Hijikata berdiri di depan kaca sambil merapikan haori-nya. Sebatang rokok berada di mulutnya, dan wajahnya terlihat pucat.
"Jangan banyak bergerak, Toshi," Tsuki muncul dari belakang Hijikata. Tsuki membalikkan tubuh Hijikata dan merapikan haori yang dipakainya. "Bagian ini miring."
"Kalian serasi sekali, ya," kata Otae sambil memegang bouquet bunga. "Ah, aku jadi ingat masa-masa itu, beberapa jam sebelum aku menikah dengan Kondou-san."
"Bilang serasi lagi, aku akan buat rambut Kondou-san botak di tengah," kata Gintoki sambil mengisap kiseru. "Oi, Honey. Berhenti merapikan pakaian Toshi."
Tsuki selesai merapikan haori Hijikata dan kembali berdiri di samping Gintoki.
"Rapikan celanaku, Tsuki. Ritsletingnya rusak," kata Gintoki.
"Nanti aku minta tolong Catherine untuk membenarkan celanamu dengan giginya," kata Tsuki. "Aku mau melihat Mitsuba dulu."
Tsuki berjalan keluar ruangan menuju kamar tempat Mitsuba berada. Tsuki membuka pintu dan melihat Mitsuba berbincang dengan Sarutobi dan Kagura.
"Oh, pelakor kita cantik sekali hari ini," kata Sarutobi. "Aku jadi ingat hari itu."
"Hari pernikahanku yang indah dan romantis itu?" Tsuki mengejek Sarutobi.
"Romantis?" Sarutobi balik mengejek. "Gin-san terlihat tertekan saat itu."
"Dia tertekan karena kau terus menangis sepanjang acara," kata Tsuki.
"Oh, aku heran kenapa Gin-san mau menikahi wanita tua sepertimu," kata Sarutobi.
"Oi, jangan bertengkar!" teriak Kagura. Namun, Mitsuba tertawa.
"Sudahlah, kalian. Toh, Sarutobi sekarang sudah berpacaran dengan Zenzou, kan?" kata Mitsuba sambil tertawa.
"Semata-mata untuk mempertahankan Oniwabanshuu, tentu saja," kata Tsuki.
"Cintaku pada Zenzou tak kalah tulus seperti cintamu pada Gin-san, camkan itu," kata Sarutobi.
"Sudah, sudah," kata Kagura. "Lebih baik, kalian keluar dari ruangan ini. Anego butuh relaksasi."
"Baiklah," kata Tsuki. "Oh, Kagura, kamu cantik sekali hari ini."
"Ah, benar. Aku suka dengan hiasan bunga putih di kepalamu," ujar Sarutobi.
"Terima kasih!" kata Kagura.
Pintu ruangan terbuka dan Sougo masuk ke dalam ruangan. "Aneue, sudah siap?"
Mitsuba berdiri menyambut kedatangan Sougo. "Sudah."
Sougo menatap Kagura dan tersenyum lebar. Kagura mengerti apa yang dimaksud Sougo. Dia berbalik dan berjalan mendekati Tsuki dan Sarutobi.
"Yuk, kita ke tempat Hijikata-san!" kata Kagura sambil menggandeng Tsuki dan Sarutobi keluar ruangan, meninggalkan Mitsuba dan Sougo berdua.
"Kamu cantik sekali, aneue," kata Sougo sambil menyentuh pipi Mitsuba. "Aku tidak pernah melihat kau secantik ini seumur hidupku."
"Kamu berlebihan, Sou-chan," Mitsuba terlihat tersipu. "Tidak ada salahnya kan, penampilanku seperti ini satu kali seumur hidup?"
Sougo mengangguk. "Tentu saja, ini hari bahagiamu."
Sougo tersenyum lebar menatap Mitsuba. Mitsuba juga ikut tersenyum. Tiba-tiba, Sougo menundukkan wajahnya.
"Aku berharap kau bahagia, aneue," bisik Sougo. "Aku harap si bodoh itu bisa membahagiakanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After War 2
FanfictionKomitmen Sougo kepada Shinsengumi tak bisa diganggu gugat. Sougo menerima untuk ditugaskan di sebuah pulau di luar kota. Konsekuensinya, dia harus meninggalkan Kagura.