"Yare, yare. Kenapa kalian tidak mengundangku?" Sougo menyeringai seraya menatap para anggota Naraku yang tersisa secara bergantian. "Aku tidak suka dilupakan."
"Shinsengumi?" pria yang dipanggil Taichou muncul dari balik asap tebal. "Kau mau mati?"
Sougo melebarkan kedua kakinya. "Bagaimana kalau kita mati berdua?"
Sougo melompat tinggi ke udara. "Lagipula, aku sudah pernah mati sebelumnya."
Sougo menghajar dua orang dengan Kotetsu, pedang milik Kondou. Gerakannya cukup cepat dan lincah. Dalam waktu singkat, Sougo telah membuat enam orang ambruk ke lantai.
Sougo berjongkok sambil menyeka peluh di dahinya. Sambil tersenyum licik, dia mengisyaratkan para anggota Naraku dengan tangannya untuk maju menghadapinya.
Empat orang maju ke depan. Dengan mudahnya, Sougo menjatuhkan mereka.
"Aku pikir, Naraku sudah lebih kuat sejak perang dua tahun lalu," Sougo tersenyum. "Ternyata, kalian masih saja payah."
"Okita Sougo," sang Taichou maju dua langkah dari tempatnya berdiri. "Kau pikir, anggota-anggota kami hanya segini?"
Sougo melirik ke kiri. Dia mendengar ada suara gaduh di luar gudang.
Taichou Naraku tersenyum mengejek. "Kami punya seratus orang lagi di luar. Silakan saja."
Sougo kembali menyeringai. "Kau punya seribu orang di luar pun tak akan membuatku takut."
Sougo memasang kuda-kuda. "Asal kalian tahu saja. Perempuan yang kalian bawa itu..."
Sougo melesat dengan cepat. "Makannya banyak."
Lima orang ambruk ke lantai. Pedang Sougo terlihat berlumuran darah. Sepuluh orang maju menyerang Sougo. Saat Sougo memasang kuda-kuda, sepuluh orang tersebut ambruk ke lantai.
Katsura dan Sakamoto menghalangi pandangan Sougo. Mereka telah mengacungkan senjata mereka ke arah anggota-anggota Naraku yang tersisa.
"Anak ini masih kecil," kata Katsura.
"Lawan kami saja," kata Sakamoto.
Sougo melompati Katsura dan Sakamoto sambil berteriak. Dua orang ambruk ke lantai. Ketiganya pun menghajar para anggota Naraku yang tersisa.
Puluhan orang masuk ke dalam gudang, mengepung Katsura, Sakamoto, dan Sougo. Ketiganya berada di depan Kagura yang masih tidak sadarkan diri sekarang.
"Ada rencana, Sougo?" tanya Sakamoto.
"Mati?" Sougo menyeringai.
"Aku berencana untuk mati di kedai ramen Ikumatsu, bukan di sini," kata Katsura.
"Oi, oi!"
Sougo kenal suara itu. Di depan pintu masuk gudang yang diledakkan Sougo, seorang pria berdiri sambil memanggul bazooka. Bazooka itu milik Sougo.
"Aku ke sini mencari pedangku yang hilang," Kondou tersenyum lebar. "Oh, Sougo. Kau mencuri pedangku."
"Aku hanya membawanya tanpa meminta izin padamu," Sougo ikut tersenyum. Napasnya tak beraturan.
Kondou pun memamerkan senyuman mengejek. "Aku baru sadar."
Kondou mengambil kuda-kuda, siap menembakkan bazooka-nya. "Ternyata, memainkan bazooka itu menyenangkan."
Kondou menembakkan bazooka-nya, membuat belasan orang terpental ke udara. Dia terus menembak hingga empat kali, menyisakan sedikit sekali anggota Naraku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Life After War 2
Fiksi PenggemarKomitmen Sougo kepada Shinsengumi tak bisa diganggu gugat. Sougo menerima untuk ditugaskan di sebuah pulau di luar kota. Konsekuensinya, dia harus meninggalkan Kagura.