Apa aku boleh masuk?"
"Tidak!!! Dengar Reno, jangan pernah datang kesini lagi--"
"Oke. Kalau sekarang kamu masih membenciku, nanti aku akan datang lagi, dan seterusnya sampai kamu mau menerima kehadiranku!" Potong Reno sebelum Isyan menyelesaikan ucapannya.
"Jangan harap!" Ucap Isyan sambil membanting pintu tepat di depan wajah Reno.
Isyan segera mengunci pintu dan berlari ke kamarnya. Ia tidak sanggup lagi menahan air mata yang sejak tadi menggenang di matanya. Gadis itu memeluk kedua lututnya dan membenamkan wajahnya. Menangis dengan suara yang tertahan.
Bagaimana mungkin Reno bisa mengetahui keberadaannya di London? Ohh, Isyan ingat, Reno pernah bercerita bahwa pria itu memiliki kerabat yang bekerja di kedutaan Indonesia untuk Inggris. Tentu saja di tempat itu sangat mudah untuk mencari alamat apartemennya.
Gadis itu kembali terisak. Ia mengambil sebuah kotak kayu di laci meja, dimana semua kenangan menyakitkan itu disimpan rapat. Di dalam kotak itu ada sebuah foto dirinya yang mengenakan seragam persit yang sudah dirobek sebagian, serta sebuah pin persit.
Kenangannya kembali pada hari-hari bahagianya bersama Reno. Setelah bertunangan, mereka mempersiapkan pernikahan, serta mengurus pengajuan pernikahan mereka ke Batalyon tempat Reno bertugas.
Sebagai seorang anggota tentara, Reno harus mengajukan Isyan sebagai calon isterinya yang nanti akan menjadi anggota persit atau persatuan isteri prajurit. Foto itu adalah salah satu syarat pengajuan pernikahan mereka. Foto yang menampilkan wajah keduanya dengan senyum yang mengembang di wajah Isyan.
Semua berkas telah siap. Gedung, catering, undangan, dan sebagainya juga telah mereka persiapkan. Namun, takdir tidak mau berbaik hati pada Isyan.
Sejak remaja gadis itu sudah memimpikan untuk menikah dengan seorang tentara. Sosok yang menurutnya gagah dan berwibawa dengan seragam loreng. Seperti yang sering ia lihat saat pulang sekolah. Isyan dan teman-temannya sering menonton para tentara yang sedang lari sore di sekitar Batalyon.
Impian itu sudah ada dalam genggamannya, namun tiba-tiba Shiren datang kembali dalam kehidupannya. Sahabat Isyan semasa SMA itu ternyata mantan kekasih Reno, dan pria itu belum bisa melupakan Shiren yang sangat cantik.
Shiren pindah ke Makassar saat lulus SMA. Sejak itu Isyan tidak pernah bertemu lagi dengannya. Hanya sesekali mereka saling berhubungan lewat media sosial. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa Shiren dan Reno pernah menjalin kasih saat Reno bertugas di Sulawesi. Dan saat Shiren kembali hadir dalam kehidupannya, Reno pun tidak mampu melanjutkan rencana pernikahannya dengan Isyan.
Semuanya hancur begitu saja. Menyisakan rasa sakit yang sangat dalam. Bahkan Isyan tidak sanggup mengangkat kepalanya dihadapan orang lain. Ia sangat malu dan sedih melihat takdir yang begitu menyakitkan. Terlebih, wajah kecewa orangtua dan keluarganya. Sehingga ia memutuskan pergi ke London dan melanjutkan kuliah S2.
Tapi hari ini, tiba-tiba Reno muncul di pintu apartemennya. Seolah menabur garam di luka Isyan yang belum sembuh. Menambah penderitaannya.
Isyan menggelengkan kepala. Ia tidak mau Reno kembali hadir dalam hidupnya dan menyakitinya lagi. Ia harus melakukan sesuatu agar ia tidak perlu bertemu dengan pria itu lagi. Meskipun ia harus kembali lari dengan hati yang hancur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terima kasih sudah mampir...
Masih awal cerita, santai-santai dulu sebelum baper, hehehe...
Semoga suka, yaa...
Jangan lupa vote dan komen, biar semakin sering posting... Yuhuuu
NOTE: BAGI PLAGIAT, JAUH-JAUH SANA SEBELUM DIKUTUK !!!