PERTEMUAN 2

1.4K 36 0
                                    

Hai.. Part ini agak lama ya updatenya? Maaf.. lagi sibuk plus mentok ide tadinya.

Asal kalian tau wahai para readers yang budiman.. Jujur.. Cerita ini sebenarnya saya buat karena seseorang. Seseorang yang ingin saya kenal lebih dalam. Yah.. bisa dibilang cerita ini ide awal dari true story plus harapan dari author geje ini.. hehehe..

Sempat terpikir buat stop lanjutin ceritanya karena saya tau ini kemudian seluruhnya akan jadi khayalan author saja tanpa sebuah harapan. Tapi kemudian saya sadar, tulisan ini sudah terpublish dan dibaca orang lain. Bahkan sudah ada beberapa vote untuk ini.

Artinya saya punya tanggung jawab untuk menuntaskan rasa penasaran pembaca cerita saya selain orang yang saya tuju.

Tapi jujur lagi.. Susah menuliskan sebuah cerita even just an imagination without a hope.

What should i do to get my feel's back?

Plese sarannya ya...

####

Author POV

Selesai mandi Saras segera bersiap. Dia harus berada di venue utama sebelum acara dimulai.

Gadis itu mengenakan dress silver berkerah tinggi menutupi leher dengan rok A line yang panjangnya sedikit di atas lutut. Rambut panjangnya kali ini dibiarkan tergerai dengan sedikit ikal di ujungnya. Tak lupa jepit kupu-kupu berhiaskan swarowsky putih disematkan di sisi kanan rambutnya.

Saras memoles wajahnya dengan make up tipis tapi terlihat pas untuk acara malam ini. Terakhir, dia menyemprotkan parfum white angel favoritnya ke leher dan lengannya. High heels setinggi 7 cm berhiaskan pita kecil dan swarowsky putih berwarna senada dengan gaunnya membuat penampilan Saras sempurna.

Tok tok tok tok...

Ketukan di pintu kamar membuat gadis itu segera membuka pintu untuk tamunya yang tak sabaran di luar sana.

"Ras.. Wow.. You look like a princess! Sering-sering dandan gini dong kalau ke kantor"

Cerocos tamu itu yang ternyata Venny sesaat setelah melihat penampilan partnernya itu.

"Kekantor kayak gini? Ogah banget dah kak. Orang kita cuma ngedekem di balik meja,"

"Hahaha... Becanda juga kali. Ya udah yuk. Kita harus sampai disana sebelum para tamu datang,"

"Ok wait a minute. Aku ambil tas sama hape dulu"

Kedua gadis itu berjalan menyusuri jalan menuju gedung utama sambil berbincang ringan. Sesekali mereka menganggukkan kepala kepada beberapa tamu yang sedang bersiap untuk acara inti PT PNG.

"Hai Sat!"

Saras spontan menengok ke arah orang yang disapa Venny. Satria masih mengenakan celana pendek dan t-shirt putih ketika kedua gadis itu melewati bungalo tempat Satria tidur.

Laki-laki itu tampak sedikit terkejut saat melihat gadis di sebelah Venny yang tampak sangat berbeda dari penampilan biasanya. Satria tersenyum dan melambai ke arah dua gadis itu dengan hati berdebar kencang.

"Kita duluan ya"

Pamit Venny meneruskan langkahnya. Saras hanya mengangguk sekikas lalu menyusul Venny. Tanpa disadarinya, mata Satria masih terus mengawasi sampai tubuh mereka hilang terhalang bungalo lainnya.

####

Damar POV

Aku melihat punggung mereka menghilang diantara bungalo lainnya.

Itu tadi Saras? Kenapa dia terlihat beda ya? Lebih cantik, lebih anggun, lebih..  Err.. menggoda.

Sial! Kalau begini caranya aku harus segera membongkar identitasku padanya. Kalau tidak, bisa-bisa teman-temanku akan mendekatinya lebih dulu.

Sedikit tergeasa aku masuk kamar dan segera mengganti pakaianku. Tuxedo hitam yang ada di lemari langsung ku sambar dan kupakai dengan tergesa. Beruntung aku sudah mandi dan hanya tinggal ganti baju.

Setelah memastikan penampilanku sempurna, dengan mantap ku langkahkan kaki menuju gedung utama.

Sesampainya disana, ternyata suasana sudah cukup ramai. Teman-teman sekantorku sudah duduk di kursinya masing -masing. Sebagian lagi terlihat bergerombol dan ngobrol soal kerjaan dan hal-hal lainnya. Tidak sengaja aku melihat Dewi tengah berbincang dengan Pak Sugi, Stevan, dan Venny.

Kemana Saras?

Aku berkeliling mencari sosok gadis yang membuatku penasaran akhir-akhir ini. Seluruh sudut lantai satu hingga pantry sudah ku jelajahu, tapi aku tidak menemukannya.

Teringat sesuatu, aku setengah berlari ke lantai dua yang merupakan bar, toilet, dan setengahnya lagi dibiarkan terbuka dengan pemandangan pegunungan. Dia pernah bilang kalau dia sangat menyukai senja. Aku yakin kali ini pasti ketemu.

Mataku terua berkeliaran mencarinya. Sampai akhirnya mataku melihat siluet gadis bergaun silver tengah berdiri di salah satu sisi rooftop yang langsung menghadap hamparan sawah dengan latar gunung di kejauhan. Dia tampak sangat menikmati kesendiriannya dengan segela jus lemon di sebelahnya. Menikmati senja yang mulai datang dengan indahnya.

Kepalaku langsung memunculkan ide brilian untuk membongkar identitasku tanpa terlihat bodoh dihadapannya. Segera ku rogoh ponsel dan mengetikkan kata-kata untuk ku kirimkan pada dia.

D: cewek

Dari kejauhan aku bisa melihat dia membuka ponselnya. Dia pasti akan membalasnya sebentar lagi.

S: hai kak..

D: sibuk nggak?

S: belum lebih tepatnya. Aku masih menunggu acaraku dimulai setengah jam lagi.

D: ketemu yuk?

S: eh? Sekarang? Aku kan nggak bisa kak. Kamu emang ada di Bandung? Sejak kapan? Besok aja gimana?

D: gue maunya sekarang. Atau kita nggak usah ketemu aja?

S: yah jangan gitu dong kak.. Besok aja ya? Kakak dimana? Besok aku samperin deh

D: kalau sekarang aja gimana? Gue yang nyamperin lo.

S: emang kakak dimana sekarang?

D: dibelakang lo

Dia menengokkan kepalangan kebelakang sekilas. Tapi sepertinya dia tidak menyadari keberadaanku yang berjalan pelan ke arahnya. Dia kembali menghadap pagar dan mengetik di ponselnya.

S: ah kakak bercanda. Nggak lucu.

D: coba nengok lagi

Posisiku sudah tepat di belakangnya saat dia memutar badannya. Wajahnya tampak heran, tapi kemudian berubah dengan wajah terkejut saat aku mengulurkan tangan dan meraih tangannya untuk kujabat.

"Hai Saras. Gue Damar. Damar Satria Bagaskoro. Lebih sering dipanggil Satria sama orang-orang disekitar gue. Senang akhirnya bisa ketemu lo"

####

Gimana? Makin absurt dan pendek kan?
Saya butuh asupan semangat wahai para readers yang budiman..

so, kali ini saya boleh minta ya?
Nggak banyak, cuma 7 vote buat recharge semangat saya lanjutin ceritanya.
Boleh kan?

Voment please...

Grazie~

Ketika Senja TibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang