TUGAS TAMBAHAN

2.1K 20 3
                                    

Saras kembali menyetir mobilnya menuju tempat berikutnya. Kali ini dia menuju sebuah restoran dengan nuansa alami di kawasan Kemang. Dari luar tempat itu tampak asri dan sangat menyejukkan. Padahal berada di tengah gedung-gedung tinggi menjulang.

Saat memasuki halaman restoran, Saras merasa sangat senang. Barisan bambu hias berjajar rapi mengelilingi restoran tersebut. Paving berlubang dengan ditumbuhi rumput menutup pelataran. Di pintu masuk restoran Saras sudah disambut dengan kepala marketing restoran itu yang tampak rapi mengenakan dress batik.

“Silahkan masuk mbak. Mau melihat-lihat dulu?” sapanya.

Perempuan itu mengajak Saras berkeliling di sekitar restoran. Saras semakin terkagum-kagum. Keluar dari bagunan utama restoran berkonsep semi tradisional itu, Saras disuguhi pemandangan yang sangat asri. Gemericik air terjun buatan di sisi kanan bagunan itu menenangkan hati. Air terjun itu menyambung ke kolam di bawahnya yang rupanya dijadikan sebagai dasar saung-saung yang berjajar berpola letter U. Sedangkan bangunan utama yang dimasuki Saras tadi berbentuk joglo dengan kayu-kayu jati berpernis sebagai dindingnya. Sedangkan lantainya dibuat dari semen yang sedikit mengkilap, memperkuat kesan tradisionalnya.

Di sepanjang jalan Saras melihat tanaman-tanaman hias cantik yang tampak segar. Serta beberapa arca batu dan pot bunga tembikar menambah keeksotisan rumah makan tersebut. Dari penjelasan Kepala Marketing bernama Dewi itu, Saras jadi tahu bahwa restoran itu dibangun di atas tanah seluas 200x300 meter persegi. Dari depan, tempat itu terlihat sederhana dengan areal parkir yang cukup luas di sisi kiri.

"Ngomong-ngomong, Mbak Saras mau konsep acara seperti apa?" tanya Dewi membuat Saras tersadar dari kekagumannya pada tempat itu.

"Oh iya. Ini acara tahunan kantor Mbak. Semacam pertemuan silaturahim dari para karyawan di kantor gitu. Jadi konsepnya mau yang santai saja, tapi tetap ada tempat khusus karena ada agenda rapat didalamnya"

"Begitu.. Untuk berapa orang?"

"Sekitar 500 orang mbak"

"Ooh.. Lumayan juga. Tapi kalau disini cuma cukup menampung sekitar 250 orang saja"

"Eh. Terus gimana dong?"

"Kami punya cabang lain kalau Mbak Saras berkenan. Tapi didaerah Bandung. Disana tempatnya lebih luas, fasilitasnya lebih lengkap, bahkan ada guest house juga"

"Bandung?"

"Kejauhan ya? Atau bagaimana? Untuk masalah harga tenang saja.. Kami akan berikan diskon, itung-itung promo dan kita baru pertama kali akan bekerja sama"

"Hm... Kalau begitu bisa tunjukkan foto-foto yang di sana mbak? Nanti saya diskusikan lagi dengan atasan saya"

"Boleh. Kalau begitu mari kita ke ruangan saya saja"

Dua permpuan itu terus berjalan hingga sampai pada bangunan bergaya joglo yang cukup besar di balik saung-saung itu. Jalan yang dilalui sedikit menanjak dengan tangga-tangga semen yang dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat seperti batu alami.

“Ini ruang utama kami. Kantor sekaligus rumah saya tepatnya"

"Rumah? Mbak Dewi tinggal disini?"

"Iya.. Mari masuk Mbak Saras"

Mereka berbincang ringan selagi menunggu minuman yang disuguhkan oleh asisten Dewi di ruang tamu yang bergaya klasik modern. Dewi juga menunjukkan beberapa portofolio restoran di kawasan Bandung yang tadi sempat disinggung. Setelah berbincang agak lama, akhirnya Saras tahu bahwa Dewi adalah salah satu pemilik restoran tersebut. Dia dan kakaknya berusaha membuat rumah makan peninggalan ayahnya itu kembali hidup. Sedangkan adiknya menjadi konseptor bangunan serta interior desain usaha mereka itu.

Dewi mencopykan foto-foto resto di Bandung kedalam flashdisk mungil milik Saras. Masih banyak hal yang mereka bicarakan sambil menyesap wedang ronde yang disuguhkan asisten Dewi. Setelah semua foto sudah tersimpan, Saras berpamitan untuk segera kembali ke kantor.

"Nanti aku omongin ke atasan dan klienku dulu ya mbak. Kalau ok, aku langsung kabari Mbak Dewi"

"Iya mbak. Kebetulan kamis ini kami ada soft opening disana. Mungkin kalau mbak Saras mau bisa sekalian melihat langsung tempatnya"

Saras mengangguk dan segera menuju Kijang ungunya di parkiran. Dalam hati dia berdoa agar klien dan bosnya setuju menggunakan tempat itu untuk dijadikan tempat pertemuan. Apalagi makanan-makanan yang tadi sempat disuguhkan membuat Saras yakin tidak perlu lagi mencari catering di tempat lain meskipun batal menyewa gedung. Ditengah gerimis yang turun, dia tampak bersenandung senang.

#####

Damar POV

"Sat, besok kamu ke Jakarta kan?"

"Iya Pak. Ada apa?"

"Pak Sugi tadi menelepon. Dia bilang besok akan melihat tempat untuk acara pertemuan nanti dan meminta saya untuk menemaninya. Tapi saya banyak kerjaan disini. Kebetulan kamu ke Jakarta, kamu saja yang temani beliau"

"Tapi pak.."

"Udah. Ikut aja. Urusan tugasmu besok bisa ditunda dulu. Lagipula hanya sehari melihat tempatnya. Katanya lumayan jauh dari Jakarta. Nanti saya yang sampaikan ke Pak Sugi"

Sialan! Aku lagi kan. Rupanya aku benar-benar harus minta kenaikan gaji 2 kali eh kalau perlu 4 kali lipat kalau begini caranya. Dengan sebal aku kemasi barang-barang dan segera pulang ke mess.

Eh, kalian bingung ya kenapa atasanku memanggil aku Sat? Aku udah pernah bilang belum sih nama lengkapku Damar Satria Bagaskoro? Kalau belum ya berarti sekarang aku kasih tau. Hehehe...

Dirumah dan dikantor aku dipanggil Satria. Tapi di dunia maya aku lebih suka mengenalkan diriku sebagai Damar. Yah... Bisa dibilang Damar ini alter egoku yang hanya ku perlihatkan di dunia maya. Dimana aku bisa bebas menjadi diriku yang lain tanpa mereka harus tau siapa aku sebenarnya.

Ngomong-ngomong soal dunia maya, hal itu salah satu yang bikin males banget sebenernya kalau harus ke Jakarta lagi. Aku males kalau Mia ngajak ketemu lagi. Apalagi aku baru dari sana beberapa hari lalu. Kalau nggak karena ada masalah yang harus aku sendiri yang turun tangan. Ini malah ditambah harus ikut lihat tempat acara tahunan. Kenapa nggak yang lain aja sih.

"Kami percaya seleramu Sat"

Itu alasan yang dibilang atasanku saat aku tanya. Sebaiknya aku segera berkemas. Dan tidur. Besok pesawat paling pagi yang harus aku ambil. Arrrrrrrrrggghhhhhhhh!!

####

Maaf ya updatenya lama... tapi kali ini langsung update 2 part deh.

Tapi gimanapun, penulis itu sebenarnya butuh kritik dan saran untuk memperbaiki tulisannya.
So, tolong dibantu ya...

Sim salabim jadi apa rok rok rok...

Ketika Senja TibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang