part 29

4.2K 380 108
                                    

Lian membalut tangan singto dengan lembut setelah menggunakan perban lalu menatap singto kasihan sedangkan new tidak berkomentar apa-apa,mereka seperti melihat singto dimasa lalu saat arthit meninggalkannya,namun ini lebih parah dari pada masa lalu.

setelah menyelesaikan tugasnya lian pergi meninggalkan singto bersama new untuk membersihkan kaca yang tadi dihancurkan singto dengan cara meninjunya.

New dan lian terkejut saat pagi mendengar kaca yang pecah dari kamar singto dan buru-buru menghampirinya.new bertanya dan singto hanya menjawab jika krist meninggalkannya.

Lian dan new cukup mengerti arti meninggalkan yang dimaksud singto jadilah mereka tidak bertanya lagi.

"Dia mengetahui tentang arthit"ujar singto lemah.

"Walaupun saat ini krist tidak tau tapi cepat atau lambat dia juga akan tau kebenarannya,hanya saja kebenaran yang menunggu kalian menghampirinya,,,dan sekarang waktunya"

Singto menghempaskan tubuhnya kesofa dengan air mata yang sempat mengering sekarang mengalir lagi.

"Jika kau jujur diawal kurasa semuanya tidak akan seperti ini"

Singto membenarkan perkataan new,jika saja dia jujur dari awal walaupun tidak bersama namun setidaknya krist tidak akan meninggalkannya dengan perasaan kecewa.

****

new mengetatkan rahangnya saat melihat kertas yang terbungkus rapi didepannya itu seperti sedang menertawakan hidup sahabatnya.lian mengambil kertas yang disodorkan krist tersebut dan membaca sekilas,sebenarnya dari bentuknya saja lian sudah tau isi dari kertas tersebut tanpa membacanya.

"Bagaimanapun,,,kuucapkan selamat untukmu krist"ujar lian jujur "semoga ini jalan terbaik untukmu dan singto"

Krist tersenyum yang new dan lian mengerti ada kegetiran disana,senyum keraguan tanpa adanya keyakinan yang sesungguhnya.

"Kau mencintainya bukan ?"

Krist mencoba diam dari pertanyaan yang menurut krist pernyataan dari new.

"Singto sangat mencintai arthit"

Kali ini bukan senyuman atau keterdiaman yang ditunjukan krist pada pernyataan new tapi lebih ke emosi yang terpendam.

"Bahkan lebih dari ia mencintai dirinya sendiri"

Lian menunduk mendengar cerita new beda dengan krist yang mencoba tidak merespon apapun.

"Apapun akan dia lakukan untuk kebahagian arthit makanya saat arthit mengkhianatinya singto merasa cinta itu hanyalah omong kosong belaka,tidak ada cinta didunia ini"

"Arthit tidak mengkhianatinya,bahkan untuk berpikir saja dia tidak pernah,,,phiku begitu mencintainya"

New mengulum senyumnya saat mendengar kalimat krist.

"Bukankah ini terdengar lucu ?"new mulai santai dengan kata-katanya "mereka saling mencintai,namun takdir menghalangi,,,kau tau kenapa ?"

Lian dan krist menatap new ingin tau apa yang dimaksudkan new barusan.

"Karna takdir singto bukan bersama arthit,,,tapi untuk bertemu denganmu,krist"

Entah dari mana air mata itu berasal,yang pasti pipi krist saat ini mengaliri air mata dengan indahnya.

"Aku tidak mengatakan ini untuk kau mengasihani singto,tapi aku hanya ingin kau tau jika saat ini arthit sudah tidak dihatinya,,saat ini kau yang disana,bukan menggantikan karna sampai kapanpun arthit tidak akan tergantikan oleh siapapun walaupun itu kembarannya sendiri,tapi memang kau pemilik hati singto saat ini"

obsessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang