Part 22

12.6K 379 18
                                    

2 bulan sudah hubungan Berlian dan Dava berjalan tanpa status yang jelas, Dava bahkan tinggal bersama Berlian dan ketiga jagoannya sejak terakhir adegan panas mereka di ruang kerja Berlian

Dengan iming-iming ingin menjaga ketiga jagoannya dan selalu ingin melihat perkembangan anak-anaknya akhirnya dengan berat hati Berlian menyetujui usul Dava

Selama tinggal serumah, seminggu pertama terasa manis semua serba penuh kasih sayang dan perhatian, lalu Minggu ketiga mereka masih mesra tapi terkadang mulai ada perdebatan perbedaan pendapat, kemudian Minggu keempat dan seterusnya mulai terlihat jika Dava seperti selalu mengekang Berlian untuk setiap kegiatan Berlian

Dava akan marah ketika Berlian pulang terlambat bahkan jika diantar oleh lelaki lain yang tak lain adalah mitra bisnisnya
Dengan alasan Berlian yaitu *tak enak menolak* akhirnya Dava hanya pasrah saja

Berlian sendiri terkadang juga merasa risih saat Dava marah secara tiba-tiba dan mengatur hidupnya, tanpa sadar Dava sudah membuat perjanjian tak tertulis jika Berlian tidak boleh pulang lebih dari jam 6 sore walaupun lewat sedetik saja ia akan marah dan memberikan pertanyaan yang sangat banyak, hingga akhirnya Berlian merasa jengah dan terbebani

"Baru tinggal serumah 2 bulan saja sudah seribet ini apa lagi jika nanti sudah menikah"pikir Berlian tiap hari yang akhirnya hanya menambah bebannya saja

Memang secara langsung ia tidak kerepotan mengasuh ketiga jagoannya yang sangat aktif, terkadang Dava juga membantu pekerjaan Berlian, namun tetap saja Berlian merasa privasinya sangat terganggu

'kantor'

Tiiittttt tiiittttt tuiiiit tuiiiit (suara dering hp berlian)

Ada panggilan masuk yang langsung diangkat Berlian tanpa melihat siapa sang penelpon

"Halo"ucap Berlian

"Halo sayang, apa kabar?"ucap sang penelpon

"Kakek?"ucap Berlian terkejut saat suara sang Kakek terdengar

"Iya, kenapa kok terkejut gitu?"tanya sang Kakek

"Eh, enggak kok"ucap Berlian lagi

"Kamu gak kenapa-kenapa kan selama Kakek tinggal?"tanya sang Kakek selidik

"Enggak kok kek, aku disini baik baik aja"ucap Berlian memberi tau

"Hm, gimana cicit-cicit Kakek?"tanya sang Kakek

"Mereka juga baik kok"ucap Berlian

"Baik banget malah, selalu anteng sama daddynya"ucap Berlian dalam batinnya

"Oh iya kemarin kakek sempat ketemu loh sama Kelvin"ucap Kakek

"Ha? Siapa?"tanya Berlian memastikan

"Kelvin, itu loh mantan kamu itu..  dia sekarang makin ganteng, berkarisma, trus Uda jadi CEO di perusahaannya padahalkan umurnya sama kayak kamu kan?"ucap sang Kakek

"Oh iya kek"ucap Berlian yang merasa sudah tau duluan tentang sang mantan

"Kemarin dia tanya nomor kamu ke Kakek loh, dia bilang kangen kamu"ucap sang Kakek lagi

"Trus Kakek kasih?"tanya Berlian

"Ya enggak la, Kakek tau gimana kepribadian cucu Kakek ini, nanti kalau Kakek kasih kamu bisa ngambek sama Kakek"ucap sang Kakek sambil tertawa

"Baguslah kalau gitu"ucap Berlian

"Kamu gak ada minat mau cari pasangan?"tanya sang Kakek

"Belum, aku masih mau fokus dulu kek ke anak-anak, mereka masih kecil"ucap berlian

"Hem yah terserah kamu sih, kan kamu yang jalani, tapi kalau Kakek boleh berpendapat baiknya kamu cari pasangan biar anak anak kamu cicit-cicit Kakek itu punya Daddy"balas sang Kakek

"Mereka Uda punya Deddy kali kek, Uda serumah malah"batin Berlian

"Iya kek, aku usahain"ucap Berlian

"Hm yauda kalau gitu"ucap sang Kakek lagi mengakhiri topik jodoh

"Kakek kapan balik sini?"tanya Berlian

"Kurang tau, masalah disini belum selesai mungkin beberapa Minggu lagi, kenapa?"tanya sang Kakek

"Gak Uda kangen aja, apalagi cicit-cicit Kakek itu, mereka Uda aktif banget loh kek"ucap Berlian sambil mengingat ketiga jagoannya

"Oh ya? Wah Kakek gak sabar mau pulang deh jadinya, kamu sekali kali kirim foto mereka dong"ucap sang Kakek

"Hehe iya kakak ku sayang"balas Berlian

"Kamu juga jangan sombong masa harus Kakek yang hubungi kamu, Kakek kan sudah tua harusnya kamu lebih perhatian sama Kakek, tanya tanya kabar Kakek gitu"ucap sang Kakek yang terlihat seperti orang yang sedang merajuk

"Hehehe iya Kakek ku.."ucap Berlian lagi sambil tertawa

Tok tok

"Permisi Bu"ucap sang sekertaris yang sudah masuk ke dalam ruangan berlian

"Iya ada apa?"tanya Berlian yang sudah menjauhkan hpnya dari telinganya

"15 menit lagi rapat akan dimulai"beritahu sang sekertaris

"Oh iya makasih "ucap Berlian yang langsung melanjutkan telponnya dan snag sekertaris keluar dari ruangannya

"Mau rapat?"tanya sang Kakek

"Iya kek, kalau gitu aku matiin ya nanti aku hubungi lagi"ucap Berlian

"Iya iya kamu jangan lupa jaga kesehatan ya, dan jangan lupa kirim foto cicit-cicit Kakek itu"ucap sang Kakek mengingatkan Berlian

"Iya iya Kakek, Kakek juga jaga kesehatan ya"ucap Berlian

"Iya"balas sang kakek

"Kalau gitu aku matiin ya, i love you Kakek kuu"ucap Berlian

"Love you too cucuku"balas sang Kakek

Dan akhirnya panggilan mereka terputus

Berlian melihat jam ditangannya, lalu merapikan berkas yang akan dibawanya saat rapat nanti
Saat sedang asik mengumpulkan beberapa berkas Berlian teringat akan sesuatu

"Wait, Kakek bakal pulang?"ucap Berlian pada dirinya sendiri

"Kalau gitu Dava gimana?, Astaga aku lupa Kakek gak suka dengan keluarga Dava"ucap Berlian

"Bagaimana ini"

.
.
.
Makasih ya yang masih tetap setia membaca cerita saya walaupun typo betebaran dimana mana
Makasih udah commend dan like 😉
See you next chapter😉😉😉😊😊

ONE NIGHT STANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang