Author POV
Semua orang masih beristirahat setelah seharian berkeringat dan bersenang-senang saat outbond tadi. Karena judulnya adalah pertemuan tahunan karyawan, Saras sengaja membuat acara bersama yang cukup padat. Dia baru memberikan jadwal cukup bebas di hari kedua nanti.
Saras sendiri sedang bersantai di kamarnya setelah memastikan semuanya siap untuk acara inti nanti. Merasa kangen dengan sosok asing yang selama ini menemaninya ngobrol, dia pun mulai membuka aplikasi wechatnya.
S: Halo kakak tua
D: *hammer
S: Kemana aja jarang chat? Sibuk ya?
D: Iya nih. Lumayan hectic beberapa hari ini.
S: Dih. Aku aja sibuk masih bisa kok sempetin chat sama kamu. Alesan aja.
D: Beneran. Gue lagi banyak kegiatan dan susah pegang hp.
S: Oohh... Kak eh, mau nanya agak pribadi boleh nggak?
D: Tanya apa?
S: Cinta itu apa sih?
D: Cinta itu urusan seputar aelangkangan. Hahaha..
S: seriusan!
D: Ya itu serius kali. Kalo nggak gitu gimana kita bisa lahir coba?
S: Elah. Susah ya ngomong sama abg tua jomblo. Omongannya gak jauh-jauh dari bikin anak. Beneran ini nanyanya. Bedanya sama suka apa?
D: Hahaha.. Iya-iya bawel. Cinta itu beda sama suka. Kalau suka itu gampang datang gampang ilang. Kalau cinta itu suka tapi yang berkesan, lama ilangnya.
S: kamu pernah jatuh cinta? Berapa kali?
D: Pernah. Dua kali.
S: Kapan itu?
D: Yang pertama itu dulu pas SD. Tapi cuma bisa mengagumi, nggak bisa memiliki. Yang kedua 7 tahun tahun lalu, sama pacarku yang dulu. Tapi sekarang udah enggak. Udah ilang. Hahahaha...
S: Mungkin nggak jatuh cinta pada pandangan pertama?
D: Mungkin aja lah. Emang kamu lagi jatuh cinta ya?
S: Hmm.. Gimana ya.. Aku nggak tau. Mungkin iya..
####
Damar POV
Hah? Cewek aneh itu lagi jatuh cinta? Sama siapa? Pandangan pertama berarti dia baru kenal dong? Apa jangan-jangan anak-anak kantor? Siapa? Tadi yang kelihatan ngedeketin Saras itu ada si Toni, Bastian, Reno, Budi, Samuel. Apa salah satu diantara mereka?
Apa hebatnya sih mereka. Mending juga aku. Toni agak nerd, Bastian playboy kampung, gak mungkin Saras suka. Reno ganteng sih, tapi pendek. Kalo mereka berdua kawin, anaknya bisa-bisa jadi kurcaci. Kasihan. Budi agak-agak alim, nggak terlalu ganteng sih, tapi cukup keren. Samuel keren. Tapi dia kan non muslim, Saras nggak bakal mau.
Apaan sih? Kenapa aku jadi penasaran begini ya?
Daripada makin pusing mending aku mandi aja. Berendam setelah seharian tadi lari-larian.
Pagi ini Saras kelihatan manis tanpa setelan kemeja resmi yang membuatnya terlihat lebih tua. Tanpa make up dan hanya mengenakan t-shirt bikin dia terlihat sesuai umurnya.
Nanti malam dia pakai baju apa ya? Nggak mungkin setelan kerja kan? Tema malam ini kan glam and chic.
Perlahan aku mulai berendam dalam bathup berisi air hangat dan garam mandi. Iphoneku tengah memutar lagu-lagu berirama lembut.
Lebih baik aku relaksasi aja dulu...
####
Saras POV
Dih ni orang udah nggak bales lagi. Ya udah lah ya, lagi sibuk kali dia. Nggak bisa banget diajak curhat.
Aku mencharge ponselku yang tiggal 30persen lagi nyawanya. Pikiranku segera melayang pada kejadian pagi tadi. Satria lagi-lagi membuat pipiku memerah.
*flashback*
"Tangkap bolanya!!"
Seseorang berteriak padaku sambil melempar bola. Kami tengah bermain bola tangan untuk ice breaker sebelum outbond. Aku segera berlari tanpa memperhatikan tali sepatuku yang lepas.
"Saras awaasss!!"
Beberapa orang menjerit-jerit memanggil namaku. Hampir saja wajahku mencium tanah saat ada seseorang yang menarik pinggangku dari belakang.
"Are you ok?"
Ah, aku merasa de javu. Sepertinya beberapa hari lalu aku baru saja mendapt pertanyaan yang sama.
"Ceroboh. Kamu nggak kenapa-kenapa kan?"
"E..enggak"
"Ini kedua kalinya kamu jatuh. Seneng banget sih nyium tanah"
"....."
"Woi adegan mesranya udah deh!"
"Iya Sat. Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan"
Teriakan dan suitan menggoda dari orang-orang di sekitar ku membuat kami segera tersadar dengan posisi kami saat ini. Dia memelukku dari belakang, dan wajahnya dekat sekali ditelingaku. Spontan kamu menjauhkan diri masing-masing.
Pipiku langsung memerah. Aku sempat melihat wajahnya sekilas. Sepertinya wajahnya juga sama merahnya denganku.
Suasana canggung tidak berlangsung lama karena wasit meniupkan peluitnya lagi tanda permainan kembali dilanjutkan. Aku segera mengikat tali sepatuku dan kembali dalam permainan. Sedangkan Satria aku lihat berjalan kepinggir lapangan digantikan temannya yang lain.
Kulit kuning langsatnya terlihat memerah karena sengatan matahari. Dia juga berkeringat yang membuatnya terlihat... Emmm.. Lebih tampan.
Tidak lama kemudian dia melepaskan kaosnya karena kegerahan.
Yaampun... Tubuhnya tidak terlalu berisi, tapi otot perut dan dadanya seakan berkata kalau si pemilik rajin berolahraga. Dadanya bidang. Sepertinya nyaman dijadikan tempat bersandar.
"Ah mikir apa sih Ras!"
Gumamku sambil menoyor kepala sendiri. Tanpa sadar sada sepasang mata yanv mengawasiku sejak tadi.
"Saras. Gantian sama Sinta!"
"Eh, iyaa!"
*flashback off*
####
Maaf yaa part ini pendek. Takut terlalu panjang kalau diterusin..
Kemarin iseng lihat-lihat viewer, ternyata lumayan juga jumlahnya. Yah meskipun belum sebanyak yang lainnya, tapi ini diluar ekspektasi saya..
Terimakasih banyaak para readers yang baik sudah mau baca cerita geje sayaaa... ^_^
Agak sedih karena semuanya silent readers. Tapi ya udah sih yaa.. saya nggak akan maksa kalian buat komen ataupun vote.
Sekali lagi terimakasiih sudah bacaa...
Grazie~
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Senja Tiba
RomanceBerawal dari satu keisengan di dunia maya saja saat berkenalan dengan Damar Satria Bagaskoro. Namun siapa sangka keisengan kecil itu justru membuat perubahan besar bagi kehidupan Sarasvati Wulan Sasongko, gadis 22 tahun yang bekerja di sebuah perusa...