Chapter 4

818 58 24
                                    


Sougo bangun pukul 07.21 pagi itu setelah semalam ia memenangkan permainan Let's Get Rich melawan Hijikata, Kondou, dan Sasaki. Hijikata kalah telak dan dia langsung dikeluarkan dari game setelahnya.

Sougo pun mandi dan berpakaian. Seragam Shinsengumi-nya cukup rapi hari ini karena semalam, Sougo memaksa Sasaki untuk menyetrikakan pakaiannya.

Sougo keluar kamar menuju ruang kerja Hijikata. Sebelumnya, dia melewati ruang kerja Kondou yang terlihat gelap. Dia sudah tahu Kondou pasti berada di ruang kerja Hijikata.

"Ohayou gozaimasu," sapa Sougo ketika ia memasuki ruang kerja Hijikata. Hijikata dan Kondou sudah berada di dalam.

"Oh, ohayou gozaimasu, Sougo," kata Kondou. "Ayo, sarapan."

Sougo duduk di meja, persisnya di antara Hijikata dan Kondou. Sarapannya pagi itu adalah bubur ayam dan teh hijau hangat.

"Apa agendamu hari ini, Sougo?" tanya Kondou.

"Patroli di blok E, makan siang dengan Kagura, bolos sampai pukul 16.00, dan kembali ke markas pukul 19.00 setelah mengantar Kagura pulang," jawab Sougo.

"Kubunuh kau," kata Hijikata sambil melumuri buburnya dengan mayonnaise.

"Bagaimana dengamu, Toshi? Oh, kapan undangan pernikahanmu jadi?" tanya Kondou.

"Aku pastikan dua minggu sebelum pernikahan, undangannya sudah jadi," jawab Hijikata.

"Sougo, cepatlah menyusul. Aku ingin melihat kau berada di pelaminan dengan Kagura," kata Kondou sambil menepuk-nepuk bahu Sougo.

"Aku takut durhaka jika melangkahi Hijikata-san. Aku nanti saja," kata Sougo sambil menyuap bubur.

"Akhirnya, dua pahlawan Shinsengumi akan menjadi kepala rumah tangga!" kata Kondou. Wajahnya terlihat senang dan tiba-tiba, ia diam sejenak.

"Aku tak menyangka, waktu berjalan secepat ini," suara Kondou memelan. "Rasanya, beberapa hari lalu kita baru sampai di Edo dari Bushuu dan nama kita masih Roushigumi."

Kondo menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis. "Toshieee! Souguooook! Kalian sudah dewasa! Aku tak menyangka kalian tumbuh begitu cepat! Dulu kalian masih kecil dan mengayun-ayunkan bokuto sembarangan! Sekarang kalian sudah besar dan aku tidak terima itu! Aku merasa tertekan, tapi aku bahagia!"

Sougo memberikan tissue pada Kondou dan Kondou menerimanya.

"Oh, bahagianya aku sebagai seorang ayah..." Kondou menghapus air matanya dengan tissue yang diberikan Sougo.

"Kau berlebihan, Kondou-san," Hijikata menelan suapan terakhirnya.

"Aku pernah bilang pada Otae, kalau kalian menikah, aku adalah orang pertama yang akan menangis. Dan sekarang aku sudah menangis. Rasanya, aku ingin merayakannya dengan melepas bajuku dan..."

"Tidak perlu, Kondou-san," kata Sougo sambil menelan makanannya.

"Ah, maaf, aku terlalu bahagia," kata Kondou sambil mengaduk buburnya. "Oi, Toshi. Akhirnya, kamu tidak lagi memuaskan dirimu menggunakan tangan..."

"Aku pergi dulu. Sougo, temui aku pukul 14.00 di blok N," kata Hijikata usai menenggak habis tehnya.

"Bukannya kau berpatroli dengan Saitou hari ini?" tanya Sougo.

"Saitou aku tugaskan untuk membantu Harada memantau pria yang diduga melakukan transaksi senjata ilegal di pelabuhan. Jemput aku di blok N," kata Hijikata sambil membersihkan mulutnya dengan tissue.

"Kau saja yang ke blok E," kata Sougo.

"Kau mau bolos lagi dengan pergi ke kediaman Yorozuya, hah!?"

"Oke, pukul 14.00 di mini market di blok N, ya."

"Oke. Ittekimasu,"

"Itrerashai," sahut Sougo dan Kondou bersamaan. Hijikata pun keluar ruangan.

"Oi, Sougo," Kondou menatap Sougo. "Hijikata sudah mulai kehilangan konsentrasinya dalam bekerja."

"Terlalu memikirkan pernikahan?" tanya Sougo dengan mulut penuh.

"Tentu saja, apalagi? Dari 20 laporan yang kuterima, ada 12 lembar yang salah. Satu di antaranya adalah tulisan 'Toshi ❤ Mitsuba'."

"Kok dia jadi alay?"

"Entahlah. Apakah kau ingat aku juga sempat mengalami hal-hal aneh seperti itu?"

"Yang mana, Kondou-san? Yang tiba-tiba kau pergi ke kebun binatang dan meminta izin pada gorilla-gorilla di sana agar kau diperbolehkan menikahi Otae-san? Atau, ketika musim dingin waktu itu, aku melihatmu bertapa di teras kamarmu tanpa pakaian sehelai pun?"

"Ah, bukan-bukan..."

"Atau ketika kau tiba-tiba memasukki ruangan Hijikata-san, saat dia, aku, dan Divisi Satu sedang rapat, kau memamerkan kedua pentilmu yang baru saja ditindik? Atau, ketika aku dan Hijikata membangunkanmu pukul 05.00 dan kau ketahuan tidur sambil memeluk lobak?"

"Ah, bukan itu..."

"Ketika kau bilang mau mandi dan kami menemukanmu sedang mandi di sungai? Atau, ketika kau bilang lapar tapi tiba-tiba kau malah bercocok tanam di halaman belakang? Oh iya, kau menanam singkong waktu itu."

"Bukan, Sougo. Itu memang terjadi, tapi kau pasti ingat aku pernah tidak tidur tiga hari karena jantungku selalu berdegup kencang ketika aku memikirkan Otae. Padahal, masih sebulan lagi sampai pernikahanku dengannya digelar."

"Ya, aku ingat. Setelahnya, kau pergi ke salon dan kembali dengan rambut lebih lurus daripada rambut Katsura-san. Sehari setelahnya, kau menyambung rambutmu seperti anggota band metal."

"Ya, itu benar. Tiga hari menjelang pernikahan, aku kehilangan nafsu makan dan bolak-balik ke toilet."

"Setelahnya, kami sering menemukamu di halaman belakang dan buang air kecil sembarangan untuk menyuburkan singkongmu."

"Ah, benar sekali," Kondou menyelesaikan sarapannya dan mengelap mulutnya dengan tissue. "Aku benar-benar deg-degan saat itu. Aku tak pernah menyangka bisa seperti itu. Pernikahan membuatku berubah."

"Tapi tidak jadi lebih baik."

"Tidak juga. Aku merasa Otae banyak mengubahku untuk menjadi pria yang lebih baik. Aku jadi sangat menghargai wanita, dan Otae membuatku sadar bahwa seorang istri harus diperlakukan sebaik mungkin agar dia bahagia. Dari tangan istri yang bahagia, lahir makan malam yang lezat."

"Apakah pernikahan semenakutkan itu, Kondou-san?"

"Sebenarnya tidak. Hanya saja, aku menikahi wanita yang sudah aku stalk selama bertahun-tahun dan jalan yang aku tempuh tidaklah mudah. Aku benar-benar bahagia."

Kondou pun merangkul Sougo yang belum selesai makan. "Kau akan merasakannya, Sougo. Percayalah. Sesiap apapun mentalmu, kau akan hancur sebelum kau memikirkannya."

Sougo menyelesaikan sarapannya dan membersihkan mulutnya dengan tissue. "Bukankah hal itu adalah sesuatu yang wajar?"

"Tentu saja," Kondou menenggak tehnya. "Ini pernikahan pertamaku, begitu juga dengan Hijikata. Yang pertama, dan yang terakhir."

Sougo mengangguk pelan. "Baiklah, Kondou-san. Aku pergi dulu."

"Oh, kau pergi dengan Yamazaki hari ini?" dan Sougo mengangguk. "Hati-hati di jalan, Sougo."

"Ya. Sampai ketemu. Ittekimasu," kata Sougo sambil berdiri dan berjalan keluar ruangan.

"Itterashai!" jawab Kondou sambil melambaikan tissue.

Kondou terdiam sebentar dan menunduk. Air matanya menetes dan membasahi pipinya dengan cepat.

"Oh," Kondou menyeka air matanya. "Dua anak didikku akan segera kehilangan keperjakaan mereka sepertiku. Oh, sebentar. Keperjakaanku hilang karena ulah tangan nakalku. Eh? Berarti, Toshi dan Sougo juga?"

Life After War 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang