Hai.. Haloo haloo para reader yang budiman. Maafkan saya sudah membuat kalian menunggu lama... *kayak ada yang nungguin aja*
Saya nggak bisa janji setelah ini bisa update dengan cepat. Kerjaan saya lagi padaaaat banget. Soalnya baru ditinggal senior naik jabatan. Jadi otomatis hampir semua jobdesk dia kemarin saya yang handle... *jadi curhat*
Overall.. Thankyou for vote and comment. Terimakasih banyaaak sudah sabar menunggu...
Part ini lumayan panjang nih buat permintaan maaf saya. Semoga kalian suka..
Didedikasikan untuk @DebbyHutami yang sudah may repot komen + vote dan menyukai karya saya. Juga buat para voters yang nambah terus.. Hatur nuhuuuunnn.... :*
-----------------------------------------------
Author POV
Saras tengah menikmati bandrek dan batagornya yang masih mengepul di seberang Gedung Sate. Sore ini mendung bergelayut manja di langit Kota Kembang. Meskipun jalanan cukup padat oleh kendaraan yang berlalu lalang, tapi udara dingin membuat gadis itu nyaman berada di tempat itu.
Saat sedang menikmati hangatnya batagor yang cukup terkenal di kawasan itu, tiba-tiba Saras merasakan ponselnya bergetar. Tapi saat melihat nomor yang tertera di layar ponselnya, dia kebingungan.
Tidak ada nama. Hanya deretan angka. Artinya dia belum pernah berkomunikasi dengan orang itu. Apalagi ponsel yang masih terus bergetar itu adalah nomor pribadinya, dimana hanya orang-orang terdekatnya yang tahu.
Setelah satu kali panggilan tidak terjawab, ponselnya bergetar lagi. Masih dari nomor yang sama. Sedikit ragu, akhirnya Saras memutuskan untuk menjawabnya
"Halo, assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam. Saras?"
Saras diam sejenak dan berpikir. Rasanya dia mengenal suara itu. Tapi dia menepis pikirannya. Tidak mungkin orang itu yang menelepon.
"Iya. Maaf, tapi ini siapa?"
"Kamu nggak kenal suaraku?"
"....."
"Ah sudahlah. Boleh kita ketemu?"
"......"
"Halo? Ras? Baiklah kalau kamu nggak mau ngomong. Tapi akan ku buat kamu mau ngomong sama aku lagi"
Sambungan telepon sudah ditutup. Saras masih mematung. Dia syok. Bagaimana bisa cowok yang selama ini dia pikirkan tiba-tiba meneleponnya. Padahal Saras sudah berusaha mendiamkannya selama satu bulan terakhir. Dan seingat dia, mereka tidak pernah bertukar nomor telepon. Selama ini wechat yang menjadi alat komunikasi mereka.
"Kenapa kamu diam saja?"
Baru saja Saras akan meminum bandreknya, sebuah suara dari samping membuat dia kaget.
Suara itu.. Suara yang sama dengan suara cowok di telepon barusan..
Dengan ragu dia menoleh ke sumber suara. Betapa kagetnya Saras, cowok yang selama ini dia hindari sudah duduk manis disampingnya.
"Ras. Hello.. Kamu baik-baik aja?"
"Sa..Satria?"
"Iya ini aku. Nggak nyangka ya kita ketemu ditempat ini. Mungkin ini yang disebut jodoh?"
"Ka..Kamu kok ada disini?"
"Iya. Aku lagi ada urusan di Bandung"
Kepala Saras spontan berputar seperti sedang mencari seseorang. Tapi dia tidak menemukan tanda-tanda orang lain yang pernah dia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Senja Tiba
RomanceBerawal dari satu keisengan di dunia maya saja saat berkenalan dengan Damar Satria Bagaskoro. Namun siapa sangka keisengan kecil itu justru membuat perubahan besar bagi kehidupan Sarasvati Wulan Sasongko, gadis 22 tahun yang bekerja di sebuah perusa...