"Hoahm," Hijikata menguap lebar seraya berjalan ke ruang kerja Kondou untuk sarapan. Hijikata merasa lelah dan sangat mengantuk. Sejak ia berbincang soal Sougo dengan Kondou semalam, dia tidak bisa tidur. Seingatnya, dia baru tidur pukul 04.00 dan sekarang, jam menunjukkan pukul 08.00.
Kaki Hijikata tersandung sesuatu. Dia terhuyung dan nyaris terjatuh. Seseorang menjegal kakinya.
"Teme!" Hijikata menoleh ke belakangnya. "Jangan buat aku marah pagi-pagi begini!"
Sougo menatap Hijikata tanpa senyuman. "Sumimasen, Hijikata-san. Aku tidak melihatmu dan harga dirimu barusan."
Hijikata berdecak. Keduanya pun masuk ke ruangan Kondou dan mendapati Kondou sudah duduk bersila di depan meja makan sambil membacara koran.
"Oh, ohayou gozaimasu, Toshi, Sougo," kata Kondou.
"Kau tak pulang, Kondou-san?" tanya Hijikata sambil duduk di sebelah Kondou. Sougo ikut duduk di seberang mereka.
"Laporanku belum selesai semalam. Aku sudah telepon Otae dan dia cukup marah karena aku bilang aku akan pulang membawa ikan kembung bakar. Aku akan membawakannya dua porsi nanti malam," kata Kondou sambil meletakkan koran di sampingnya. "Ayo, makan."
Sarapan pagi itu sepi. Tak ada yang bicara. Sougo terlihat menikmati sarapannya, padahal menunya hanya sup miso, omelette dengan sosis di dalamnya, dan sawi rebus.
"Oi, Sougo," Kondou buka suara, berusaha mencairkan suasana. "Apakah kau keberatan dengan tugas Divisi Satu?"
"Tidak, Kondou-san," jawab Sougo singkat sambil mengunyah makanannya.
"Di sana tidak ada sinyal sama sekali, Sougo. Kau hanya bisa menggunakan telepon satelit untuk menghubungi kami di Edo," kata Kondou.
"Aku tahu."
"Di sana juga tidak ada mini market."
"Aku tahu."
"Tak ada televisi dan radio."
"Aku tahu."
"Listrik pun terbatas."
"Aku tahu."
"Di sana, Yamazaki akan menjadi putra duyung yang akan menghiburmu. Dia juga akan membawa seribu majalah dewasa agar kau tidak bosan dengan aku dan Toshi sebagai cover-nya."
"Arigatou, Kondou-san."
"Oi, Sougo," Hijikata menyela percakapan Sougo dan Kondou. "Kami sedang mempertimbangkan kembali untuk mengirim Divisi Satu ke sana. Jika tidak berhasil, mungkin paling cepat Divisi Satu akan berangkat satu minggu setelah pernikahanku dengan Mitsuba-san."
"Arigatou, Hijikata-san," jawab Sougo singkat. "Aku duluan."
Sougo mengelap mulutnya dengan tissue dan beranjak pergi. Hijikata dan Kondou hanya memperhatikan Sougo sampai dia menghilang dari pandangan.
"Dengan siapa Sougo berpatroli hari ini?" tanya Kondou.
"Yamazaki," jawab Hijikata.
Kondou mengambil sawi rebus dan melahapnya. "Katakan pada Yamazaki untuk terus memperhatikan Sougo dan laporkan padaku apa yang ia lakukan hari ini. Pastikan dia tidak melakukan hal bodoh."
"Baik," kata Hijikata sambil menyeruput sup misonya.
***
Jam menunjukkan pukul 20.12. Hijikata melangkah masuk ke dalam markas diikuti Sasaki. Sasaki membawa tas besar berwarna hitam yang isinya laporan-laporan yang harus ditandatangani Hijikata.
"Siapkan laporannya di ruanganku," kata Hijikata dengan rokok di mulutnya.
"Baik, Fukucho," kata Sasaki.
Sasaki berbelok ke ruang kerja Hijikata. Hijikata terus berjalan dan berbelok memasukki ruangan Kondou. Kondou dan Yamazaki ada di dalam.
"Fukucho!" Yamazaki memberi salam hormat pada Hijikata. Hijikata hanya mengangguk.
"Ini gawat Toshi," kata Kondou saat Hijikata duduk di hadapannya.
"Ada apa?" Hijikata mengisap rokoknya dalam-dalam.
"Sougo sudah di markas sejak pukul 19.00," kata Kondou. "Dan..."
Kondou menunjuk tumpukkan laporan di ujung ruangan. "Itu laporan Sougo dari minggu lalu. Dan hari ini."
Mata Hijikata terbelalak. Dia tak percaya Sougo menyelesaikan laporannya tepat waktu. Padahal, Sougo tak pernah mengerjakan laporannya dan membayar Yamazaki untuk mengerjakannya.
"Satu hal lagi, Toshi," Kondou menyeka air matanya yang entah kapan air matanya itu menetes. "Sougo tidak menemui Kagura hari ini."
***
Kagura menatap layar handphone-nya. Dia sedang mengetik pesan untuk dikirimkan pada Sougo.
Kabari aku kalau kamu sudah bisa dihubungi ya, Darin.
Pesan terkirim dan Kagura masih menatap layar handphone-nya. Hari ini, Sougo hanya mengiriminya dua pesan singkat. Yang pertama adalah "Darin, aku tidak bisa ketemu siang ini. Ada rapat. Maaf ya" dan yang kedua adalah "Hijikata buang air besar di celana. Aku harus mengantarnya pulang".
"Sougo tidak membalas pesanmu, Kagura?" Kamui muncul dari belakang Kagura.
"Dia sibuk," Kagura meletakkan handphone-nya di atas meja ruang televisi kediaman Yorozuya. "Tidak apa-apa, Kamui."
Kamui menepuk-nepuk kepala Kagura. "Kalau dia macam-macam sama Kagura-chan, bilang Kamui, ya."
Kagura mengangguk dan melirik handphone-nya dengan wajah khawatir. Diam-diam, Kamui turut melirik handphone milik Kagura.
***
Hari ini, Kamui kembali ke markas Harusame. Kagura mengantar sampai depan rumah dengan wajah sedih.
"Kenapa cepat sekali kamu pulang?" Kagura mendengus.
Kamui menunduk menatap wajah adiknya. "Kamui harus kembali bekerja, Kagura-chan."
Kamui memeluk Kagura dan mencium dahinya. "Sampai ketemu, ya. Akan aku sampaikan rasa rindumu pada Papi."
"Terima kasih, Kamui," Kagura tersenyum lebar. "Hati-hati, ya. Sudah malam."
"Masih pukul 20.30," Kamui ikut tersenyum. "Sampai ketemu, adikku kecilku."
"Sampai ketemu, aniue," kata Kagura.
Kamui melambai pada Kagura, begitu juga sebaliknya. Kamui pun menghilang dari pandangan. Namun, Kagura masih berdiri di sana.
Kagura menunduk melihat handphone-nya. Tidak ada pesan masuk.
Sudah dua hari Sougo tidak menemui Kagura. Kagura merasa khawatir dan sadar bahwa ada hal yang tidak beres pada Sougo. Selain itu, Sougo juga membalas pesan Kagura dengan jawaban yang sangat singkat.
Asumsi Kagura, Sougo hanya ingin dia menghabiskan waktu dengan Kamui. Atau, Sougo tidak suka dengan kehadiran Kamui. Tapi, Kagura hanya bisa berasumsi. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada Sougo dan dia sangat ingin mengetahuinya.
"Kagura-chan," Shinpachi tiba-tiba muncul. "Aku pulang dulu, ya."
Kagura tidak menjawab. Pikirannya tenggelam memikirkan Sougo.
Shinpachi menatap Kagura tanpa suara. Semalam, Kagura bertanya padanya mengenai Sougo, kenapa Sougo tidak menemuinya dan membalas pesannya dengan singkat. Namun, Shinpachi tidak punya jawaban untuk itu.
"Sudahlah, Kagura-chan. Ayo, masuk sana," kata Shinpachi sambil menepuk-nepuk bahu Kagura.
Tanpa diminta dua kali, Kagura berjalan menaiki tangga menuju kediaman Yorozuya. Shinpachi hanya terdiam memandangi Kagura yang melewatinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Life After War 2
Fiksi PenggemarKomitmen Sougo kepada Shinsengumi tak bisa diganggu gugat. Sougo menerima untuk ditugaskan di sebuah pulau di luar kota. Konsekuensinya, dia harus meninggalkan Kagura.