part 9

6K 510 169
                                    

Krist memandang langit sore dengan air mata dipelupuk matanya,dia menyesal.menyesal mengenal seorang singto prachaya,menyesal menerima tawarannya,dan menyesal untuk  apapun yang dirasakannya sekarang untuk singto.

Hari ini,krist merasa benar-benar menjadi orang yang begitu menjijikkan,sangat hina dan sangat kotor.bagaimana bisa jantungnya berdebar untuk seorang singto saat ia masih menggunakan cincin pertunangannya.

Dadanya sesak karna lelah menahan tangisnya,hidung memerah dan bibir bergetar melafalkan jika perasaannya salah,sangat salah tapi hatinya berseru jika itu adalah kebenaranan.Singto menjangkau hatinya.

Flashback

"Baiklah,tuan godt itthipat...."

Godt tersenyum memancarkan kemenangannya,janhae memandang singto tidak percaya dan krist sudah siap dengan air matanya yang siap tumpah kapan saja.

"Senang tidak bisa bekerja sama dengan anda"senyum miring tercetak dengan jelas diwajah tampan singto

"Masih ingat pintu masuk tadi bukan ? Silahkan keluar.atau anda membutuhkan seseorang untuk mendepak anda dari kantor saya sekarang ?"tanya singto dengan suara dinginnya yang siap membekukan siapapun yang mendengarnya.

Senyum simpul muncul dari kedua belah bibir janhae,singto yang dulu dia kenal telah kembali,orang yang tidak bisa melihat orang lain ditindas dan diperlakukan semena-mena.walaupun dia tau ada sesuatu kenapa singto lebih memutuskan tidak bekerja sama dengan godt dan lebih menjaga kehormatan krist.

Godt membelalakkan matanya terkejut dengan keputusan singto,rahangnya mengetat menahan kesal.cukup sudah hari ini dia dipermalukan.godt bergegas keluar dari ruangan itu,setelah melirik krist dengan tatapan yang krist tidak tau apa maksudnya.

Dipandanginya wajah dingin singto yang sama sekali tidak melirik kepadanya,jantungnya berdebar dengan perlakuan singto,orang yang pemaksa dan pemarah seperti singto rela meninggalkan keuntungannya hanya untuk dirinya yang bahkan tidak memiliki kehormatan apapun untuk dijaganya lagi.

***

Pintu ruangannya diketuk dari luar membuyarkan konsentrasi singto yang difokuskan pada kertas-kertas didepannya.

"Masuk"serunya pada si pengetuk pintu.

Pintu terbuka menampilkan seseorang yang dirindukannya semalaman ini,tapi singto tetap mempertahankan posisinya tidak ingin mengubris krist didepannya,ia masih kesal dengan penolakan krist kemarin dan mengetahui fakta jika krist memiliki seorang wanita.wanita yang mengantarnya dan memeluk krist sebelum turun dari mobil.

"Aku,,,ingin berterima kasih padamu"ujar krist masih didepan pintu.

Singto tetap diam ingin tahu apa lagi yang akan dikatakan oleh krist.

"Eummm,,,itu,,,semalam kau tidur dimana ?"tanya krist dengan nada gugup

"Bukan urusanmu"jawab singto dingin

"Ahhh,ya,,,kau benar,itu bukan urusanku,,maaf mencampuri kehidupanmu,,,tapi pulanglah"jawab krist dan membalikkan badannya ingin keluar dari ruangan yang suasananya sangat mencekamkan itu.

"Siapa yang menyuruhmu keluar ?"tanya singto tajam "tutup pintunya"

"Kemarilah"

Dengan pelan krist berbalik setelah menutup pintu seperti yang diperintahkan singto dan menghampiri singto dimeja kerjanya.

"Kenapa berdiri disitu ? Mendekatlah"

Sekali lagi krist menuruti apa yang diperintahkan oleh singto,krist mendekat hingga berdiri disamping kursi yang singto duduki sebelum singto menariknya untuk duduk dipangkuannya.

obsessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang