Chapter 20

550 44 10
                                    

Sasaki dan Yamazaki tiba di depan kediaman Okita. Yamazaki menghentikan mobilnya dan memarkirnya persis di depan rumah Okita.

"Oi, Sasaki," Yamazaki mematikan mesin mobilnya. "Ada apa, ya?"

"Entahlah," Sasaki menghela napas panjang. "Hijikata-san memintaku untuk menjemputnya siang ini ke markas. Okita-san juga ikut."

"Benarkah?" kata Yamazaki. "Kondou-san memang ada di markas, sih."

"Mungkin mereka mau bicara?" kata Sasaki. Wajahnya khawatir. "Ini pertama kalinya Okita Taichou datang ke markas setelah satu bulan dinon-aktifkan untuk sementara."

"Kelihatannya ada berita gawat," Yamazaki menelan ludah. "Oh, itu mereka."

Hijikata keluar rumah dengan mengenakan kemeja putih, blazer abu-abu tua, skinny jeans hitam, dan loafers hitam. Sougo terlihat duduk di atas kursi roda yang didorong Mitsuba. Sougo terlihat mengenakan kaus hitam polos, blazer cokelat tua, skinny jeans hitam, dan loafers hitam seperti Hijikata.

Yamazaki dan Sasaki turun dari mobil. Sougo berdiri, dan kursi rodanya dilipat oleh Mitsuba dan Hijikata. Sasaki memasukkan kursi roda ke dalam mobil, dan Yamazaki membuka pintu mobil untuk dimasukki Sougo dan Hijikata.

Sougo masuk lebih dulu ke dalam mobil dengan bantuan Yamazaki. Hijikata mematikan rokoknya ke tanah dan menatap Mitsuba.

"Aku janji akan menceritakan padamu selengkapnya saat kami pulang," bisik Hijikata pada Mitsuba. "Sampai nanti malam."

Hijikata mengecup pipi Mitsuba dan masuk ke dalam mobil. Sasaki dan Yamazaki menunduk memberi hormat pada Mitsuba dan ikut masuk ke dalam mobil.

Mobil yang ditumpangi Sasaki, Yamazaki, Hijikata, dan Sougo pun melaju meninggalkan Mitsuba. Mitsuba buru-buru mengeluarkan handphone-nya dan menelepon seseorang.

***

Kagura mematikan telepon dan buru-buru lari keluar kamarnya. Dia melewati Tsuki dan Gintoki yang sedang berada di ruang keluarga tanpa bicara sepatah kata pun.

"Oi, Kagura!" Gintoki berdiri. Namun, Kagura sudah berlari keluar rumah.

Tsuki berlari ke arah jendela dan melihat Kagura sudah tak ada.

"Brengsek," Gintoki mengambil bokuto-nya dari belakang meja kerjanya. Tiba-tiba, telepon rumahnya berdering.

"Angkat!" bentak Tsuki. Dengan wajah kesal, Gintoki pun mengangkat telepon.

"Yorozuya," kata Gintoki. "Anda terhubung dengan kotak suara. Silakan tinggalkan pesan..."

"Gin-san? Ini aku Mitsuba."

"Oh, Mitsuba-san," Gintoki berdeham. "Ada apa?"

"Sou-chan mengundurkan diri dari Shinsengumi," suara Mitsuba terbata. "Sou-chan dan Toshi sedang di jalan menuju markas Shinsengumi sekarang."

***

Kagura berlari dengan sangat cepat menuju markas besar Shinsengumi. Dia tidak peduli orang-orang memandangnya dengan aneh. Dia hanya ingin bertemu Sougo secepat mungkin.

Kau bodoh, Kagura. Kau bodoh.

Kagura berbelok dan larinya semakin cepat. Dia ingat ada pool taksi di ujung jalan. Untuk mencapai markas Shinsengumi, butuh waktu setengah jam menggunakan mobil. Kagura tahu dia tidak mungkin mengejar waktu dan hanya bisa mengandalkan kendaraan untuk bisa sampai ke sana.

Jangan, Sougo. Jangan berhenti.

Kagura masih terus berlari. Rasanya lama sekali untuk mencapai ujung jalan.

Life After War 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang