part 17

4.3K 393 62
                                    


Perhatian

"Silahkan meninggalkan komentar dengan bahasa yang saya mengerti"

Windy menatap marah keluarganya,bahkan kakak iparnya yang entah kapan tiba dibangkok juga ikut menatapnya penuh harap.

"Apa yang pho katakan padanya ? Kenapa dia ketakutan ?"tanya windy dengan pandangan mata tajam.

Pho windy dan yoan hanya diam tidak ingin memberi jawaban kepada anak bungsunya karna tanpa dijawabpun ia yakin anaknya sudah tau.yoan yang duduk disamping windy mencoba menenangkan adiknya.

"Nong,,,jangan terlalu keras kepala,patuhilah perintah pho,itu yang terbaik untukmu"ujar yoan lembut sambil mengusap rambut windy.

"Apa susahnya sih jadi penurus,kau tidak perlu kerja susah,semuanya sudah dipersiapkan"ujar august yang duduk disamping kiri windy.

"Kita buat persetujuan"giliran kepala keluarga rumah itu yang bersuara membuat mereka memusatkan perhatian mereka penuh pada apa yang akan dikatakan selanjutnya.

"Jika kau ingin terus bersamanya maka jadilah penerus keluarga ini,,,,sebelum kau menikah dan menyerahkan kedudukanmu pada suamimu kelak,tapi jika kau tidak mau pilihan ada ditanganmu tetap bersamanya atau melepaskan oon pergi"

Windy mendengus mendengar ucapan ayahnya,kenapa ia dihadapkan pada pilihan yang sulit.ia ingin bersama oon tanpa menjadi penerus rumah sakit keluarga mereka.

"Akan kupikirkan"ujar windy lesu dan langsung meninggalkan ruangan itu menyisakan keluarganya yang memandang kepergiannya.

"Apa pho tidak terlalu berlebihan menjadikan oon pilihan disini ?"tanya yoan selepas adiknya pergi,ia tau adiknya tidak bisa melepaskan oon.

"Hanya itu cara agar dia tetap disini"jawab ayahnya tetap pada pendiriannya.

"Tapi tidak bisakah paman membiarkan windy menikah dulu baru dia bisa memimpin rumah sakit ?"august ikut mengeluarkan pendapatnya.

"Biarkan adik ipar memilih jalan hidupnya pho,dia sudah dewasa"giliran yonghwa mngeluarkan suaranya setelah diam terlalu lama.

"Dengan menahan seorang pria disisinya kalian pikir itu dewasa ? Bahkan ia tidak tau oon itu berasal dari mana,atau apa oon sudah berkeluarga,bagaimana jika keluarga oon mencarinya ?"

Semua yang ada diruangan itu mengiyakan apa yang dikatakan ayah mereka namun juga tidak tega memisahkan windy dan oon.

Windy memasuki kamar oon dimana oon sedang duduk menghadap jendela kamarnya yang terbuka melihat keluar dengan pandangan kosong dan air mata dipelupuk matanya.

Windy mendekat,menundukkan badannya dan memeluk oon dari belakang,menyandarkan pipinya pada puncak kepala oon,air mata mulai berjatuhan dipipinya.

"Mereka ingin memisahkan kita"ujar oon sedih

Windy menggeleng dan semakin memgeratkan pelukannya.

"Jangan tinggalkan aku"ujar oon sendu dan melepaskan pelukan windy lalu menuntun windy untuk berdiri didepannya.

"Jangan menangis"ujar oon lagi sambil mengusap air mata dipipi windy dengan ibu jarinya.

obsessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang